Happy Reading❤
***
Pagi ini, Ravandra kembali menjemput Seiza ke sekolah. Sampai di depan rumah gadis itu, kekasihnya sudah menunggu didepan rumah.
"Ayo," Ajak Ravandra. Dengan romantisnya, cowok itu menurunkan injakan motor belakang.
"Nggak masuk dulu?" Tanya Seiza.
Ravandra menggeleng. "Ntar malah telat. Kalau masuk, aku pasti ngobrol sama bunda."
"Iya sih. Kalian kalau ngobrol suka lupa waktu," Ujar Seiza sembari naik ke atas motor.
Gadis itu memakai helm yang ia bawa dari rumah. Helm peninggalan dari sang ayah. Setelah selesai, Seiza melingkarkan tangannya di perut Ravandra. Lalu, Ravandra langsung menjalankan motornya.
Ravandra berkendara dengan kecepatan standar. Tidak pelan, tidak juga cepat. Sepanjang perjalanan, kedua remaja itu saling bertukar cerita. Dan hal itu yang membuat perjalanan terasa menyenangkan.
Motor Ravandra berhenti di lampu merah. Kemudian, matanya tertuju pada seorang Ibu-ibu penjual aksesoris yang sedang menjajakan dagangannya di antara pengemudi motor dan mobil.
"AKSESORIS, JEPIT, GELANG, GANTUNGAN KUNCI! MURAH MURAH!" Teriak Ibu-ibu itu.
Ravandra melambaikan tangannya pada penjual aksesoris tersebut. Yang di panggil, langsung mendekat.
"Mau apa den? Ini ada jepit ada pita, bisa buat hadiah buat pacarnya den," Ujar ibu penjual aksesoris itu sembari menunjukkan dagangannya.
"Jepit mutiara ini bu," Tunjuk Ravandra pada sebuah jepit. "Berapa?"
"Lima belas ribu aja den," Ibu penjual aksesoris itu memberikan jepit tersebut pada Ravandra.
"Kamu mau apa, yang?" Tanya Ravandra pada Seiza.
"Aku mau gantungan kunci itu dong bu," Seiza mengarahkan telunjuknya pada gantungan kunci berbentuk bintang. "Aku mau dua ya."
"Oh iya. Dua puluh ribu ya. Satunya sepuluh ribu," Ujar ibu itu sembari mengambil gantungan kunci yang Seiza maksud.
"Ini buk," Ravandra memberikan satu lembar uang seratus ribu pada ibu tersebut.
"Totalnya tiga lima. Kembalinya enam lima ya," Ujar ibu itu sembari mengambil kembalian di tasnya.
"Buat ibu aja kembaliannya," Ujar Ravandra. "Buat beli sarapan.".
" MasyaAllah, Alhamdulillah. Terima kasih nak," Ujar ibu tersebut sembari tersenyum cerah.
Setelah itu, lampu berubah warna menjadi hijau. Ravandra kembali menjalankan motornya karena kendaraan di belakang sudah mengklakson.
"Mari buk!" Seiza menganggukkan kepalanya pada Ibu-ibu tersebut.
Beberapa saat kemudian, motor Ravandra sudah sampai di parkiran sekolah. Seiza turun dari motor, dan Ravandra memarkirkan nomornya dengan benar.
Setelah itu, kedua remaja itu meletakkan helm di atas motor.
"Ini kak, gantungan kuncinya satu," Seiza memberikan gantungan kunci yang tadi. "Kita punya couple gantungan kunci deh."
Ravandra menerima nya. Kemudian, cowok itu meletakkan gantungan kunci itu pada tasnya.
"Yuk," Seiza mengajak Ravandra masuk ke gedung sekolah.
"Bentar," Ravandra mengambil jepit mutiara yang tadi di belinya. Kemudian, cowok itu memasang jepit di kepala bagian kanan. Kebetulan, hari ini Seiza menggerai rambutnya dan tidak memakai aksesoris apapun. "Biar tambah manis."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVANDRA
Genç Kurgu(Follow sebelum baca 🙃) Sequel Possessive Psychopath. *** "Kamu adalah definisi cinta yang sebenarnya." *** Bar-bar, banyak bicara, tidak pernah serius, itulah sifat dari Ravandra Nathaniel Alexander. Anak dari Gevandra dan Liora. Ketua geng di se...