Kak Rangga Minta Maaf

6.2K 597 34
                                    

Assalamualaikum?

Sudah lihat postingan baru di Instagram dan Tik tok ku belum? Fix banget sih harus dilihat. Bisa cek Instagram @Sarifatulhusna_ dan Tik tok @Sarifatulhusna_ yah.

Untuk beberapa part ke depan kita aduk perasaan dulu. Enggak terlalu berat kok konfliknya. Beneran. Cuman sedikit mengusik pikiran dan membuat air mata keluar.

Happy Reading

.
.
.
.
.
.
.
.

Itulah sebabnya dalam pernikahan, dilarang dekat dan memberi peluang sedikit pun bersama wanita atau laki-laki lain. Karena sedikit usaha setan, Byar hati yang tidak dijaga seketika akan goyah dan yas rumah tangga perlahan mulai berantakan.

Rangga Ini Anya
@Sarifatulhusna09

.
.
.

Dalam rentang waktu dekat, ia kembali memasuki ruangan persakitan dengan berbagai macam alat medis yang menunjang kehidupan. Seorang perempuan terbaring lemah di atas brankar. Usai menutup pintu, Rangga bergeming memperhatikan tubuh Audsty yang kian kurus.

Apa mungkin karena rasa kecewa membuatnya benar-benar tidak peduli bahwa gadis dihadapannya saat ini sangat berbeda dengan berapa waktu lalu. Kakinya tidak berpijak dari posisinya saat ini. Rangga ragu untuk mendekat atau tidak.

Ia membuang nafas kasar. Jika saja dari awal Audsty jujur padanya, ia tidak perlu membenci dan membentak gadis itu hingga pingsan seperti tadi. Perasaannya kini campur aduk. Marah dan benci itu seakan hilang setelah mengetahui kenyataan dihadapannya. Hanya meninggalkan sesal, bersalah dan bimbang yang teramat dalam.

"Nikahi Audsty."

Kepalanya menggeleng kecil. Rangga tidak tahu, apa yang kini harus dilakukannya. Jika berada di sana hanya akan mengoyyahkan pendiriannya, ia mungkin harus menjauh. Mencari jawaban yang tepat daripada terjebak dan memutuskan pilihan karena perasaan.

Ya, ia memang harus pergi.

"Sekarang sudah setengah tahun, dia tidak mau berobat. Katanya dia ingin melihat kamu di sisa hidupnya. ... Tolong berikan kebahagian di tahun terakhirnya."

Kenapa kalimat ini harus mengusik pikirannya. Tangan yang sudah mengapai engsel pintu itu ditariknya kembali, Rangga berbalik badan. Berjalan lebih dekat ke Brankar. Dua sorot basah penuh air mata itu kini menatapnya, tatapan yang membuat pertahanan Rangga runtuh.

"Ngga."

Tangan yang terbebas dari infus itu bergerak menggapai tangannya. Rangga mundur selangkah. Pikirannya berusaha menolak keras keinginannya untuk menerima tangan itu. Rangga menatap sendu.

"Rangga," lirih suara itu dibalik alat bantu pernafasan.

Tidak, ia tidak boleh peduli. Kalau ia peduli sama saja ia menghancurkan rumah tangganya dan Anya. Ia tidak mungkin menyakiti perasaan istrinya. Tidak bisa. Namun, kenapa hatinya lebih peduli pada Audsty saat ini?

"Rangga," isak itu mengisi ruangan. Beriringan dengan bunyi alat bantu pernafasan.

"Nggak usah nangis," mohonnya. Rangga menggeleng. Audsty kian menangis. Masih berusaha menggapai tangannya.

Rangga memejamkan matanya sejenak, langkahnya perlahan mendekat, dan saat itu juga dirasakannya tangan dingin itu menggenggam tangannya lemah.

"Kamu mau bertahan kan, Au?"

Rangga Ini Anya✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang