NARENDRA[50]

119K 13.2K 745
                                    


  ★ ★ ★

Tidak ada yang tahu keberadaan Naren saat ini, laki-laki itu tidak bisa di hubungi.

Nalva sendiri sampai khawatir di buatnya.

Wira sudah menerima hukumannya, laki-laki bejat itu akhirnya mendekam di penjara dengan kasus yang tidak dapat di toleransi lagi.

Kejahatan Wira memang melewati batas, selain kejahatan kejahatan yang dia lakukan terhadap Naren dan Saka, Wira juga mendapat kasus penggunaan narkoba dan menjual senjata ilegal.

Semua bukti kejahatan Wira di ungkapkan Galen dan di dukung dari bukti yang di dapatkan dari Raden.

Galen berinisiatif sendiri untuk membantu Raden menemukan bukti dari kejahatan Wira karena Galen sendiri marah dan kecewa ketika mengetahui adiknya di culik oleh Wira ketika dia sudah menyerahkan diri kepada polisi. Galen merasa bersalah kepada Liona, laki-laki itu benar-benar tidak bisa melihat adiknya menderita.

"Akhirnya tu biang kerok masuk penjara juga" Ujar Aji.

"Kondisinya udah sekarat, gue yakin Wira gak bakal tahan di penjara dengan keadaan kaya gitu" Kata Elio.

Nalva dan anggota Morvesca keluar dari kantor polisi tidak lupa Raden yang tersenyum puas dengan hasil kerjanya mengumpulkan bukti. Semua tidak akan terungkap jika bukti-bukti tersebut tidak di temukan oleh Raden.

"Terus nasib Volien gimana dah?" Tanya Yansen penasaran.

"Gak perduli gue" Jawab Candra. Laki-laki itu meregangkan ototnya dan menggerakkan kepalanya ke kiri dan ke kanan.

Artan mendekati Nalva dan menepuk pelan bahu gadis itu. "Gue anterin pulang, ya?" Tanya Artan.

"Tapi, kak Naren gimana?" Nalva menatap ponselnya, tidak ada balasan dari Naren.

"Lo udah coba hubungin?" Tanya Artan, laki-laki itu juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi kepada ketua nya itu.

"Udah, tapi gak di jawab" Kata Nalva.

"Gue anter pulang aja ya? Mungkin Naren lagi butuh waktu sendiri" Artan tidak begitu mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada Naren, tapi melihat kejadian dimana Wira memanggil Liam dengan sebutan 'Papa' sepertinya Artan bisa menyimpulkan bahwa Liam adalah ayah dari Wira dan Naren.

Nalva menggeleng. "Aku naik angkot aja, kak" Tolak Nalva.

"Tapi ini udah sore Va, emang masih ada angkot?" Tanya Artan tidak yakin.

"Masih kok" Jawab Nalva.

Artan hanya bisa bernafas pasrah. Mungkin Nalva masih mau menunggu Naren, jadi gadis itu tidak mau di antar pulang olehnya.

"Kalau gitu kita duluan ya? Kalau ada apa-apa hubungin gue!" Pamit Artan.

Nalva tersenyum singkat kemudian mengangguk pelan.

Anggota Morvesca sudah menghilang dari pandangan Nalva. Gadis itu masih setia mengecek ponselnya berharap ada balasan dari Naren, tapi nihil laki-laki itu sama sekali tidak menjawab maupun membaca pesannya.

  ★ ★ ★

"Mas, kamu gak bisa diem aja dong! Anak kita di penjara dengan konsisi sekarat kaya gitu, kamu gak kasihan apa?" Tanya Friska dengan nada menuntut.

"Terus saya harus apa Friska? Kesalahan yang dibuat oleh Wira itu tidak sepele! Kamu kira gampang mengeluarkan dia dari penjara, hah?" Tanya Liam tidak habis fikir.

"Ya kamu harus tanggung jawab dong! Wira kan anak kamu, Mas!" Sentak Friska.

"Seharusnya kamu yang bertanggung jawab! Selama ini kamu tidak becus mendidik Wira, sehingga dia menjadi berandalan seperti itu!" Balas Liam. Mereka menjadi saling menyalahkan.

NARENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang