Rachellia Caesa

1.6K 235 7
                                    

Happy Reading🥔❤

***

"Seiza."

Panggilan dari seseorang itu membuat Seiza membuka matanya. Gadis itu menoleh ke sumber suara. Di sudut rooftop, ternyata ada Tama yang sedang menginjak sisa rokoknya.

"Kak Tama," Panggil nya pelan, sembari mengusap air matanya.

"Kenapa, hm?" Tama mendekati Seiza. Lalu cowok itu mengusap lembut rambut panjang gadis itu.

Seiza menghela nafas panjang. Gadis itu menundukkan kepalanya. "Mereka bener kak."

"Bener soal apa?" Tama mengernyitkan dahinya bingung.

"Yang mereka bilang kalau aku cuma mainan kak Ravandra," Ujar Seiza pelan.

Tama memegang kedua pundak Seiza. "Kenapa ngomong gitu?"

"Aku baru aja liat dia pelukan sama cewek lain di lapangan kak," Akhirnya, tangis Seiza kembali pecah.

"Emang kurang aku apa sih kak?" Seiza mendongak, meminta jawaban dari Tama. Tapi baru saja Tama membuka mulut untuk menjawab, Seiza memutar tubuhnya dan berjalan menjauhi Tama.

"Aku nggak cantik? Iya!"

"Aku nggak seksi? Iya!"

"Aku nggak glowing? Iya!"

"Terus kurang aku apa!" Seiza jadi mencak mencak sendiri. Gadis itu berjalan sembari menendang kerikil dengan penuh emosi.

Tama terkekeh melihat tingkah gadis itu. "Iya, lo jelek banget."

"Iya. Makanya, aku kurang apa coba? Udah jelek, nggak kaya, nggak pinter. Dia mau cari yang gimana lagi sih?!" Seiza jadi kesal sendiri.

"Argh! Dasar cowok bajingan!" Seiza menendang tembok di depannya. Dan hal itu membuat Seiza mengaduh kesakitan.

"Shh," Seiza terduduk di lantai rooftop. Gadis itu mengelus bagian depan sepatunya yang baru saja ia gunakan untuk menendang tembok.

"Banyak tingkah banget sih," Tama duduk di samping Seiza. "Udah marah-marah nya?"

Seiza mengangguk polos. "Nggak tau mau marah yang gimana lagi. Tapi aku mau ngambek sama Kak Ravandra. Enak aja dia selingkuh."

"Emang dia beneran selingkuh?" Tama bertanya dengan memicingkan matanya.

"Pelukan sama cewek lain itu apa kalau nggak selingkuh?" Seiza menatap Tama polos.

"Bisa aja kan cuma temen," Tama mengedikkan bahunya. "Kenapa nggak tanya langsung aja?"

"Males banget," Seiza memutar bola matanya.

Tama terkekeh lagi. Cowok itu mengambil kotoran di rambut gadis itu. "Gara-gara Ravandra, lo jadi bolos gini ya Sei?"

Seiza menghela nafasnya. "Aku sebel banget tau. Nggak mood juga mau masuk ke kelas."

"Dasar bucin," Ledek Tama.

"Sukanya ngatain mulu!" Seiza mencubit pinggang Tama.

"Anjir sakit!" Tama mengusap bekas cubitan Seiza.

"Rese sih!"

"Gue bilangin tante kalau lo bolos loh," Ancam Tama.

"Aku bolos baru sekali. Kamu mah hampir tiap hari. Mana ngerokok di sekolah lagi. Aku bilangin papa kamu loh," Setelah mengatakan itu, Seiza menjulurkan lidahnya.

"Dasar bocil!" Tama menarik kepala Seiza. Mengapit kepala gadis itu di ketiaknya.

"Bau ih!" Seiza memukul paha Tama.

RAVANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang