|3|

73.6K 5.8K 2.1K
                                    

Panas.

Panas.

Panas yang Jaemin rasakan seakan membakar kulit indahnya. Rasanya benar-benar aneh. Apalagi dengan tubuhnya yang tiba-tiba panas dengan sendirinya. Padahal cuaca di luar tidak sepanas yang Jaemin rasakan.

"Uuh." lenguhan seksi mengalun dari bibir tipis semerah cherry tersebut. Rasa panas tersebut tidak kunjung hilang. Padahal tempat yang dia singgahi saat ini cukup dingin dengan air conditioner yang menyala.

"Kau kenapa Na?" tanya Haechan, teman Jaemin, bingung saat melihat temannya bersikap aneh seperti bukan Jaemin yang biasa.

"Uhm tidak ada apa-apa Chan-ah." lirih Jaemin.

"Kalau ada apa-apa kau bisa cerita padaku kok."

"Uhm, a-aku bingung." gumam Jaemin. Diliriknya pemuda yang sedang tiduran di sebelahnya. Saat ini Jaemin sedang bermain di rumah Haechan yang juga tetangga sebelah rumahnya.

"Ya sudah kalau kau tidak mau cerita padaku." jengkel Haechan pada Jaemin.

Ditepuknya pundak kurus pemuda cantik yang sedang tiduran di kasur miliknya hingga membuat tubuh kurus itu berjengit kaget.

"Aku keluar dulu ya. Kalau kau mau tidur, tidur saja." pamit Haechan.

"Hmm."

"Aku pergi dulu."

Hanya anggukan yang bisa Jaemin berikan. Salahkan saja rasa kantuk yang menderanya saat ini.

Setelah kepergian Haechan, Jaemin hanya bisa termenung meratapi nasib.

"Kenapa harus seperti ini sih?" rengeknya.

Ditatapnya nyalang gundukan kecil di celananya.

"Uhh, sakit." ringisnya. Dielus-elus gundukan itu dengan pelan.

"Huweeee Mama."

Sudah mengantuk, tegang pula.. Tolong bantu Jaemin. Jaemin sudah tidak kuat.



🌸🌸







"No!" panggil Mark. Menyadarkan pemuda tampan yang telah tersenyum-senyum dengan nistanya sedari tadi.

"E-eh, a-ada apa." gagap Jeno.

"Kamu kenapa sih? Heran aku tuh lihatnya." dengus Mark melihat sepupunya yang saat ini bertingkah aneh. Terus tersenyum seperti orang gila. Mark 'kan jadi takut.

"Hmm."

"Cerita saja padaku." Mark yang merasa lebih tua hanya memberikan saran bagi Jeno. Siapa tahu dengan seperti ini, Jeno mau bercerita dengannya.

"Malas ah. Nggak penting juga."

"Halah, gayamu, nggak penting. Biasanya juga cerita." dengus Mark. Rasa-rasanya Mark pengen nimpuk Jeno kalau begini caranya.

"Malas."

Mendengar jawaban Jeno membuat Mark menghela napas pasrah. Tuhkan Jeno bertingkah aneh lagi. Pengen Mark timpuk beneran kan.

"Mark!" teriakan cetar membahana badai mengagetkan kedua sejoli yang sedang berbincang ria.

"Astaga bikin kaget saja, Chan-ah." dumel Mark saat melihat pemuda cantik kelewat montok datang ke rumahnya.

Pemua cantik yang ternyata bernama Haechan tersebut hanya bisa terkekeh dengan nistanya. Rencananya untuk membuat sang pujaan hati terkejut ternyata berhasil.

Panas? [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang