Anya Nggak Mau!!!

7.9K 830 141
                                    

Aku tahu kamu tidak mencintaiku.
Tapi setidaknya jangan mengkhianati
Lukanya semakin perih

Qanya Saufi
Wattpad
@Sarifatulhusna09

.
.
.

“Kak Rangga nggak bisa nebak Anya. Semua masalah lebih baik di tabayunkan.”

Rekaman sejak dia menunggu Rangga untuk dijemput, sejak membaca chat Audsty, melihat suaminya bersama Audsty di rumah sakit dan pulang telat karena Wanita lain, saat tadi dilihatnya mereka menyeruak dengan jelas ke dalam pikirannya.

Anya diam menikmati tusukan dalam hatinya, tusukan kenyataan yang melukai hati rapuhnya, merangsang dirinya, menimbulkan rasa sesak hingga cairan bening yang turun tanpa permisi.

Rangga tercekat melihat air mata itu mengalir. “Apa yang menyakiti Anya?” lirihnya mengusap lembut air mata itu. Usapan yang tidak berarti karena air mata Anya kembali jatuh.

“Apa karena pertanyaan Anya malam itu?”

Anya kini terisak. Itu juga sekarang. Rasa sakit sejak awal tidak mendengar kata cinta itu, Rangga yang mengabaikan pertanyaannya, mengalihkan dan juga perkataan Audsty.

Tidak tahukah Ranga betapa nyeri perasaannya?

Anya menutup wajahnya. Isakan pilu seketika memenuhi ruangan itu.
Rangga membuang nafas, pindah posisi ke sebelah Anya, membawa Anya ke dalam pelukan namun langsung ditolak.

“Anya …” Rangga menatap sedih. Jika pertanyaan malam itu yang membuat istri seperti ini, Rangga tidak tahu harus melakukan apa. Karena nyatanya ia tidak yakin Sudah mencintai Anya atau belum.

Anya kini malah berpindah ke tempatnya tadi, enggan berdekatan. Rangga menatap gusar.

“Anya nggak mau dekat Kak Rangga?”
Gelengan tegas Anya membuat hati Rangga sakit.

Anya mengusap air matanya, bola mata yang basah itu kini menatap Rangga. Tes. Bulir itu kembali jatuh. Anya mengigit bibir kuat, menyiapkan diri. Ada hal yang harus Rangga jawab sekarang.

“Kak Rangga jawab jujur …,” ucapnya bergetar.

Rangga bergeming, pertanyaan yang akan diajukan itu seakan berton batu yang diletakkan dipundaknya.

“Kenapa Kak Rangga harus bohong bilang lembur tapi kak Rangga ternyata nemenin kak Audsty di rumah sakit?”

Djuar!

Netra Rangga membola. Ia menelan salivanya susah payah. Ia tidak tahu kenapa Anya bisa tahu.

Di saat Rangga diam, air mata Anya kembali mengalir deras. “Kak Rangga nggak perlu bilang lembur, Anya nungguin kak Rangga pulang,” lirihnya tersendat, “tapi ternyata kak Rangga sama Wanita lain.”

“Anya, Kak Rangga-“

“Kedua.” Anya memotong, menghapus air matanya. Sia-sia. “Kenapa kak Rangga nggak bilang pindah kerja?”

“An-“

“Kak Rangga tahu nggak tadi Anya juga lihat kak Rangga naik mobil sama Kak Audsty. Katanya nggak boleh bahas kak Audsty tapi kak Rangga main di belakang Anya.” Anya terisak.

“Anya kak Rangga Nggak ma-“

“Beberapa hari lalu Anya chat kak Rangga minta jemput, tapi kak Rangga baca aja. Kak Rangga lagi sama Audsty kan?” tanya tercekat.

Rangga diam. Seingatnya ia tidak ada menerima chat apapun. Kembali ingin menyela, Anya memotong kembali. Tangis yang kian keras itu membuat perih hatinya. Tangis yang turun karenanya, seakan air Luka yang dilumuri ke asam, sakit melihatnya.

Rangga Ini Anya✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang