Upacara

2.2K 354 60
                                    

Happy New Year 2022🎉

Terimakasih 2021, selamat datang 2022.

Apa harapan kalian di tahun ini?

Sebenarnya aku mau up kemarin, tapi aku baru aja dapat sinyal😌

***

Hari senin datang lagi. Ravandra berjalan malas menuju kamar mandi. Ia masih mengantuk, tapi alarm di ponselnya begitu berisik. Setelah kemarin menikmati libur seharian, kini ia harus kembali bersekolah.

Selesai mandi, ia langsung memakai seragam dan segala perlengkapan sekolahnya. Setelah itu , ia berjalan turun menyusul keluarganya yang sedang sarapan.

"Rava. Ini hari senin," Itulah kata sambutan yang Liora berikan pada putranya.

"Iya. Besok selasa, kemarin minggu," Jawab Ravandra santai, cowok itu kini duduk berhadapan dengan ayahnya.

"Sepatu kamu itu loh," Liora jadi geram sendiri. Sudah tau hari senin, tapi Ravandra malah memakai sepatu berwarna biru.

"Ini beli kemarin ma. Pakai uang tabungan aku loh," Ravandra tersenyum bangga.

Liora berdecak. "Coba deh, sekali-kali kamu taati peraturan. Jangan ngelanggar terus."

"Peraturan di buat untuk di langgar," Ujar Ravandra santai. "Iya kan pa?"

Gevandra berdeham. "Udah yang. Anak kek gitu nggak usah di ladenin."

"Capek mama tuh! Di bilangin jawab mulu!" Liora menggerutu. Wanita itu kini mulai memakan sarapannya. Marah-marah memang membuat lapar.

"Dek," Panggil Ravandra pada Gelora. Gadis kecil itu sedari tadi hanya diam. "Kenapa diem aja sih?"

Gelora menggeleng. "Bang, anterin Lora ya."

"Eh kenapa nih? Kok minta di antar abangnya sih. Biasanya kan papa yang antar," Protes Gevandra tak terima.

"Bosen sama papa terus," Ujar Gelora pelan. Tapi jelas saja masih di dengar oleh anggota keluarganya .

Ravandra tertawa ngakak. Cowok itu mengusap kepala adiknya. "Oke, abang anterin."

"Eh nggak boleh gitu dong!" Sewot Gevandra. "Kan sekolah Lora sama abang nggak searah. Kasian abangnya kan kalau ngater Lora dulu."

"Nggak papa," Ujar Ravandra. "Abang suka kalau adek abang manja sama abang gini. Berasa kalau abang di butuhin sama Lola."

"Udah pa," Potong Liora saat Gevandra hendak protes. Mau tak mau pria itu mengalah.

"Tapi nanti pulangnya sama papa," Ujar Gevandra. Gevandra itu selalu pulang saat makan siang, sekaligus menjemput putrinya. Ia hanya ingin makan siang jika bersama Liora. Dan setelah makan siang, ia pasti berangkat ke kantor lagi. Dasar pakcin.

Ravandra kemudian mengambil ponsel. Mengetik pesan untuk pacarnya.

To Cantikku 🐼

Yang, maaf aku ga bisa jemput. Gelora minta di anterin.

Maaf ya, ga bisa nepatin janji.

Setelah mengirim pesan pada Seiza, cowok itu memakan sarapannya. Dan setelah selesai, ia dan Gelora langsung berangkat sekolah.

Ravandra menatap wajah Gelora melalui spion motornya. Wajah gadis itu begitu sendu. "Lola kenapa? Coba cerita sama abang."

"Nggak papa bang," Gelora tersenyum lebar. Ia sadar jika Ravandra memperhatikannya lewat kaca spion.

"Jangan bohong sama gue. Kalau ada masalah, lo cerita sama gue," Ravandra menekankan kata-katanya. Terdengar begitu dingin dan menuntut. Raut wajahnya terlihat menyeramkan.

RAVANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang