Matahari menyelusup masuk melalui celah gorden yang terbuka. Membuat kamar yang semula gelap menjadi remang-remang. Sesosok tubuh terbujur pulas di atas ranjang dengan selimut tebal menutupi, menyisakan kepala dengan rambut terurai. Suara panggilan dari pintu, awalnya hanya berupa ketukan pelan lalu berubah menjadi gedoran saat lima menit tanpa ada sahutan.
"MJ, please, bangun! Sudah jam sembilan!"
Melva hanya menggeliat sebentar lalu kembali tertidur, tidak mengacuhkan panggilan untuknya.
"MJ, calon suamimu datang. Ayo, bangun!"
Awalnya, Melva mengira salah mendengar saat Talia mengatakan tentang calon suami. Ia menggeliat malas hingga suara asistennya kembali terdengar.
"MJ, Tuan Adrian ada di lobi menunggumu! Banguuun!"
Kali ini, Melva benar-benar membuka mata, duduk tegak ia berteriak. "Masuk! Nggak dikunci!"
Pintu menjeplak terbuka, Talia menyerbu masuk dan menghampiri ranjang. "Ayo, bangun! Calon suamimu di lobi."
"Hah, maksudmu siapa?"
"Memang siapa yang mau menikah? Kamu, MJ."
"Tu-tunggu, Adrian ada di lobi?"
Talia mengangguk. "Iya, dan menelpon ke atas dengan sangat sopan. Memberikanmu waktu untuk mandi dan berdandan. Dia menunggu di bawah sambil mengopi. Katanya, akan mengajakmu ke suatu tempat."
Kali ini Melva mengernyit, mengucek mata dan balik bertanya. "Jadwalku hari ini apa?"
"Kosong. Sebenarnya ada pemotretan tapi ditunda lusa."
"Oh, jadi Adrian mau mengajakku ke mana?"
"Mana aku tahu. Cepat sana mandi, dan berdandan. Jangan biarkan Tuan Adrian yang agung menunggumu."
Melawan rasa enggan karena bangun lebih awal di saat jadwal kosong. Melva bergerak lambat menuju kamar mandi. Sepanjang membersihkan diri, benaknya bertanya-tanya tentang Adrian. Ke mana laki-laki itu akan membawanya? Kenapa bisa tahu tempat tinggalnya? Setahunya, apartemennya sangat rahasia dan hanya sedikit sekali orang yang tahu ia di sini.
Selesai mengguyur tubuh dengan air hangat, ia duduk di depan cermin. Memoles wajah dengan pikiran bertanya-tanya, pakaian apa yang harus ia kenakan sekarang. Ia tidak tahu acara apa yang harus ia hadiri. Bukankah seharusnya Adrian meneleponnya dulu sebelum mengajak pergi? Jadwal kerjanya sering tidak menentu. Namun, ia menyadari satu hal kalau mereka belum berbagi nomor ponsel.
Berdiri di depan lemari yang terbuka, Melva meminta Talia datang dan membantunya memilih baju.
"Bagaimana ini?" Ia menunjuk setelan putih tanpa tali.
Talia menggeleng. "Terlalu sexy."
Menarik gaun merah mini. "Ini?"
"What? Ini nggak cuma sexy tapi provokatif!"
Setelah banyak baju tidak disetujui oleh asistennya, akhirnya mereka sepakat memilih gaun biru dari bahan rajut berlengan panjang. Menggunakan anting besar dan sepatu hak tinggi warna hitam, Melva merasa dirinya perawan yang akan menemui pangeran. Berpenampilan rapi tanpa cela, bahkan tidak dengan pakaian yang dianggap menggoda.
Menenteng tas kecil di tangan, Melva turun sendirian. Ia meminta Talia untuk menunggunya di atas sementara menemui Adrian sendiri. Ia berpapasan dengan beberapa penghuni saat melintasi lobi dan mereka mengangguk ramah padanya. Langkahnya terhenti di dekat sofa besar, menatap sosok laki-laki tinggi menjulang yang berdiri di dekat tanaman palem besar. Berdehem sesaat, ia mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Seduce My Husband
RomanceMelva Javiera atau akrab dipanggil MJ, adalah seorang model dan artis terkenal Dia menikah dengan seseorang yang dikenal dari masa kecil karena desakan keluarga. MJ sama sekali tidak menyangka, kalau laki-laki dalam bayangannya yang kaku kini berub...