Kencan Pertama

2.9K 401 61
                                    

Buat yang nungguin cerita ini, Maaf ya baru up, aku habis dari rumah sakit🙏🙏🙏

Happy Reading ❤

***

"Permisi bu!" Ravandra mengetuk pintu kelas 10 IPA 1 , yaitu kelas Seiza. Padahal saat ini jam pelajaran sedang berlangsung. Semua murid pun menoleh ke arah pintu kelas.

Banyak murid perempuan yang menahan pekikan mereka. Meskipun mereka tahu kalau Ravandra pasti ada urusan dengan Seiza. Walaupun mereka iri, tapi mereka mendukung hubungan keduanya. Soalnya mereka berdua itu terlihat begitu serasi. Ravandra yang bar-bar, Seiza yang lemah lembut.

Bu Tuti yang sedang mengajar pun menoleh. "Ada apa?"

"Saya boleh masuk nggak bu?" Ravandra berbasa-basi. Walaupun di larang, ia tetap akan memaksa masuk. Cowok itu membawa sesuatu yang di sembunyikan di belakang tubuhnya.

"Mau ngapain?" Bu Tuti menatap Ravandra dengan tatapan horornya. Memang beliau begitu sensitif dengan Ravandra dan gengnya.

Ravandra masuk kedalam kelas. Ia berhenti di hadapan bu Tuti. "Ini masalah hati bu," Kemudian cowok itu melanjutkan jalannya menuju meja Seiza. Hal itu tak luput dari pandangan Bu Tuti.

"Pagi pacar," Ravandra mengacak pelan rambut Seiza. Karena adegan tersebut, kelas langsung menjadi heboh.

"Ngapain sih kak?" Seiza berbisik pelan.

Ravandra tersenyum kemudian ia memberikan benda yang tadi di sembunyikan nya. Yaitu sebuah buket yakult. "Biar makin semangat belajarnya."

Seiza jelas saja tersipu. Ia sangat menyukai minuman ini. "Kok tau kalau aku suka yakult?"

"Apa sih yang nggak aku tau," Ravandra mengedipkan sebelah matanya.

"Hm," Tiwi berdeham. Gadis itu menatap iri pemandangan pasangan yang begitu meresahkan itu. "Pengen anjir."

"Udah?" Tanya Bu Tuti sedikit nyolot. "Keluar sana."

Ravandra menoleh ke arah Bu Tuti, "Bentar bu."

Cup!

Ravandra mendaratkan ciuman di puncak kepala Seiza. Kemudian cowok itu buru-buru beranjak pergi.

"Dah, yang!"

Pipi Seiza memerah. Kenapa Ravandra senekat itu sih?

Sementara hampir semua murid memekik kaget. Ini kali pertama Ravandra dekat dengan lawan jenis. Biasanya cowok itu akan cuek jika di dekati oleh cewek-cewek.

Tiwi memegangi dadanya yang terasa sesak. Kenapa ia selalu menjadi saksi kebucinan para manusia?

"Makasih bu," Ravandra berhenti di depan Bu Tuti. Kemudian ia menyalami tangan beliau.

"Jangan sakiti Seiza, ya." Pinta Bu Tuti. Karena Seiza adalah murid kesayangan beliau di kelas 10. Seiza adalah murid yang tidak pernah neko-neko. "Jangan ajari Seiza hal yang buruk. Cukup kamu aja yang langganan masuk BK. Seiza jangan kamu ajak ya. Jaga dia, dia anak baik."

Ravandra mengangguk patuh. Ia pikir Bu Tuti akan memarahinya dan menghukumnya seperti biasa. Tapi ternyata beliau malah memberi wejangan yang cukup menyentuh hati.

"Saya permisi keluar ya bu," Pamit Ravandra.

Ravandra keluar dari kelas Seiza, dan di depan kelas sudah ada para cecunguknya yang menunggu. Semuanya menyambut Ravandra dengan senyum sumringah, kecuali Reynand tentunya.

"Gimana bos?" Tanya Liam antusias.

"Aman," Ravandra mengacungkan kedua jempolnya.

"Bu Tuti nggak marah?"  Tanya Argi, ia merasa was-was.

RAVANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang