Harusnya Ibu dan Anak memiliki perasaan saling menyayangi dan saling menjaga satu sama lain namun berbeda dengan Lalisa Eliora dan Ibunya Jisu Castella yang selalu bertengkar setiap saat terutama saat Lisa menanyakan siapa Ayahnya.
Semua yang di lak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hello!
This Story's mine so don't plagiarism.
Happy Reading.
Jisu melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 10 pagi dan sampai saat ini Jin belum juga datang, Lisa dan Vee sudah pergi tadi sedangkan dia masih harus menunggu,ia merasa sedikit khawatir karena Jin tak kunjung datang takut terjadi sesuatu pada pemuda itu.
"Jisu."
Gadis itu menoleh dan tersenyum kearah Jin yang baru saja sampai namun senyuman langsung hilang kala melihat ada bercak darah di pipi Jin,membuatnya khawatir dan langsung menyentuh pipi pemuda itu.
" Jin,apa yang terjadi padamu?"tanya Jisu khawatir.
Jin tersentak kaget merasakan sentuhan tangan Jisu,ia mengusap pipinya dan melihat ada bercak darah di tangannya. "Aku baik-baik saja,Jisu. Tadi ada kecelakaan di ujung jalan sana,aku membantu mengangkat pasien dan ini bukan darahku."katanya.
Jisu menghela nafas lega kemudian mengeluarkan sapu tangan miliknya dan mulai mengusap pipi Jin agar darah itu menghilang,lagi-lagi perlakukan gadis itu membuat degup jantung Jin berdetak jauh lebih cepat dari sebelumnya,ia merasa bahagia mendapat perhatian kecil dari gadis yang dia cintai.
"Apa kau sudah menunggu lama? Aku minta maaf ya."ujar Jin menyesal.
Gadis itu tersenyum lagi. "Tidak masalah,kau menjadi pahlawan hari ini Jin."ucapnya.
"Kau ini bisa saja,ayo kita berangkat sekarang."ajak Jin dan mendapat anggukan dari Jisu.
Sementara itu Vee mengajak Lisa pergi ke taman hiburan,ada banyak permainan dan kemungkinan besar gadis itu akan menyukainya,pemuda itu sedari tadi tidak bisa menyembunyikan senyumannya kala melihat Lisa berdiri di sampingnya,berjalan bersamanya.
"Kenapa kau membawaku kemari?"tanya Lisa dengan nada tidak suka.
Vee menghentikan langkahnya begitupun dengan Lisa,menatap gadis itu. "Kenapa? Biasanya para gadis menyukai tempat bermain seperti ini."katanya.
Lisa memutar bola matanya jengah. "Jangan samakan aku dengan gadis lainnya,mereka suka bermain dan menghabiskan uang di hari minggu tapi aku tidak,aku lebih suka menyendiri di kamar."tukasnya.
"Karena kita sudah terlanjur disini ya kita nikmati saja."ujar Vee kemudian menarik tangan Lisa mengikutinya.
Pada akhirnya Lisa memilih mengalah dan mengikuti semua permintaan Vee,ada bagusnya juga sih mereka bermain disini selain menghibur tentu saja juga mampu menyegarkan pikiran Lisa yang saat ini tengah kacau mengingat hubungannya dan Jisu yang ia rasa sedikit merenggang dan itu semua karena ulah Vee.
Pemuda itu sebenarnya polos atau bodoh sih? Masa tidak bisa merasakan cinta seorang Jisu Castella.
Seandainya saja tadi Jisu melarangnya pergi bersama Vee,Lisa pasti akan langsung menurutinya dan tidak akan pergi bersama pemuda ini tapi sayangnya Jisu malah menyuruh nya pergi.