Typo bertebaran❗❗❗
___________________________Nat pov
Seluruh tubuh ku terasa sangat sakit, pinggangku juga serasa akan patah, berengsek ini telah menghancurkan seluruh tubuhku.
Untuk seseorang yang pertama kali melakukan sex ini sungguh menyakitkan, aku mungkin tidak akan bisa beranjak dari kasur atau mungkin bahkan dudukpun tidak akan bisa.Setelah aku dihajar habis-habisan oleh si berengsek max ini, dia malah tertidur di atas tubuh ku, kepalanya ia tenggerkan di bahuku, wajahnya tepat disampingku, dan... Punyanya masih bersentuhan dengan punyaku.
"Heii sat!! Kau sangat berat!!!" ucapku dengan mendorong tubuhnya dengan kuat,
Aku mencoba mendorongnya lagi dari tubuhku, tapi dia menolak menyingkirkan tubuh besarnya ."Shiiaa max!!" aku membentaknya cukup membuatnya membuka mata.
Matanya mengarah ke wajahku yang begitu dekat dengan miliknya.
"Diamlah.. Aku mengantuk.. Jangan berisik.." dia menjawabku halus tapi entah kenapa itu terdengar mengerikan bagiku.
Aku terdiam dan mau tak mau membiarkannya.
"Kau juga tidurlah.. Besok kita akan pergi dari tempat ini.." katanya
"Apa maksudmu? Pergi kemana? Aku tak akan meninggalkan rumah ini!" Kataku tegas.. tapi jangan harap dia mendengarkanku, dia hanya tau cara mengacuhkan perkataanku dan kembali tidur.
----
Pagi harinya aku melihat max mengambil semua pakaianku dari lemari memasukkannya ke koper besar berwarna hitam. Mataku masih setengah terbuka, aku masih merasa lelah untuk beranjak dari kasur. Max menghampiriku, menyingkirkan selimut dari tubuhku yang telanjang.
"Bangunlah!" Dengan terpaksa akupun terbangun dan mencoba membuka mata lebar-lebar.
"kau mau bawa aku kemana?" tanyaku.
"jangan banyak tanya dan bangunlah!" aku mencoba bangkit dari tidurku, tapi tubuhku sangat kesakitan sampai tak sanggup hanya untuk sekedar duduk.
Max melihat aku meringis kesakitan, lalu ia duduk di samping tubuhku menatap wajahku datar.
"apa masih sakit?" apakah itu perlu di pertanyakan? Tentu saja sakit! Hampir semalaman dia menyiksa ku diranjang, batinku.Max pun berlalu mengambil pakaian dan membantuku agar terduduk, mencoba memakaikan pakaian yang ia bawa padaku. "aku bisa sendiri!" kataku sambil merebut pakaian di tangannya dan dengan cepat aku memakainya.
"Mengapa kau memindahkan semua bajuku ke dalam koper?" tanyaku sambil melihat koper hitam yang sudah penuh di lantai.
"Apa kau tidak ingat? Aku sudah bilang hari ini kita akan pergi bukan?"
"Dan aku sudah bilang aku tak akan meninggalkan rumah ini!" sanggahku
"Baiklah! Tetaplah disini jika kau mau!" aku melihat kearahnya bingung. Merasa ada yang janggal dengan kata-katanya.
"Mari kita lihat berapa lama kau akan bertahan!" lanjutnya.
"Heii sat! Kau bilang seperti itu seakan-akan aku akan mati jika tak ikut dengan mu" dia mengangkat alisnya dan mempoutkan bibirnya seakan mengejekku.
Author pov
Max bergegas kedalam mobil dan nat hanya melihatnya dari ambang pintu rumahnya dengan koper dan tas di tangannya.
"Jadi.. kau akan ikut atau tidak?" max kembali bertanya.
"Maii! Aku sudah bilang tak akan pergi dari sini!!" max menyandarkan punggungnya ke mobil melihat nat dengan wajah menyebalkan dan menyunggingkan bibir.
"Yakin?".
"Hmm!! Tentu saja!".
"Lalu kenapa kau membawa kopermu keluar?" pertanyaannya cukup membuat nat juga bingung, kenapa ia malah membawa kopernya keluar? Apa karena ancaman max membuatnya takut?.
"Hmm baiklah, tapi berikan aku alasan kenapa aku harus ikut denganmu!" benar, sepertinya nat cukup takut dengan ancaman max.
Pil putih itu dan minuman yang selalu nat dapat dari max, nat masih penasaran apa sebenarnya itu! Makanya nat takut kalo sampai max tidak memberinya dia akan mati.
"Tidak ada alasan. Kau bisa tetap disini kalau kau mau! Tapi kau ingat kan bagaimana kondisi tubuhmu saat aku tidak ada disini sebelumnya? Mungkin itu akan terjadi lagi padamu!"
"Apa karena pil dan minuman itu?" max tidak menjawab dia hanya kembali mempoutkan bibirnya juga mengangkat bahunya seakan mengejek nat lagi.
"Kau kalo mau ikut cepatlah naik mobil!".
Sebenarnya hati nat sangat berat meninggalkan rumah ini, tapi tidak tau kenapa kakinya mulai melangkah menuju max, fikirnya "setidaknya aku harus tau apa yang ia berikan padaku agar aku bisa mencarinya dan memilikinya"
Memang saat ini nat begitu candu dengan obat yang diberikan max, nat tau bahwa yang diberikan kepadanya itu salah satu jenis narkoba hanya saja nat tidak pernah melihat obat seperti itu dipasaran.
Dan juga minuman itu, entah kenapa nat juga merasa ada sesuatu tentang minuman itu, cara kerjanya juga seperti narkoba tapi tidak mungkin ada alkohol yang berefek seperti narkoba.
Ya.. Setidaknya aku harus tau apa saja yang ia berikan pada tubuhku sampai aku seperti ini.- batin nat
-----
Max dan nat tiba disebuah rumah yang begitu besar dan mewah, letak rumahnya di tengah kota.
Nat di bawa masuk ke area ruang tamu, disana dia melihat seorang pria dengan tubuh kecil dan tak kalah tampan dari max.
"ini first, adikku.." kata max menjawab kebingungan nat saat melihat pria itu menghampiri dirinya dan max.
"..dia yang akan menjagamu disini" lanjutnya.
"hai aku first, dan kau nat bukan?" pria yang bernama first itu menyodorkan tangannya pada nat dan disambut baik olehnya.
"khap, aku nat." jelasnya singkat.
"Selamat datang dan semoga kau betah disini'' ramah first sambil menarik kembali tangannya dari nat.
Betah? Hah! Tidak mungkin akan ada orang yang betah tinggal bersama bajingan seperti max - batin nat.
"Aku tidak akan tetap tinggal bersama mu disini.. makanya aku meminta first menemanimu, aku hanya akan kesini for "something fun".." bisik max tepat disamping telinganya, nat sedikit terkejut, karena kalimat max itu seakan dia tau apa yang ada dipikiran nat saat ini.
__________________________________________
TBC
vote and comment for next chapter.
Jangan lupa kritik dan sarannya ya guys:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Free Alcohol. Maxnat🔞 (END)
Teen FictionMax mencengkram rahang nat kuat mengarahkan pandangan padanya tak peduli yang punya sudah kesakitan. "ingat nat, bukannya kau masih ingin ini?!" ucap max sambil menunjukan sebotol minuman tepat di wajah nat. "ingat sayang kau tidak bisa hidup tanpa...