Seperti perjanjian yang telah mereka buat kemarin, akhirnya Jaemin datang ke kediaman keluarga Lee.
Memenuhi tugasnya, yaitu menjadi budak seorang Lee Jeno. Pemuda dingin yang sayangnya sangat tampan itu. Walau Jaemin enggan untuk mengakuinya.
Dengan diantar sang kakak tercinta akhirnya Jaemin sampai juga di rumah megah yang merupakan tetangganya tersebut. Entah apa maksudnya sang kakak mau mengantarnya, sedangkan jarak rumah mereka dengan kediaman Lee tidak begitu jauh. Maklum saja sang kakak sedang kehabisan obat, makanya dia jadi seperti itu. Aneh bin ajaib.
"Sudah sampai." ujar sang Kakak dengan penuh perhatian.
"Hm." gumam Jaemin.
"Masuk sana." perintah sang kakak. Seakan-akan rumah megah keluarga Lee adalah miliknya.
"Iya, iya."
"Kalau ada apa-apa langsung hubungi aku."
"Iya."
"Kakak pergi dulu."
Mendengar kecerewetan sang Kakak membuat Jaemin hanya dapat menghela napas lelah. Curiga dia. Jangan-jangan selain sedang kumat karena kehabisan obat. Kakaknya pasti sedang putus cinta. Hmm mungkin saja.
Ting nong... Ting nong...
"Kok lama sih." cemberutnya.
Sudah lebih lima menit dia membunyikan bel, tapi tak kunjung dibuka pintu putih tersebut. Membuatnya jengkel. Ingin rasanya meminta sang kakak kembali tapi apa daya sang kakak sudah pergi dari lima menit yang lalu sebelum dia membunyikan bel.
Ting nong...
Dipencetnya bel tersebut satu kali lagi.
Cklek
"Lama." rajuk Jaemin tanpa sadar saat pemuda tampan nan dingin baru saja membukakan pintu untuknya.
"Hm." gumam si pemuda tampan. Panggil saja Jeno, Lee Jeno sepupu Mark.
"Cepat masuk." perintah Jeno."Iya sebentar!"
🌺🌺
"Jadi, kau paham apa tugasmu?" tanya Jeno dengan wajah dingin andalannya.
"Iya." jawab Jaemin lesu. Bagaimana dia tidak lesu jika tugas pertamanya adalah membersihkan rumah kediaman Lee yang luasnya minta ampun. Bisa-bisa tugas yang dia kerjakan belum selesai, Jaemin sudah tepar duluan.
"Cepat lakukan."
"Baik, Tuan Lee." teriak Jaemin malas.
"Bagus."
Melihat Jaemin yang terburu-buru membersihkan rumah milik sepupunya, Jeno hanya tersenyum puas. Ada untungnya dia memergoki si tukang intip itu berbuat nista di rumah Haechan. Jadi, enak 'kan ada yang bisa dia suruh-suruh. Mana mau Jeno membersihkan perkerjaan rumah seperti ini.
"Mau ke mana kau. Cepat bersihkan kamarku." perintah Jeno tiba-tiba.
"Apa!" teriak Jaemin terkejut. Yang benar saja.
"Kalau kau tidak mau, akan ku-"
"Iya, iya!"
Setelah satu jam lebih dia membersihkan kamar milik si pemuda dingin yang entah kenapa kamarnya mirip seperti kapal pecah tersebut. Jaemin hanya bisa tergolek lemah di ruang tamu keluarga Lee, sedangkan Jeno entah sedang pergi ke mana. Jaemin tidak mau tahu. Bunyi dering ponsel mengagetkan lamunan Jaemin yang tengah membayangkan enaknya makan es krim rasa strawberry dengan topping buah strawberry segar di atasnya. Hmm Jaemin jadi ngilerkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Panas? [Nomin]
FanfictionJaemin panas. Udah itu aja. Warning! AU! Boyxboy! Bl Baku! Nonbaku!