Mungkin Rangga Sibuk

5.2K 567 71
                                    

Bukan mempermainkan. Hanya perlu waktu untuk memutuskan. Sebentar aja ya.

Rangga Ini Anya
@Sarifatulhusna09

.
.
.

Beberapa bulan terakhir engan berobat, gadis yang disuapi bubur putih itu akhirnya mau melakukan pengobatan kembali, dengan syarat tetap berobat di Jakarta dan ditemani Rangga. Walau mata itu tampak sayu, wajah itu begitu pucat, senyum manis Audsty tidak pudar. Matanya jelas memancarkan kebahagian. Bagaimana tidak, saat ini Rangga lah yang menyuapinya.

“Mau minum?”

Audsty mengangguk. Rangga gesit membantunya minum dengan sedotan. Tatapan Audsty tidak beralih sama sekali. Dibalik pintu, Ronal tersenyum lega melihat keceriaan putrinya.

“Jaga mereka,” pesannya pada seorang pria bertubuh kekar. Bodyguard yang diminta menjaga putrinya. Melihat jam sejenak, Ronal berlalu setelah memastikan putrinya aman bersama Rangga.

“Makasih ya, Ngga.”

Rangga mengangguk. “Jangan sembunyikan lagi semuanya.”

“Iya.”

Hening sejenak. Rangga masih menyuapinya, sedang Audsty tidak mengalihkan pandang. Kembali mendapati perhatian Rangga setelah bertahun lamanya, membuat hatinya membludak Bahagia.

“Ngga?”

“Hmm?”

“Kamu nggak benci aku kan?” Rangga yang dari tadi tidak melihat dua mata indah Audsty kini mendongak. Tatapan mereka bertemu, secepat itu pula Rangga mengalihkan pandang. Hatinya bisa goyah hanya karena itu.

“Nggak Au,” balasnya lembut. Senyum Audsty makin lebar. Rangga tersenyum kecil, menatap senyum indah dihadapannya. Ada yang mengganjal kembali di hatinya. Berada didekat Audsty, masih berpengaruh pada hati dan logikanya.

Audsty punya alasan dan itu karena penyakit mengerikan yang dideritanya. Bagaimana mungkin Rangga membenci sedang beberapa waktu lalu dia tidak benar-benar membenci gadis itu.

“Ngga, lihat ini deh.”

Sebelah alis Rangga naik, Ia menunduk begitu notebook kecil diserahkan Audsty. Ia menatap Audsty sejenak sebelum memutuskan membaca.

List sebelum aku pergi

Membaca kalimat itu membuat sorot Rangga sendu. Fakta bahwa hidup Audsty tidak lama seakan menikamnya. Rangga memejamkan mata sejenak, satu-satu membaca list, yang paling banyak ditemukannya namanya.

-Ke Pasar malam bareng Rangga
-Foto bareng Rangga
-Beli barang Couple
-Liburan bareng Rangga
-Diperhatikan Rangga
-Nonton bareng Rangga
-Menikah dengan Rangga

(Anggap aja dicoret ya)

Kata menikah yang di coret itu membuat fokusnya berhenti. Rangga menggenggam kuat buku tersebut. Ia menghela nafas gusar.

“Aku coret kok yang terakhir."

Rangga menatap pilu.

“Kamu beneran mau menikah denganku?”

“Bukannya itu janji kita empat tahun lalu?"

Audsty balik bertanya, memaksanya untuk mengingat kenangan lama mereka.
Saat itu di hari anniversary mereka, setelah merayakan, mereka tiduran di atas rumput yang di potong rapi, seraya menatap langit malam bertaburan bintang. Senyum keduanya mengambang indah, kegembiraan itu begitu tersirat jelas.

Rangga Ini Anya✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang