|20|

20.4K 1.4K 291
                                    

"Maaf ya Jeno. Aku tidak sengaja memukulmu tadi." ujar Renjun dengan wajah menyesal.

Pria manis itu reflek memukul Jeno saat si pemuda Lee itu ingin menampar Jaemin tadi.

"Tidak apa-apa. Sshh." ringis Jeno. Tidak mengira kalau pukulan Renjun sebegini menyakitkannya.

Kecil-kecil begitu Huang Renjun punya tenaga lebih untuk memukul orang yang lebih kekar darinya.

"Aku benar-benar minta maaf."

"Tidak apa-apa. Kau tenang saja Renjun-ah."

Jeno melirik Mark yang sudah diobati oleh Jaemin. Pria tampan yang menjadi sepupunya itu sudah sadar sedari 10 menit yang lalu. Terlihat dengan jelas wajah tampan Mark Lee yang babak belur dihajar oleh Jeno.

"Mark, kau baik?" tanya Renjun khawatir. Pria itu bergegas menghampiri Mark yang terduduk dengan wajah linglung.

"A-Aku," gumam Mark.

"Lumayan juga." Renjun meringis saat melihat luka Mark yang baru saja diobati oleh Jaemin.

Disentuhnya pipi mulus si pemuda Lee itu.

"Aw!" pekik Mark saat si pemuda Huang tidak sengaja menekan luka di pipinya

"Maaf, aku tidak sengaja." lirih Renjun.
"Pasti sakit sekali."

"Hm." angguk Mark. Sedikit tidak menyangka kalau dia akan berakhir mengenaskan seperti ini. Dihajar oleh sepupu sendiri bukankah itu lebih sakit? Apalagi dengan masalah yang sepele. Masalah cinta dan kecemburuan. Sangat tragis sekali bukan?

Saat ini mereka sedang berada di kediaman si pemuda Na. Kenapa di rumah Jaemin? Kenapa tidak di rumah Mark saja?

Mereka malas berada di tempat kejadian Mark dihajar sepupunya. Hawanya nggak enak. Takut Jeno ngamuk lagi. Kan bahaya.

"Ini minumlah."

Jaemin meletakkan empat gelas minuman berperisa jeruk ke atas meja. Kemudian duduk di samping Jeno yang masih menatap nyalang kedekatan Mark dan Renjun.

Pluk!

"Jangan dilihat." Jamin menutup mata Jeno. Membuat pemuda Lee itu reflek menghempaskan tangan kecil Jaemin di matanya.

"Apa sih. Kau mengganggu saja." Jeno berujar jengkel.

Jeno pikir dia tidak peka apa? Terlihat sekali kalau si pemuda Lee yang menjadi majikannya ini sedang galau karena perkara cinta. Tunggu! Apa benar pemuda datar sedatar papan penggilasan ini menyukai Renjun?! Wow! Tidak bisa dibiarkan!

"Cemburu bilang, saja. Cih." ejek Jaemin. Ada untungnya tadi dia keluar kamar. Jadi, dia bisa melihat secara jelas Jeno dipukul Renjun. Hm, adegan yang menarik.

"Siapa yang cemburu. Mana ada ya."

"Mana ada, mana ada. Dih, dipikir nggak kelihatan apa." jengkel Jaemin.

Besok-besok kalau Jeno berulah lagi, kejadian ini bakalan Jaemin gunakan sebagai blackmail. Biar kapok si pemuda Lee. Siapa suruh dia berhadapan dengan Na Jaemin anak kesayangan Bapak Chanyeol.

"Kau!"

"Permisi."












🐇🐰🐇














"Sunbae?"
"Kencan denganku, ya."

Pemuda tampan itu masih kukuh mengikuti pemuda manis yang dipanggilnya Sunbae itu.

Panas? [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang