|15|

28.7K 2.1K 350
                                    

Haechan patah hati. Berita Mark yang sudah memiliki kekasih akhirnya sampai ke telinganya.

Entah dia harus bersikap bagaimana saat dia bertemu dengan Mark nantinya.

Dihapusnya lelehan bening di pipi tembamnya dengan lemah.

'Tidak. Dia tidak boleh lemah.' lirihnya.

Terlalu sakit untuk dirasakan. Rasa sukanya selama 2 tahun pada Mark harus berakhir sia-sia. Terhempas begitu saja oleh berita yang dia dengar.

'Aku harus menghapus perasaan ini.'

Terlalu lelah menangis membuat pemuda tan bertubuh sintal itu langsung tertidur.


🌺🌺🌺



"Tolong jaga adikku." petuah Lucas pada pemuda tampan yang duduk manis di sofa di hadapannya.

Dia tidak ingin adik kesayangannya itu terluka. Apalagi terluka karena perbuatan pemuda yang merangkap temannya itu.

"Tentu saja. Dia kan kekasihku. Apapun akan aku lakukan untuknya." ucapnya penuh keyakinan.

"Bagus. Aku pegang janjimu. Awas saja kalau kau berani menyakitinya. Aku tidak akan tinggal diam. Camkan itu."

Lucas tidak main-main saat mengatakan itu. Siapapun yang melukai adiknya akan dia habisi saat itu juga. Entah itu musuh atau temannya.

"Kau bisa pegang janjiku. Aku tidak akan mungkin menyakiti orang yang kusayangi."


Ujarnya penuh keyakinan.

"Bagus. Aku harus pergi. Ingat janjimu."

"Ya."


Semoga keputusannya ini benar. Batinnya.




🌺🌺🌺







"

Hei, kau!" panggi Jeno pada pemuda yang masih menjadi budaknya itu.

Kebetulan sekali rumah mewah itu sedang kosong. Ibu Mark sedang mengantar ibunya pergi ke mall. Para ayah? Tentu saja sibuk di kantor. Memangnya apa lagi? Hm.

Mark? Dia sedang pergi bersama temannya tadi. Pamitnya sih begitu.

Hari ini, hari libur. Untuk mengatasi kegabutannya. Pagi-pagi sekali pemuda itu pergi ke rumah Jaemin. Menjemput paksa pemuda itu, dengan dalih mengajaknya pergi bermain saat dia ditanya Baekhyun tadi.

"Bersihkan sebelah sana!" perintah Jeno bak seorang raja.

Jaemin mendumel. Kenapa harus sepagi ini sih dia datang ke sini. Salahkan saja Mama Baekhyun yang memperbolehkan si pemuda kelewat datar dan dingin itu mengajaknya pergi. Rutuk Jaemin dalam hati.

"Aku lelah Jeno-ya. Kau bantu aku ya, yaa." rengek Jaemin.

"Tidak. Mau." tolak Jeno.

"Yak! Bantu aku ya. Pleaseee." aegyo Jaemin yang sayangnya tidak mempan untuk meluluhkan seorang Lee Jeno, untuk saat ini.

"Cepat selesaikan. Atau kau lebih senang videomu yang sedang mantap-mantap ku sebar, hm?" ancam Jeno. Pria tampan itu masih asyik bermain game di ponsel pintarnya sambil tiduran di atas ranjang.

Panas? [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang