NARENDRA[28]

133K 13.9K 521
                                    


★ ★ ★

"Eh!" Reflek Nalva menjauhkan tangannya dari wajah Naren, gadis itu salah tingkah sampai gelagapan karena saat ini wajah Naren sangat dekat dengan wajahnya.

"Gue tanya, ngapain lo?" Tanya Naren lagi dengan wajah datarnya.

"Maaf" Cicit Nalva karena dia juga bingung mau menjawab apa. Sungguh tindakan yang dia lakukan tadi benar-benar tidak sadar.

"Tau dari mana lo, gue ada disini?" Naren menjauh kan wajahnya dari Nalva dan berjalan ke arah pembatas rooftop. Rambutnya bergerak kesana-kemari karena tertiup angin.

"Aku ngikutin kamu tadi" Jawab Nalva jujur.

Naren diam. Sejujurnya laki-laki itu bertanya-tanya mengapa Nalva bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Mengapa Nalva tidak membenci nya? Apa Nalva tidak marah kepadanya? Nalva bisa saja memakinya karena sudah mempermainkan nya. Tapi mengapa gadis itu tidak mengatakan apa-apa?

Naren menepis segala pertanyaan yang menimbun di kepalanya. Apapun itu dia tidak perduli, sekarang laki-laki itu tidak mau membohongi diri sendiri yang terpaksa seolah mencintai Nalva padahal dirinya tidak memiliki rasa sama sekali.

Ingat. Naren hanya memanfaatkan Nalva untuk memancing Fardan.

Memang, Fardan belum sepenuhnya hancur, karena laki-laki pengecut itu sempat kabur setelah memancing masalah baru, tapi kali ini Naren yakin tanpa Nalva pun dia bisa menangkap Fardan sendiri.

Sekarang mungkin Naren sadar, bertemu Nalva hanya membuat masalah bertambah dan membuat hatinya berkecamuk melawan kebingungan dalam urusan perasaan dan balas dendamnya.

"Kak" Panggil Nalva.

Naren tidak menjawab, bahkan tidak menoleh juga.

"Kenapa kamu malah lampiasin semua ke aku?" Nalva memberanikan diri untuk bertanya demikian. Gadis itu sudah ingin bertanya sejak kemarin tapi Naren selalu menghindari nya.

Naren diam. Apa yang harus dia jawab?

Naren tidak menyukai Nalva, tetapi laki-laki itu tidak mau putus dengan gadis itu.

Sekarang Naren merasa dirinya adalah laki-laki paling brengsek karena telah mempermainkan perasaan Nalva. Tetapi laki-laki itu mencoba tidak perduli karena tujuan nya hanya memburu Fardan.

Nalva yang melihat reaksi Naren pun hanya tersenyum pedih. Seperti dugaan nya Naren tidak akan menjawabnya.

"Aku tau, kamu cuman manfaatin aku buat kepentingan Morvesca dan diri kamu sendiri, tapi.." Nalva mengangkat kepalanya menatap Naren dari samping. "Aku ngerasa ini gak adil buat aku, karena kamu gak berhasil balas dendam ke kak Fardan kamu malah buang aku gitu aja kak, kamu kira aku gak punya perasaan?" Nalva sadar dirinya tidak berarti apa-apa, dia hanya gadis miskin yang tertolong beasiswa untuk bersekolah. Berbicara dengan orang lain saja rasanya gadis itu minder dan tidak berani.

Naren sekarang merasa hatinya gelisah, ingin meminta maaf tapi mulutnya seakan terjahit dan enggan untuk mengeluarkan suara.

"Aku berterimakasih karena berkat kamu aku bisa sekolah disini, aku juga gak perlu ngontrak buat tempat tinggal lagi, tapi.." Nalva tidak sanggup menyelesaikan kalimatnya. Nalva selalu merasa dia tidak berhak untuk membuka suara tapi kali ini gadis itu benar-benar merasa semua ini tidak adil untuknya terutama sikap Naren kepadanya.

Alat balas dendam untuk memancing musuh? Hah! Nalva bahkan nyaris tersedak bila mengingat fakta tersebut.

Mimpi Nalva yang selama ini ingin masa SMA nya dipenuhi dengan banyak teman dan mempunyai pacar yang selalu bisa di ajak kesana-kemari, makan eskrim, memasak bersama. Mempunyai kekasih untuk membuat hidupnya lebih bahagia bukan nya tersakiti seperti sekarang. Sepertinya gadis itu tidak bisa mewujudkan nya.

NARENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang