Akad Kedua

10.6K 889 240
                                    

Takdir memang selucu itu, realita yang tidak sesuai harapan, atau terkadang kebahagian yang terpaksa direnggut kepedihan.

Rangga Ini Anya
@Sarifatulhusna09

.
.
.

"Kenapa kamu melakukan ini padanya." Ronal berteriak marah. Suara pria itu menggelegar di koridor rumah sakit.

Rangga bergeming. Tertunduk bersalah.
Beberapa saat, tatapan amarah Ronal mengendur. Rangga menahan nyeri begitu Ronal menekan kuat bahunya.

Sorot mata Ronal berubah sendu. Cairan bening jelas tampak dia netra hitam itu. Ronal menjatuhkan tubuhnya seiring bulir air mata yang jatuh.

"Om mohon Rangga." Ronal menangis. Berlutut di depannya. Melihat bagaimana nekatnya Audsty tadi membuat perasaannya hancur.

"Jangan lakukan ini padanya."

Rangga menggepalkan tangannya. Perasaannya bergejolak. Ia menghembuskan nafas gusar.

"Rangga minta maaf "

"Hanya dia satu-satunya." Rangga menatap sendu Ronal yang begitu kacau. "Kembali padanya."

"Om, Rangga ...."

"Apa itu Sulit bagi kamu Rangga? Kenapa kamu tega membuatnya seperti ini? Saya hanya meminta sebentar Rangga. Hanya sebentar."

"Rangga nggak bisa, istri Rangga-"

"Apa kamu tidak bersalah jika terjadi ada apa-apa dan itu gara-gara kamu? Setega ini kamu melakukan ini di sisa umurnya Rangga!?" Ronal membentak emosi lalu nada itu kembali menelan dengan lemah.

"Nikahi dia Rangga, nikahi dia."

Di Balik dinding, Anya yang di sana membeku. Sorot itu menatap sendu Rangga yang kini menunduk dalam dan Ronal yang menangis penuh permohonan.

Perasaannya sakit. Bulir bening itu kembali jatuh tak tercegah. Anya berbalik. Berlari menjauh dengan perasaan sakit.

***

Takdir, bagai teka-teki yang tidak pernah kita tahu bagaimana alurnya. Terkadang Ketika kita mengira suatu hal itu sudah tepat, tapi secepat itu pula dipatahkan oleh kenyataan. Takdir memang selucu itu, realita yang tidak sesuai harapan, atau terkadang kebahagian yang terpaksa direnggut kepedihan. Sepertinya.

Anya kira semalam dan hari ini adalah awal lagi bahagianya, ujian kemarin sudah selesai adanya, tapi nyatanya takdir tidak sesuai keinginanya. Anya tidak bisa egois, berbahagia sementara orang lain menderita.

Itu bukan dia.

Anya, adalah dia yang mendahulukan orang lain dibanding dirinya.
Dia yang akan membantu sebisanya
Dia yang akan mengorbankan diri
Walaupun hatinya terluka.

Anya memejamkan matanya seiring buliran yang jatuh membasahi pipi. Matanya menatap ke arah lain begitu Rangga mendekat. Ia menunduk, memejamkan mata menahan gejolak yang ingin meledak.

Ia masih tidak bergeming begitu Rangga kini berdiri dihadapannya. Membawa tubuhnya ke dalam pelukan.

Anya masih bergeming, diamnya hanya untuk menahan desakan air mata yang ingin tumpah.

Hening

Tidak ada yang bicara. Rangga menghela nafas panjang. Melepaskan pelukan setelah beberapa saat dan berlutut di hadapan Anya.

Netra mereka berselobok. Rangga menatap bersalah. Tatapannya ragu dan bingung, ia tahu apa yang akan dia ucapkan akan melukai istrinya.

Anya menatap sendu. Tidak cukup satu menit, ia membuang pandang. Tuhan .... Anya nggak kuat. Sakit harus mengikhlaskan Rangga untuk perempuan lain.

Rangga Ini Anya✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang