|21|

19.9K 1.3K 302
                                    

Jeno menatap nyalang pria tampan yang memeluk pinggang ramping Renjunnya.

Siapa pria sialan yang berani-beraninya memeluk pinggang miliknya.

"Renjun-ah, dia-"

"Ah, aku belum memperkenalkan diri ya. Maafkan aku. Namaku,

































































































































































































Qian Kun, pasangan sahnya Huang Renjun. Salam kenal Lee Jeno-ssi." pria tampan yang ternyata bernama Kun itu mengulas senyum. Dia tahu pemuda ini. Pemuda yang diceritakan oleh Renjun padanya.

"P-Pasangan?" tanya dengan napas tercekat. Apa yang dikatakan oleh pria tampan itu membuatnya sangat terkejut.

"Iya, pasangan."

"Kau pasti bohong!" teriak Jeno, masih tidak mau menerima kenyataan kalau orang yang dia sukai sudah memiliki pasangan yang sah.
"Renjun-ah, bilang padaku kalau apa yang dia katakan itu bohong."

"Apa yang dikatakan Kun-ge benar Jeno-ya."

"Bukan begini caramu menolakku. Katakan padaku berapa uang yang kau gunakan untuk menyewa pria itu agar mau mengaku menjadi suamimu. Katakan padaku!"

"Jeno!!" teriak Mark. Muak sudah dia melihat tingkah sepupunya itu. Ini yang dia khawatirkan kalau Jeno tahu akan status Renjun. Pasti pemuda tampan itu akan menyangkalnya habis-habisan.

Dan alasan inilah yang membuat Mark terang-terangan meminta Jeno untuk tidak mendekati Renjun lagi karena pemuda manis itu sudah menikah.

"Mark, kau pasti ikut bersengkongkol dengan mereka kan? Iya kan?

Kau juga Na? "

Menghembuskan napas lelah, Kun menatap datar pemuda tampan yang menjadi teman pasangan hidupnya. Sudah cukup dia berdiam diri.

"Kenapa kau menyalahkan orang lain?"

"Diam kau sialan! Semua ini gara-gara ulahmu!" maki Jeno. Mendengar hinaan dilayangkan pada sang suamu membuat Renjun tidak terima.

"Jeno, tidak ada yang salah di sini."

"Kalau memang benar, di mana cincinmu? Aku yakin kalian pasti sedang bersandiwara. Dan aku yakin kalau Mark dalang di balik semua ini."

"Sudah cukup! Kau ingin melihat cincinku. Baik,

lihatlah ini." tidak tahan mendengar ocehan Jeno. Renjun mengeluarkan kalung yang berbandulkan cincin.

"Cih, kau pikir aku akan percaya dengan bualan kalian."

"Terserah apa katamu Jen,"

Renjun meletakkan kalung berbandul cincin itu ke atas meja.

Jeno mengambil kalung berbandul cincin itu. Lalu dia amati cincin tersebut. Ada nama Qian Kun di baliknya.

Deg! Deg! Deg!

Jadi, semua ini benar. Haha!

Tidak, Jeno! Tidak! Bisa saja kan mereka hanya bersandiwara di depanmu. Ya, bisa saja.

Panas? [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang