[26]

8.8K 581 89
                                    

Dua orang yang sudah mulai akur itu pun berjalan beriringan. Tak mereka hiraukan tatapan heran pejalan kaki yang berpapasan dengan mereka.

"Jen?" panggil Jaemin pada si pria Lee yang sedang menggaruk pipinya yang tiba-tiba gatal. Apa ini efek dari air yang disiramkan oleh pedagang tadi? Entahlah. Jeno tidak tahu.

"Apa." jawab Jeno kelewat datar.

"Aku tiba-tiba ingin makan Mie Ayam, Jen." ujar Jaemin.

Si manis Na pun mengelus perutnya yang tiba-tiba merasa keroncongan saat mencium wangi Mie Ayam yang dijual oleh sebuah warung yang terlihat ramai tersebut.

"Pasti rasanya sangat enak. Iya kan Jen." pinta Jaemin dengan wajah memelas andalannya.

Melihat wajah memelas itu, tentu saja Jeno menjadi tak tega.

"Baiklah, ayo kita ke sana." ajak Jeno. Pria tampan itu pun menggandeng tangan Jaemin. Membantu si manis untuk menyebrangi jalan.
















🐰🐰





















Setelah menunggu beberapa menit. Akhirnya pesanannya dan Jaemin pun jadi. Di depan mereka sudah tersedia dua mangkuk Mie Ayam berukuran sedang dan juga jumbo. Sedang untuk Jeno dan jumbo untuk Jaemin. Entah terbuat dari apa perut si pemuda Na itu hingga memesan Mie Ayam sebegini banyak porsinya. Sudah gitu ditambah bakso pula. Mana yang besar lagi.

Awalnya si penjual Mie Ayam menolak untuk melayani dua orang yang berpenampilan lusuh itu, sudah membuat beberapa pelanggannya merasa risih. Bahkan beberapa dari pekerja warung tersebut akan mengusir dua orang itu karena sudah mengganggu kenyamanan.

Namun hal tersebut tidak terjadi saat Jeno menyodorkan dua lembar uang berwarna merah ke arah si penjaga warung. Bukan Jeno bermaksud untuk sombong. Hanya saja, si pria Lee merasa tak terima diperlakukan seperti ini. Memangnya salah ya? Kalau membeli sesuatu tapi penampilanmu tidak rapi.

"Errkhh. Hah, aku kenyang sekali." sendawa si manis saat berhasil menghabiskan satu porsi jumbo Mie Ayam yang Jeno pesankan untuknya.

Jeno yang baru memakan seperempat porsi Mie Ayamnya pun memelototkan mata. Pria tampan itu menatap tajam Jaemin yang bersendawa sekeras itu.

"Tidak sopan." tegur Jeno.

"Hehe maaf Jen. Habisnya Mie Ayam ini enak sekali." ujar Jaemin kikuk.

Jeno menggelengkan kepala. Apa yang dia harapkan dari si pemuda Na kalau tidak membuatnya malu? Huh.

Pria tampan itu lebih memilih menghabiskan makanannya ketimbang meladeni Jaemin yang berbuat aneh lagi dengan mengganggunya makan. Jaemin masih kurang apa gimana sih? Jeno merutuk di dalam hati saat melihat porsi Mie Ayamnya berkurang sedikit demi sedikit karena ulah Jaemin.

"Na, kalau kau masih lapar. Pesan lagi saja sana. Jangan menggangguku." peringat Jeno.

"Tidak ah. Aku sudah kenyang." jawab si pemuda Na masih dengan mencoba mengambil Mie Ayam di mangkuk Jeno dengan garpu miliknya lalu memakannya dengan cepat.

"Kau habiskan saja. Aku sudah kenyang." kesal Jeno sedari tadi diganggu Jaemin terus-menerus.

"Wah. Terima kasih Jeno." pekik Jaemin.

Pemuda manis itu dengan lahap memakan habis Mie Ayam bagian milik Jeno.

Wajah pria Lee itu memerah menahan malu ditatapi beberapa pelanggan yang melihat kelakuannya dan Jaemin barusan. Menyesal sudah dia menuruti permintaan Jaemin yang ingin mampir ke warung ini kalau akhirnya akan seperti ini.


















Panas? [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang