Sebaris Harap
"Bahkan aku tidak tahu takdir apa yang Tuhan gariskan untukku. Hanya saja aku berharap, tulang rusukku adalah dia yang selalu kudamba."
(Rafdan Rais Sasongko)
***
Empat bulan telah berlalu, tepatnya usai sudah masa iddah Zahira. Wanita itu menjalani masa iddah sesuai syariat. Rafdan menunggu saat ini dengan tidak sabar. Sudah saatnya ia mengatakan isi hatinya kembali.
Oleh karena itu, hari ini ia berencana kembali mengungkapkan perasaannya pada Zahira. Sepuluh menit sudah Rafdan gelisah memandangi ponselnya. Pesan WattApps yang ia kirim kepada Zahira belum dibaca. Masih saja centang abu.
Sesekali Rafdan melihat sekeliling, berharap Zahira lewat. Namun, tidak ada tanda-tanda keberadaan wanita itu. Rafdan kembali melirik layar ponsel. Matanya membulat sempurna dengan rekahan senyum bahagia setelah melihat pesannya dibaca.
Sebuah balasan pesan dari Zahira meluncur. Tertulis Zahira menerima ajakan Rafdan untuk bertemu asalkan bersama Keysa. Dengan cepat jari kekar Rafdan mengetik untuk membalas pesan Zahira. Ia setuju saja apabila Zahira meminta ditemani Keysa. Toh, Keysa sudah tahu semuanya.
Segera Rafdan bergegas pergi ke tempat yang sudah mereka sepakati. Tepat di ujung jalan, terdapat warung lesehan yang lumayan nyaman. Rafdan sampai di tempat yang dimaksud lebih cepat.
Rafdan bergegas masuk setelah memarkir motornya. Segera ia memilih tempat yang cukup luas dan sepi. Agar ia bisa dengan leluasa mengobrol dengan Zahira dan bisa mengutarakan isi hati tentunya.
"Mau pesan apa, Mas?" tanya pemilik warung ramah.
"Bebek goreng sama jus alpukat," jawab Rafdan.
Rafdan melirik ke jalan, belum ia dapati Zahira dan Keysa. Hingga jus alpukat pesanannya datang, Rafdan menyeruput minuman dingin itu. Tepat saat itu terdengar sebuah motor berhenti.
Rafdan menoleh dan tersenyum setelah mengetahui siapa yang datang. Zahira dan Keysa sedang menuju ke arah tempat ia duduk. Kedua wanita langsung duduk di depan Rafdan.
"Mau makan apa?" tanya Rafdan sambil menyodorkan buku menu makanan di atas meja.
"Bebek goreng kayaknya enak," jawab Zahira saat melihat pemilik warung mengantarkan makanan pesanan Rafdan.
"Iya, nih. Aromanya sedap," sela Keysa menghirup aroma yang keluar dari kepulan asap bebek goreng.
"Bebek goreng dia lagi, Pak," pesan Rafdan kepada pemilik warung.
"Sekalian es jeruk, Pak," sambung Zahira.
"Jus alpukat, Pak," imbuh Keysa.
Pemilik warung mencatat pesanan kemudian segera berlalu untuk menyiapkan makanan yang dipesan. Lima belas menit makanan sudah tersaji di meja beralaskan tikar anyaman tersebut.
Tanpa dikomando, mereka makan dengan lahap. Rafdan telah menghabiskan seluruh isi piring tak tersisa. Rafdan diam-diam melirik Zahira yang sedang asyik menikmati makanannya.
Rafdan sangat berharap Zahira kali ini menerima cintanya. Andai pun belum siap, Rafdan bersedia menunggu lagi. Sampai hati Zahira dapat menerima dirinya.
Keysa menangkap basah Rafdan saat menatap Zahira. Ia hanya bisa tersenyum melihat ulah Rafdan. Terlihat pria itu sedikit gugup saat matanya bertemu dengan mata Keysa.
"Kalau aku hanya jadi nyamuk, lebih baik aku pergi dulu," ucap Keysa.
"Eh, siapa bilang?" Zahira menoleh kepada Keysa yang memandangi Zahira dan Rafdan bergantian meminta jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta yang Jatuh (𝙏𝙖𝙢𝙖𝙩)
Fiksi RemajaTidak ada persahabatan seorang laki-laki dan perempuan yang pada akhirnya salah satu atau keduanya jatuh cinta. Setelah menikah dengan Dendi, Zahira melanjutkan kuliahnya yang sempat cuti. Siapa sangka dia akan bertemu Rafdan-adik tingkatnya. Dengan...