NARENDRA[30]

142K 13.2K 513
                                    


★ ★ ★

"Kiri Bang" Pekik Nalva ketika angkot yang dinaikinya sudah sampai di depan gerbang SMA GHARATHAMA.

Nalva turun setelah Naren, laki-laki itu sibuk merogoh sakunya. Tetapi naas Naren tidak menemukan selembar uang pun di sakunya.

Naren merasa sudah membawa dompetnya tetapi mengapa sekarang tidak ada di sakunya?

Nalva menatap Naren heran. "Kenapa kak?" Tanya Nalva.

"Ck, ini dompet gue mana lagi?" Naren terus mencari dompet nya berharap dompet tersebut ada di saku celananya.

"Yaudah pake duit aku aja" Nalva memberikan uang sepuluh ribu kepada supir angkot tersebut.

"Ini untuk berdua ya neng? Berarti pas ya?" Ujar sang supir angkot. Tanpa menunggu jawaban Nalva supir angkot itu sudah melajukan angkot nya.

Naren berhenti merogoh sakunya, dia baru mengingat dompetnya dia letak kan di jok motornya, sedangkan motornya sedang di bengkel.

"Ntar gue ganti" Kata Naren kemudian laki-laki itu berjalan terlebih dahulu, kemudian diikuti oleh Nalva dari belakang.

"Wih bos, udah bangkrut lo? Masa anak sultan berangkat naik angkot sih?" Ejek Candra yang masih bersandar di motornya.

Saat melewati parkiran, Naren berjalan mendekati teman-teman nya sedangkan Nalva berjalan lurus ke arah koridor untuk menuju kelasnya.

"Berisik" Sentak Naren.

"Sensi amat bos. Lagi datang bulan?" Tanya Candra tidak kapok.

"Minta lima ribu!" Kata Naren membuat teman-teman nya diam seketika.

Selama kenal dengan Naren, baru kali ini laki-laki itu meminta uang, lima ribu pula. Biasanya teman-teman nya yang meminjam uang kepadanya.

"Kayanya bos bener-bener udah bangkrut" Bisik Candra kepada Aji, tetapi tidak terdengar seperti bisikan karena masih bisa di dengar oleh semua orang yang ada di situ.

"Sembarangan lo, kalau Naren bangkrut ntar yang neraktir kita beli telor gulung siapa anying?" Tanya Aji ikutan panik.

"Kita harus deketin Elio, karena yang terkaya setelah Naren disini ya Elio" Kekeh Candra.

"Lo berdua emang kaga ada akhlak nya ye" Ujar Yansen sambil menoyor kepala Aji dan Candra bergantian.

Naren tidak mengindahkan percakapan kedua manusia itu. Laki-laki itu menunggu uang lima ribu untuk membayar hutang nya kepada Nalva.

"Buat apa sih bos?" Tanya Aji penasaran. "Nih, lima ribu kan?" Aji mengeluarkan dompetnya dan memberi lima ribu rupiah kepada Naren.

Candra mengintip isi dompet Aji yang hanya berisi uang dua ribuan dan seribu logam.

"Yahahah pantesan di putusin sama Tiara, orang lo kere begini" Candra tertawa setelah melihat kondisi dompet Aji.

Naren menerima uang tersebut dan langsung pergi dari parkiran. Dia akan memberi uang tersebut kepada Nalva saat istirahat nanti.

"Heh kutu komodo, yang ada gue yang mutusin Tiara" Ujar Aji tidak terima.

"Halah, lo yang minta putus lo yang gamon" Ejek Yansen.

Aji diam. Sedangkan Yansen dan Candra sudah tertawa membuat beberapa orang yang lewat menoleh ke arah mereka.

Disaat mereka tertawa, Artan datang bersama Loren. Loren memang biasa berangkat ke sekolah dengan Artan.

Artan memarkirkan motornya tepat di samping motor Elio.

"Lioo!" Pekik Loren.

Loren langsung turun dan menghampiri Elio. "Yuk ke kelas!" Ajak Loren.

NARENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang