06:00
Suara tawa menganggu waktu tidur Jisung, ia melirik ke arah jam dinding masih menunjuk pukul enam tepat. Dengan malas Jisung membuka matanya. "Baby," panggil Jisung sudah bersandar di sandaran ranjang.
"Daddy lihat perut Buna tidak selembut dulu lagi hahaha," ucap Axleo menekan perut Chenle membuat Jisung panik sendiri.
"Leo jangan gitu kasian adik Leo," Chenle dan Axleo saling bertatapan bingung. Apa Chenle hamil atau Jisung yang bermimpi Chenle hamil.
"Hyung aku kan belum hamil"
"Kata Sungchan bodoh tadi kau sudah memasuki kehamilan tiga hari," balas Jisung bangga.
"Yang benar Dad? Jadi Leo punya adik dong tapi nanti Buna sama Daddy tidak sayang dengan Axleo dong hmm tidak apa-apa kalau adik Leo senang Leo juga senang"
"Leo ngomong apa sih Buna pasti sayang Leo. Leo kan anak Buna juga," dengan gemas Chenle memeluk tubuh Axleo yang ada di hadapannya.
"Leo jangan beritahu siapa-siapa tentang kehamilan Buna"
"Kenapa Daddy bukannya itu kabar baik yah?" tanya Axleo sedangkan Chenle memilih untuk diam memperhatikan percakapan Jisung dan Axleo.
"Kau ingin adikmu dilukai dengan saingan Daddy dan orang yang tidak suka dengan Buna?" pertanyaan yang di lontarkan Jisung membuat Axleo terdiam yang di katakan Jisung memang benar tapi apa para pelayan tidak perlu tau juga pikir Axleo.
"Bagaimana dengan para pelayan Daddy?"
"Daddy rasa tidak usah apalagi masih ada Yuna di sini-...,"
"Iya sudah buang saja dia ke jalanan apa susahnya sih hyung," potong Chenle sudah merangkak untuk duduk di pangkuan Jisung.
"Baby itu terlalu kejam kita bisa suruh Leo mengusir nya atau menganggu nya hingga Yuna leleh," Chenle yang mendengar itu hanya mengangguk dan memakai jari-jari panjang Jisung yang memeluknya.
"Baik akan Leo lakukan buat adik Leo aman sama Buna," bangga Leo, memeluk tubuh Chenle. " Nanti pas Leo sudah punya adik Buna jangan lupa sama Leo yah," gumah Leo masih di dengar Chenle dan Jisung.
"Loh Leo kan anak kesayangan Buna, sini-sini Buna cium pipinya dulu"
"Tidak Buna menjauh dari Leo. Leo tidak ingin di cium AAAAA," dengan kuat Axleo mendorong tubuh Chenle. " Daddy tolong," pinta Axleo tapi Jisung memilih abai terhadap Axleo.
"Cium aja Buna"
"Cupp.... satu," Chenle mencium Axleo di sebelah kiri dan kanan bergantian.
"Cupp... Dua," sekarang di kening.
"Cupp... Tiga," sekarang di bibir.
"Baby apa yang kau lakukan itu aset ku ahh Leo kau," geram Jisung tapi ia bisa apa jika Axleo itu anak kesayangannya Chenle.
"Maaf Dad tapi Buna sendiri yang mau," balas Axleo sudah berbaring di samping Jisung dengan handphone Jisung sudah di tangannya. "Dan aku ingin adik laki-laki bukan perempuan," sambungnya cuek.
"Ishh, Leo kok gitu Leo tau tidak kalau Buna buatnya itu susah apalagi hormon Daddy kamu itu banyak," balas Chenle tanpa ada dosa di hadapan anaknya.
Jisung mendengar itu hanya tersenyum masam ada apa dengan keluarganya pagi-pagi begini. Biasanya jam segini Axleo masih tertidur pulas begitu juga dengan Chenle tapi tidak untuk hari ini Chenle sengat manja dan Axleo sudah bermain handphone miliknya pagi-pagi.
"Mandi mau?" tanya Jisung yang di balas dengan anggukan dari keduanya malaikat nya.
Jisung mengendong Chenle dan Axleo ke kamar mandi. Ketiga menyempatkan untuk bermain dengan busa-busa sabun mandi atau lebih tepatnya hanya Axleo dan Chenle sedangkan Jisung hanya diam sambil menunggu keduanya selesai mandi.
06:45
Setelah selesai mandi Jisung dan kedua malaikatnya memutuskan untuk turun ke lantai bawah untuk sarapan pagi tentunya. Di sana sudah ada Yuna duduk dengan anggun di kursi makan dan yah pakaiannya agak terbuka membuat Chenle kesal sendiri pagi-pagi.
Chenle duduk si samping Jisung sedangan Axleo duduk di samping Yuna yang berhadapan dengan Jisung. "Selamat pagi Jisung," ucap Yuna ramah.
"Selamat pagi juga bibi Yuna," bukan Jisung yang menjawab melainkan Axleo yang menjawab.
"Hari ini aku yang memasak semuanya Sung," pamer Yuna yang di balas dengan deheman Jisung.
"Kau yang masak atau bibi Sooyoung?" tanya Chenle dengan sinis.
"Tentu saja aku kau tidak percaya"
"Kalau ini bagaimana cara memasaknya?" tanya Chenle kali ini ia menuju telur gulung itu.
"Goreng mungkin," balas Yuna tidak yakin.
"Kau bilang mungkin apa kau tidak pernah memasak nona Shin?"
"Kau!! tunjuk Yuna tepat di depan wajah Chenle.
Chenle dan Yuan sibuk berdebat Jisung dan Axleo sudah memakan sarapan keduanya dengan tenang seperti Jisung tidak terlalu abai dengan Chenle bukti nya sekarang ia masih bisa menyuapi Chenle masih adik berdebat.
"Jangan menunjuk tuan rumah seperti itu apa bibi tidak pernah di didik atau bersekolah?" tegur Axleo sudah selesai sarapan. "Buna aku naik ke atas dulu," pamit Axleo.
"Aku juga," rengek Chenle pada Jisung.
"Tapi kau belum makan baby"
"Hyung kan tadi ada suapin Chenle walaupun sedikit setidaknya makan ya kan"
"Makan di kamar mau?" tawar Jisung di angguki oleh Chenle membuat Jisung bernapas lega.
Jisung dan Chenle naik ke lantai atas meninggalkan Yuna yang memasang wajah kesalnya.
Tbc
.
.
.
Aku bakal terima resensi kalian
buat novel aku
:))
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda keren [DUREn] •• Chenji •• Jichen
FanfictionPark Ji-Sung seorang CEO kaya-raya nomor satu di Asia Timur yang terkenal dengan sifat cuek dan dingin. Jisung di beri paras yang tampan membuat wanita-wanita dan pria-pria manis dan cantik di luar sana banyak yang mengincar Jisung. Tapi tidak ada y...