Hukuman

2.4K 350 45
                                    

Walaupun komennya nggak nyampai target, tapi aku tetep update hehe

Aku tau kok, kalian pasti udah males nungguin aku update karena aku jarang banget up kan. Tapi InsyaAllah mulai sekarang aku mau rajin up lagi.

🥔🥔🥔

Setelah upacara selesai, kini saatnya memberi hukuman untuk anak-anak yang bermasalah. Pak Alan dan beberapa murid yang tidak taat peraturan masih berada di lapangan upacara.

Beberapa anak yang bermasalah sudah mendapat hukuman. Dan kini giliran Ravandra. "Jalan jongkok keliling lapangan 40 kali," Ujar Pak Alan.

"Cuma itu?" Ravandra mengangguk ringan.

"Itu hukuman untuk kamu yang datang terlambat, tidak memakai atribut lengkap, dan sepatu kuning," Ujar Pak Alan. "Setelah selesai dengan hukuman kamu, datang ke ruangan saya. Cepat lakukan hukuman mu!"

Ravandra mengangguk. Dan cowok itu mulai menjalankan hukumannya. Berjalan jongkok keliling lapangan di bawah sinar matahari yang terik. Oke, mari kita coba.

"Kalian ngapain masih di sini?" Tanya Pak Alan saat melihat anggota inti Geng Kentang dan beberapa anggota lainnya masih berdiri di lapangan upacara.

"Mau saya hukum juga?" Tawar Pak Alan.

Sontak semuanya menggelengkan kepalanya. Mereka hanya kasihan dengan bos mereka. Mereka hanya ingin menjadi anggota yang setia kepada Pak Ketua.

"Enggak mau lah pak!" Seru Debo.

"Pergi ke kelas kalian!" Teriak Pak Alan.

Sebelum pergi, anggota Geng Kentang menatap Ravandra. Sang Ketua menggelengkan kepalanya sembari tersenyum, membuat semua anggota Geng Kentang pergi menuju kelas masing-masing.

"Danang, tolong awasi Ravandra ya," Titah Pak Alan pada cowok yang sudah menyelesaikan hukumannya. Danang juga merupakan anggota Geng Kentang.

"Setelah selesai, pergi keruangan saya," Perintah Pak Alan pada Ravandra. Setelah itu, beliau melenggang pergi dari lapangan upacara.

"Mau gue gantiin bos?" Tawar Danang.

Ravandra terkekeh, sambil tetap melanjutkan jalannya. "Gue kuat. Udah lo ngitungin aja. Ini gue udah 5 putaran."

Danang mengangguk kikuk. Sebenarnya ia merasa kasihan dengan Ravandra. Tapi mau gimana lagi, itu hukuman karena kesalahan nya sendiri.

"Panas banget njir," Ravandra menyeka keringat yang mengalir di dahinya. "Mau ngeluh, tapi gue cowok. Ketua geng juga. Malu lah sama cantikku."

"Kalau capek istirahat dulu," Ujar seseorang membuat Ravandra menghentikan hukumannya. Cowok itu tersenyum lebar mendapati sang kekasih yang menghampiri nya.

"Minum dulu," Seiza menyerahkan satu botol minuman dingin pada Ravandra. Cowok itu langsung menerimanya dan langsung meminum hingga tersisa setengah, dan setengahnya lagi ia gunakan untuk menyiram kepalanya yang terasa panas.

"Makasih sayang," Ravandra berdiri. Meregangkan otot kakinya yang terasa kebas. Hukumannya juga sudah 30 putaran, tinggal 10 putaran lagi.

"Udah berapa putaran?" Tanya Seiza.

"30," Jawab Ravandra. "Tinggal 10 lagi dong cantik."

Seiza tersenyum. Kemudian gadis itu mendekatkan wajahnya pada telinga Ravandra. "Semangat ganteng ku."

Setelah mengatakan itu,  dengan wajah memerah Seiza segera berlari meninggalkan Ravandra.

Ravandra menggigit bibir bawahnya. Pipinya juga sama merahnya dengan Seiza. "Shit! Manis banget. Pengen gue terkam."

RAVANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang