Jeno mimisan. Lagi. Bahkan lebih parah dari hari yang lalu. Niatnya ingin menyegarkan pikiran malah membuatnya untung. Dari balkon kamarnya yang menghadap ke balkon kamar Jaemin, terlihat dengan jelas kegiatan nista si pemuda gulali itu.
Pemuda gulali yang tidak sadar ada penonton dadakan yang memperhatikan kegiatannya sedari tadi. Karena pemuda itu hanya terfokus pada saran yang diberikan oleh sang Mama.
Jeno panas dingin melihatnya. Pusat tubuhnya pun menegak. Tidak menyangka 'budak'nya itu terlihat seksi jika dilihat dari sini. Tidak. Tidak. Apa yang baru saja aku pikirkan. Lebih seksi Renjunnya daripada pemuda bertubuh tepos itu. Batin Jeno.
"Sialan kenapa aku bisa seperti ini sih." ringis Jeno saat melihat gundukan besar di selangkangannya. Celana ketatnya membuat pusat tubuhnya menjadi sesak dan tidak nyaman.
"Fuck. Awas saja kau! Akan kubalas perbuatanmu." umpat Jeno. Dengan tertatih Jeno berjalan ke kamar mandi. Tubuh bagian bawahnya harus segera dituntaskan. Malam yang seharusnya indah kenapa malah menjadi sial sih.
🌸🌸🌸
"Ungh." desah Jaemin saat merasakan kenikmatan di lubang analnya. Benar kata Hyungseob, Kakaknya. Lebih nikmat jika memakai benda tersebut daripada menggunakan jari.
"Ahh-- ah." desahannya makin kencang. Saat merasakan getaran dari benda yang bersarang dalam lubang berkedutnya. Benda bergetar itu selalu mengenai titik nikmatnya.
Tangan kirinya sibuk mengeluar masukkan benda nista itu dari lubang analnya yang sudah memerah -benda yang diberikan oleh Hyungseob-.
Berkali-kali pemuda itu mengeluar masukkna benda itu di lubang miliknya, hingga mengenai titik nikmatnya. Membuatnya makin mendesah kuat.
Jaemin ingin lebih. Benda pemberian Hyungseob tidak cukup untuk memuaskannya.
Bahkan lubangnya masih terlalu gatal. Padahal sudah disodok oleh benda berbentuk mirip uhuk-penis-uhuk berwarna merah muda itu.
"Ah-- ungh."
🌸🌸🌸
Sepanjang malam Jeno tidak bisa tidur. Mata sipitnya nampak menghitam. Mirip seperti panda. Suara desahan Jaemin yang tidak sengaja dia dengarkan mengganggu tidur indahnya. Astaga! Tidak bisakah pemuda gulali itu satu kali saja tidak mengganggunya. Gerutunya.
"Kau kenapa?" tanya Mark pada sang sepupu.
"Semalam aku tidak bisa tidur."
"Loh kok. Bukannya kau pergi tidur duluan ya. Kok bisa sih tidak bisa tidur." heran Mark.
"Tentu saja bisa. Ada kucing yang mengeong sepanjang malam. Macam kucing ingin kawin saja. Ah! Sial."
"Bahasamu Jen. Untung tidak ada Mama." Mark mengibas-ngibaskan tangan kanannya yang baru saja menabok Jeno. Panas.
"Kau apa-apaan hah!" teriak Jeno tidak terima ditabok Mark. Wajah nyolotnya membuat Mark ingin melayangkan barang satu atau dua pukulan di wajah datar itu.
"Obati matamu, benar-benar mengerikan." suruh Mark.
"Nanti." jawab Jeno acuh tak acuh. Siapa Mark berani sekali menyuruhnya.
Jeno, kau tidak lupa'kan, jika Mark itu sepupumu.
Sepertinya otak Jeno sedikit bergeser setelah melihat adegan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Panas? [Nomin]
FanfictionJaemin panas. Udah itu aja. Warning! AU! Boyxboy! Bl Baku! Nonbaku!