𝟚𝟡

53 27 55
                                    

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Semilir angin menerpa wajah dua remaja yang tengah duduk di atas batu besar dekat pantai. Sepasang kekasih itu sedang menikmati indahnya pantai dengan meminum kelapa muda. Mereka Amalia dan Gilang.

"Lang, pulang yuk. Dingin" ujar Amalia sambil mengusap lengan. Melihat Amalia yang kedinginan terkena angin laut, Gilang menyerahkan jaket yang sendari tadi ia bawa.

"Di sini dulu bentar, mumpung kita sama-sama libur. Kalau dingin pakai jaket" tak kunjung di terima, alhasil Gilang sendiri yang memasangkan jaket kebesarannya di tubuh mungil Amalia.

"Al, kita udah hampir 3 tahun masa mau gini-gini terus" ucap Gilang melantur. Entah ada hal apa yang membuat Gilang membicarakan tentang hubungan mereka.

"Hah?" Amalia menghentikan aktivitasnya yang sedang menggerok daging kelapa. "Maksudnya gimana?"

"Beberapa bulan lagi aku bakal bawa keluarga aku kerumah kamu"

"Emangnya mau ngapain di rumah aku" tidak tahukah Amalia jika Gilang sendari tadi mencoba sabar dengan ketidak pahamannya.

Berdecak kesal, Gilang memilih menghabiskan air kelapa yang masih tersisa. "Lang, kamu tadi ngomong apa sih" kesal karena di cueki, Amalia menggoyang-goyangkan lengan Gilang.

"Males" pura-pura merajuk, Gilang mengalihkan pandangan agar tidak bertatapan dengan Amalia.

Alih-alih membujuk Gilang yang sedang marah, Amalia malah ikut marah. Keheningan menyapa mereka sejenak hingga Gilang memberi tahu inti apa yang ia maksud tadi.

"Beberapa bulan lagi, aku bakal bawa keluarga besar aku ke rumah kamu"

"Emang ngapain ke rumah aku?" Sepertinya Amalia belum bisa mencerna ucapan Gilang dengan sepenuhnya.

Mendekatkan wajahnya dengan Amalia, Gilang membisikkan sesuatu di sana "Mau lamar kamu"

***

Minggu pagi kali ini Amalia menghabiskan waktu dengan Santi, Kaila dan Naura. Mereka ingin menghabiskan waktu untuk bermain, mengingat kesibukan mereka masing-masing yang kini telah menjadi mahasiswi.

Saat ini mereka tengah makan di warung lesehan pinggir jalan. Dengan menu andalan pecel lele, sebagian orang pasti suka dengan menu makanan yang satu ini.

"Pak! Tambah lalapan 1 lagi ya" pinta Santi kepada bapak penjual pecel lele yang sedang menggoreng.

"Perasaan dari tadi Lo tambah terus deh San" heran Naura, pasalnya Santi sudah menghabiskan 2 gelas es jeruk tadi, dan sekarang malah tambah makanan lagi. Yang pasti jika menambah makanan minuman pun juga.

"Nanti kamu gemuk loh San" tambah Amalia ikut menimpali.

"Nah iya, bener yang di bilang Amalia. Entar jadi gembrot" seketika tawa keempatnya meledak, mereka tertawa  tak menghiraukan pengunjung lain yang menatap heran.

Naura yang mulai risih di lihat banyak orang pun membuka suara "Udah-udah, malu di liatin orang"

"Ya kali gue langsing gini di bilang gembrot ada-ada aja Lo Kay"

"Bercanda doang berperan" balas Kaila tak kalah sengit.

"Aku nanti mau ngomong sama kalian" Amalia berucap di sela muntahannya.

"Sekarang aja Al"

'Sekarang kita makan dulu"

Mereka mulai menyantap makan dengan hening, tak ada lagi candaan seperti tadi karena juga takut menggangu orang lain, mereka juga takut jika tersedak.

Setelah selesai makan dan membayar,  mereka memilih pergi ke suatu tempat. Dimana tempat itu menyimpan banyak keindahan. Di sini lah mereka berada, di danau yang  tempatnya tak jauh dari warung pecel lele.

Bukan hanya keindahan danau saja yang bisa mereka nikmati, nyatanya saat ini mereka berempat sedang mengantri untuk menaiki wahana bebek air.

Setelah membeli tiket, mereka langsung berdiri di pinggir danau menunggu giliran. 1 bebek hanya muat untuk 2 orang, jadi Amalia bersama dengan Kaila, sedangkan Santi dengan Naura.

Lihatlah, mereka seperti anak kecil sekarang, dengan menaiki bebek air. Mahasiswi semester 2 itu tak henti-hentinya tertawa, entah sedang menertawakan apa.

Mereka menggoes bebek dan menjalankannya mengitari danau. Bebek yang di tumpangi Amalia dan Kaila itu berada di depan. Sedangkan Santi dan Naura membuntuti mereka berdua di belakang.

"Woy! Tunggu in kita, kalo goes jangan cepet dong. Linu nih lutut gue" Santi berteriak nyaring, memang tak tahu malu satu anak ini.

Tak mengidahkan ucapan Santi, Amalia dan Kaila malah semakin cepat menggoes. Kini, Amalia dan Kaila berada di bawah kolong jembatan yang ada di danau.

Sedangkan Santi dan Naura belum terlihat. Sepertinya mereka tertinggal lumayan jauh. "Foto-foto yuk Al" ajak Kaila sambil mengeluarkan handphone dari tas.

"Iya, tapi gantian nanti" setelah itu mereka asik berfoto, mulai dari foto sendiri-sendiri hingga foto bersama.

"Balik yuk Kai, waktunya tinggal 5 menit lagi" ajak Amalia setelah melihat jam yang melingkar di tangannya, memang saat meyewa bebek air ini ada waktu yang sudah di tentukan oleh si pemilik.

"Oke deh, biarin aja Santi sama Naura"

Setelah sampai di tepi, dan menyerahkan bebek air kepada pemiliknya. Mereka berdua berkeliling mencari keberadaan Santi dan Naura.

Sejauh mata memandang, mereka belum menemukan keberadaan Santi dan Kaila. Sudah hampir 5 menit mengitari tepi danau tapi belum terlihat Santi dan Naura yang mengapung di air menggunakan bebek air.

"Kemana sih mereka, apa jangan-jangan di gondol hantu air" Kaila berkata asal-asalan.

"Gak mungkin lah, apa mereka masih muter di ujung sana ya" ujar Amalia menunjuk sebrang danau. Memang danau yang mereka kunjungi ini lumayan luas, hingga sulit untuk menelisik penampilan seseorang dari kejauhan.

"Heh, ngapain kalian clingak-clinguk kayak apa aja" suara itu berasal dari arah belakang mereka. Membalik badan, mereka mendapati Naura dan Santi yang sudah duduk anteng di salah satu kursi sambil menikmati takoyaki.

Entah bagaimana bisa mereka berdua sudah selesai bermain terlebih dahulu. "Kalian sejak kapan di sini?" Tanya Amalia saat dirinya sudah sampai di hadapan Santi dan Naura.

"Sejak kalian lagi cariin kita" jawab Naura santai dan memasukkan 1 butir takoyaki kedalam mulutnya.

"Oh iya, katanya Lo mau ngomong Al. Emang hal apa yang mau di bicaraain?" Tanya Santi mengingat ucapan Amalia saat di warung pecel lele tadi.

"Jadi, Gilang mau lamar aku" ucapan Amalia yang spontan di hadiah i tatapan terkejut dari teman-temannya.

"Yang bener Al?" Kaila memastikan jika telinganya tidak salah dengar, Amalia pun hanya mengangguk.

"Gilang gercep banget ya padahal kita belum punya doi, eh Amalia malah mau lamaran" sahut Naura.

***

Di publikasikan pada tanggal 2 Desember 2021

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AMALIA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang