Extra chapter ‼️
Happy reading:)
Don't forget to vote and comment na...😊--------------------
Author POVsudah bersama belum tentu semuanya sama seperti sebelumnya, ada hal yang mungkin akan lebih buruk dirasa, tapi yakin mereka akan memperbaiki semuanya.
Max bersama dan bersampingan dengan seorang yang enam bulan ini ia lepaskan pergi dari hidupnya, tapi tak ada kata yang mampu memecah keheningan dan kecanggungan yang ia rasakan diantara mereka saat ini, padahal jika di fikir baru beberapa saat saja mereka bertengkar di area parkir bar yang mereka tinggalkan.
Hanya fokus menyetir yang max lakukan sekarang..
Sebenarnya max tidak tau harus kemana dia lajukan mobilnya, tapi dengan tanpa sadar max akhirnya mengantarkan Nat dan dirinya ke rumah Nat.
Mereka masih terdiam saat mobil yang mereka tumpangi sudah terparkir didepan rumah Nat sampai suara pelan dari Nat akhirnya memecah kesunyian itu "Terima kasih sudah mengantarkan ku".
".." max tidak menjawab, dia hanya menatap sekilas wajahnya lalu menundukkan kepalanya pelan.
Nat pun keluar dari mobil tersebut dan melangkah menjauh, sampai seseorang ikut keluar dan memanggilnya.
"Nat!!.." Nat berbalik dan melihat max mulai mendekati dirinya dengan langkah yang pelan pelan.
"B-bolehkah aku ikut masuk?" tanyanya sedikit terbata.
Nat awalnya hanya terdiam sampai dia menyunggingkan senyuman dan mengangguk kecil.
Natpun kembali melangkahkan kakinya untuk masuk ke rumah hanya bedanya sekarang langkahnya diikuti oleh langkah max dibelakang.
.
.
.Setelah berada didalam rumah max tidak langsung duduk dia hanya termenung melihat setiap sudut rumah Nat yang begitu bersih tidak seperti rumahnya yang berantakan, ini juga mengingatkan dia pada ingatan dulu dirinya dirumah ini, dimana ia pertama kali mengikat Nat pada dirinya, sampai ia sendiri tidak sadar jika ikatan tersebut terlalu kencang hingga sulit dilepaskan.
"kenapa termenung seperti itu? duduklah.." ucap nat.
"Nat, bolehkah aku masuk ke kamar mu?" jawaban yang nat terima adalah sebuah pertanyaan yang membuatnya sedikit bingung.
"Kamarku? tentu saja.. kau tau kan letak kamarnya dimana?" max mengangguk dan langsung berlalu ke kamar Nat.
Nat hanya membiarkannya, dan malah beralih ke dapur untuk membawakan secangkir minum untuk tamunya.
.
.
.Ingatan max terus bergulir sampai ke titik awal dia bertemu dengan Nat sampai titik awal dirinya bersama Nat dirumah ini.
Momen momen saat dia mengikatnya, menyiksa nya dan dengan teriak Nat yang masih bisa ia ingat jelas di otaknya. tak terasa hatinya sedikit sakit saat mengingatnya, air matanya mengalir begitu saja melewati pipinya.
Dimana max yang kejam? Entahlah dia juga tidak tau, yang ia tau hanya semenjak Nat pergi dari hidupnya kini hatinya melemah.
.
.
.Max mengusap usap air matanya, mengatur nafasnya saat terdengar Nat masuk ke ruangan yang sama tempat dia berada saat ini.
"Max.."
"huh?!"
"Tidak perlu diingat lagi.. aku sudah mencoba melupakannya dan aku juga ingin kau melupakannya" ucap Nat, seperti tahu apa yang sebenarnya yang max tangisi saat ini.
Max mengangguk, ia tak ingin ada kata "tidak" lagi untuk setiap permintaan Nat.
"Nat.."
"hmm?"
"mari menikah dan tinggal disini selamanya.." tutur max yang membuat nat tercengang mendengarnya.
"me-menikah?"
Max menyunggingkan senyuman yang amat sangat tulus, dan ia mendekati Nat yang masih berdiri sedikit jauh dari dirinya.
Nat memundurkan dirinya sampai max menghentikan langkahnya.
"kenapa?"
"pho.. mae.." deg.. jantung max serasa ditikam, ia sadar jika dirinya terlalu terburu buru padahal hubungan nya dengan Nat baru saja ia bangun kembali.
"max.. jika aku menikahi mu, apa pho dan mae tidak akan marah padaku?" Nat mulai menangisi kegelisahannya.
"tidak.. tidak.. tolong jangan menangis, aku tidak ingin kau menangis lagi karena aku. Maaf.. maafkan aku!" Ucap max sambil tergesa memeluk Nat yang mulai menangis dengan wajah yang begitu penuh kegelisahan.
Max terus menenangkannya, sampai Nat sendiri terdiam dan mulai menatap max tepat dimatanya.
"Aku ingin tetap disampingmu, aku ingin memenuhi permintaanmu untuk menikah, aku ingin kita terus bersama selamanya. Biarkan aku melakukannya" ucap Nat, padahal max baru saja merasa jika permintaan nya adalah kesalahan, tapi ia terkejut saat Nat malah menyetujuinya.
"Kenapa?" Tanya max.
"Aku akan membujuk pho dan mae nanti di surga, jika mereka memarahi ku lalu aku akan terus membujuk mereka sampai mereka memaafkan kedurhakaan ku pada mereka"
"Nat.." ucap max lirih saat mendengar ucapan Nat.
"Apakah aku sungguh pantas bersanding dengan manusia sepertimu?.."
"Tidak ada yang lebih pantas selain kau tn.saran"
"bagaimana dengan kaka-mu?"
"siapa lagi yang akan lebih bahagia daripada dia saat melihat kebahagiaan ku?" Jawab Nat.
Max kembali menitikan air matanya, kini malah lebih deras daripada sebelumnya begitu juga dengan Nat, tapi kini tangisan mereka diiringi dengan senyuman yang terlukis begitu indahnya diwajah mereka.
Max mengecup singkat bibir Nat, tapi Nat rasa ini saatnya untuk dia menyalurkan seluruh kerinduan dan kebahagiaan nya, jadi dia kembali menarik wajah max untuk kembali ia temukan bibirnya dengan bibir max.
Tidak ada lumatan pada ciuman tersebut. hanya ada ciuman lembut dan hangat yang begitu lama.
____________________________________
TAMAT!
maaf ga nyambung guys, author masih belajar🙂🙏
Boleh dikomen kalo dirasa ada kata yang kurang tepat atau kalimat yang ga nyambung nanti na revisi lagi😊.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.BOOK BARU!!!!!!👇 dipublish minggu depan!!!, up dua hari sekali. Winnysatang ya guys😊 yang berminat boleh nanti dicek atau follow dulu biar nanti ga ketinggalan☺️🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Free Alcohol. Maxnat🔞 (END)
Teen FictionMax mencengkram rahang nat kuat mengarahkan pandangan padanya tak peduli yang punya sudah kesakitan. "ingat nat, bukannya kau masih ingin ini?!" ucap max sambil menunjukan sebotol minuman tepat di wajah nat. "ingat sayang kau tidak bisa hidup tanpa...