Babi

1.8K 280 27
                                    

Haiii happy reading, ❤❤

****

Bel pulang berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu. Seiza memutuskan untuk turun dari rooftop. Sedangkan Tama sudah pergi sejak jam istirahat kedua tadi.

Seiza berjalan menyusuri lorong sekolahnya yang sudah sepi. Ia memang sengaja. Agar tidak bertemu dengan Ravandra tentunya.

Tapi saat baru saja ia melangkah masuk ke dalam kelas, ia langsung di sambut oleh pertanyaan dari Tiwi. Kebetulan kelas memang hanya berisi gadis itu.

"Lo dari mana aja sih Sei?!" Tiwi menatap Seiza khawatir. Gadis itu memegangi kedua lengan Seiza dan menatap gadis itu dari atas sampai bawah. "Lo nggak kenapa-napa kan?"

Seiza menggeleng. "Nggak papa kok. Aku habis ngadem tau."

"Ngadem gundulmu!" Tiwi mencubit pipi Seiza gemas. Di khawatirin malah seenaknya aja.

"Capek tau," Seiza terduduk lesu. Entah ia duduk di bangku milik siapa.

"Lo habis dari mana?" Tiwi menahan geram. Seiza lama-lama makin halal untuk di pukul.

"Nih ya dengerin," Seiza berucap serius. "Tadi kan si itu di hukum, terus aku keluar itu bukan ke toilet tapi buat beliin dia minum. Eh pas aku mau ngasih minum, dia malah lagi pelukan sama cewek. Babi banget kan?!"

"Eh mulut lo!" Tiwi refleks memukul pelan mulut Seiza. Gadis itu terlalu kaget karena Seiza itu jarang sekali ngomong kasar.

"Astaghfirullah!" Seiza mengusap dadanya. "Aku khilaf Ya Allah."

Tiwi mendengus. "Terus gimana? Emang Kak Rava pelukan sama siapa?"

"Jangan sebut nama!" Teriak Seiza sembari membekap mulut Tiwi sebentar. "Nggak tau, anak baru kayanya."

"Jangan-jangan, dia anak baru yang di bicarain anak-anak pas istirahat tadi?" Ujar Tiwi menerka. "Katanya, dia di kelas 11 IPS 5."

"Sekelas sama dia dong!" Seiza menggebrak meja. "Pasti mereka ada hubungan. Bener ya, aku cuma mainan nya dia."

"Heh jangan overthinking dulu," Ujar Tiwi memperingati. "Siapa tau, mereka emang ada hubungan. Tunangan misalnya."

"Setan!" Seiza mengumpat. Bukannya menenangkan, eh malah buat suasana hati Seiza tambah panas.

Tiwi terkekeh, berhasil memancing kemarahan Seiza. "Lo tanya dulu lah sama dia. Minta penjelasan dulu."

"Udah jelas sih," Ujar Seiza pelan. Mata gadis itu kembali berkaca-kaca. "Jahat banget tau nggak?"

Tiwi menghembuskan nafasnya. Kasihan sahabatnya ini, baru pertama kali pacaran, eh langsung dibuat nangis. "Pulang yuk. Jalan-jalan ke taman bermain gimana?"

Seiza mengangguk lesu. "Pulang aja. Mau tiduran sambil nangis," Lalu dengan ogah-ogahan gadis itu berjalan keluar dari kelas.

"Aduh!" Seiza mengaduh saat jidatnya membentur oleh sesuatu yang keras. Ini salahnya sih, jalan aja nunduk. Kaya mau cari uang jatuh aja.

"Sayang!"

Suara itu tak asing bagi Seiza. Nyatanya gadis itu kini berada di pelukan seseorang.

Seiza mendongak. Ia menatap dari bawah wajah tampan yang sedang tersenyum lebar. Sempat terpana sebentar, detik berikutnya, gadis itu langsung mendorong tubuh cowok tersebut.

"Nggak usah peluk-peluk!" Ujar Seiza ketus. "Alergi sama bekas orang."

"Kenapa sih," Ravandra menahan tangan Seiza saat gadis itu hendak berjalan.

RAVANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang