Anya Sayang

7.2K 741 34
                                    

Kita itu sama, ada kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Hanya saja seseorang terlihat sempurna karena Allah menutupi aibnya dan dia pandai menyembunyikan kekurangan.

Rangga Ini Anya
@Sarifatulhuna09

.
.
.

"Dari mana?"

Suara berat namun begitu lembut itu itu langsung menyambutnya begitu membuka pintu. Anya membulatkan matanya kaget. Rangga berdiri di depan pintu kamar mandi. Ujung rambut laki-laki itu basah. Sepertinya Rangga usai wudhu. "Anya tadi bantuin di dapur Kak Rangga."

Rangga mengangguk sekilas. "Anya udah sholat?"

"Be-belum."

"Wudhu gih, mau sholat jamaah?"

Senyumnya melebar. "Mau mau." Terlalu semangat, Anya mengangguk tiga kali. Ini pertama kalinya dan salah stau impiannya bias sholat dengan Rangga. "Anya wudhu sebentar kak Rangga."

Untuk pertama kalinya, dua insan yang sudah mengikrar janji itu kini melaksanakan sholat berjamaah. Anya mengusap air matanya yang jatuh begitu berdoa. Syukur tiada henti ia ucapkan.
Benar adanya. Tidak apa meminta hal yang menurut kita mustahil, selagi Allah Ridho dan memberi izin, semua bisa terwujudkan. Jika dulu Anya mengira cinta dua tahunnya hanya bertepuk sebelah tangan, jika dulu ia mengira akhir cintanya terpaksa melupa, tapi kini semua itu memberi kejutan untuknya.

Anya menatap punggung lebar dihadapannya usai mengaminkan doa mereka. Rangga berbalik badan, mengulas senyum. Cowok itu memangkas jarak hingga lutut mereka bersentuhan, lembutnya sentuhan jari Rangga menghapus air matanya.

Anya tidak dapat berkata, ia mengambil tangan Rangga. Menyalimnya untuk kedua kali dengan khidmat. Air matanya tidak tercegah, jatuh membasahi punggung tangan Rangga. Rangga belum bicara, menungkup pipinya, memberi kecupan di dahinya.

Hanya itu, namun mampu membuat perasaan mereka membludak bahagia.
"Bismilah ... Kak Rangga akan berusaha menjadi Imam terbaik buat Anya. Sama-sama kita gapai syurga-Nya dengan cinta. Anya bantu Kakak ya?"

"Insya Allah Kak Rangga. Terima kasih udah hadir untuk Anya. Anya akan berusaha sebaik mungkin melayani kak Rangga. Anya akan berusaha menjadi sosok sempurna buat Kak Rangga."

"Kakak nggak perlu Anya sempurna, cukup jadi diri Anya biasa ya?"

Netra mereka saling menetap, memancarkan bahagia. Anya tersenyum.

"Panggilannya mau Kakak aja nih?" Rangga mengusap lembut kepalanya. Anya mengigit bibir malu. "Enggak mau ganti?"

"Jadi apa?"

"Sayang?"

"Ih kak Rangga, Anya kan malu."

Rangga terkekeh. Hening sejenak. "Anya?"

"Iya?"

"Sebenarnya ..."

Raut Rangga berubah serius, matanya menatap lekat Anya. Anya mengernyitkan dahi, penasaran dengan apa ucapan Rangga selanjutnya. "Kakak nggak ..."

"Nggak?" Ah jantung Anya. Ia begitu penasaran. Apalagi begitu tatapan jahil Rangga terbit. "Mm ke-kenapa kak Rangga?"

"Kak Rangga udah nggak tahan mau meluk nih."

Rangga Ini Anya✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang