Setelah memakai masker dan kacamata, Melva turun dari mobil. Adrian menjajari langkahnya saat mereka bersama-sama menuju butik. Seorang petugas berseragam membantu membuka pintu dan mereka disambut oleh seorang wanita amat cantik berumur sekitar empat puluhan memakai kain songket dan kebaya. Wanita itu tersenyum ceria, menjabat tangan Adrian.
"Mamamu sendiri yang meneleponku, Adrian. Rasanya tidak percaya kamu akan menikah."
"Bu Ayu," sapa Adrian ramah. "Maaf datang mendadak."
Ayu mengibaskan tangannya. "Aduh, jangan sungkan begitu. Kayak sama siapa aja. Ngomong-ngomong, ini calon istrimu?" Ia mengalihkan pandangan pada wanita cantik di samping Adrian, mengernyit karena merasa mengenali sosok wanita itu.
Adrian mengangguk, tersenyum ke arah Melva. "Benar, ini calon istriku."
Membuka masker dan kacamata hitam, Melva mengangguk ramah. "Apa kabar, Bu?"
Ayu melongo, tidak dapat menyembunyikan kekagetannya. Ia menatap Melva tak berkedp dari atas ke bawah lalu berucap keras. "Astaga, ini MJ?"
"Iya, ini MJ."
"Wah, sama sekali nggak nyangka kalau Adrian akan menikah dengan artis terkenal." Ayu meriah tangan Melva dan meremasnya. "Senang rasanya, bisa menjahit gaun pengantin untuk wanita secantik kamu, MJ."
Melva tersipu-sipu. "Bu Ayu jangan merendah. Siapa yang tidak kenal dengan Ayu Kaliwang, designer yang terkenal dengan detil yang indah. Beberapa kali saya berjalan di catwalk dengan gaun buatanmu."
Ayu mengangguk gembira."Iya, iya, sayangnya baru kali ini kita berkesempatan bertemu langsung. Ayo, masuk. Kita mulai fittingnya."
Adrian yang sedari tadi terdiam, mengikuti langkah Melva dan Ayu menuju ruang dalam. Di sana mereka diukur, dan berdiskusi tentang model, warna, dan bahan gaun yang akan dipakai. Total ada sekitar tiga pasang gaun yang dipesan. Untuk bagian Adrian sendiri, tidak terlalu merepotkan karena memakai jas berwarna sama dengan gaun Melva. Sepanjang pertemuan yang berlangsung hampir empat jam, lebih banyak Melva yang berbicara dengan Ayu.
"Aku akan meneleponmu kalau ada detil yang ingin diubah, atau pun warna yang cocok," ucap Ayu saat mereka mengakhiri pertemuan.
Melva mengangguk. "Dengan senang hati, Bu."
Hari sudah melampaui jam makan siang saat mereka keluar dari butik. Melva meringis saat di dalam mobil perutnya berkriuk lapar. Pagi tadi, ia tidak sempat sarapan diet dan sekarang harus menahan lapar. Ia mengernyit saat Adrian mengarahkan kendaraan menuju restoran.
"Mau apa kita?" tanya Melva.
"Makan siang."
Melva menggeleng. "Nggak bisa, aku nggak mau turun."
Adrian menatapnya sambil mengernyit. "Kenapa?"
"Kamu masih tanya kenapa? Ini jam makan siang dan bisa dipastikan restoran dalam keadaan ramai. Kalau aku sekarang masuk ke sana, bisa dipastikan akan terjadi kehebohan. Kasihan orang-orang yang sedang makan, terganggu sama aku."
Adrian terdiam sesaat, memikirkan ucapan Melva. Apa yang dikatakan wanita itu benar adanya, dan ia tidak terpikirkan sebelumnya. Mungkin, karena belum terbiasa bersama seorang artis yang begitu terkenal. Membuat pertimbangan sesaat, ia melajukan mobilnya kembali.
"Antarkan saja aku pulang. Aku bisa makan di rumah," ucap Melva.
Adrian tidak menjawab, tetap menjalankan kendaran dengan tenang.
"Di mana-mana restoran pasti penuh, lebih nyaman dan aman kalau makan di rumah."
Musik lembut mengalun dari radio saat Adrian memutarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Seduce My Husband
RomanceMelva Javiera atau akrab dipanggil MJ, adalah seorang model dan artis terkenal Dia menikah dengan seseorang yang dikenal dari masa kecil karena desakan keluarga. MJ sama sekali tidak menyangka, kalau laki-laki dalam bayangannya yang kaku kini berub...