U - 1

1.8K 244 15
                                    


Sean
Kak Mahes, Juan ikut Kakak manggung tah?
Aku samperin dia nggak ada di kosan

Setelah membaca pesan yang masuk ke dalam ponselnya, orang yang dipanggil 'Kak Mahes' itu segera bergegas mengambil tas kecilnya lalu keluar dari backstage setelah berpamitan kepada teman-temannya.

"Eh mau kemana lo?" tanya satu orang laki-laki yang baru saja turun dari mobilnya.

"Biasa."

"Nggak jadi ikut makan-makan, dong."

Yang ditanya hanya menggeleng seraya memakai helm di kepalanya. "Adek gue nggak ada di kosan."

"Oh ya udah. Hati-hati."

"Yo, gue duluan."

Motor yang dikendarainya itu kini membelah jalanan malam. Mungkin sekarang waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam lebih. Perasaannya benar-benar tidak tenang setelah mengetahui bahwa adiknya tidak ada di kosan.

Tidak lama, orang itu sampai di depan sebuah kosan dan menemukan seseorang yang berdiri di depan kamarnya. Orang yang berdiri di depan kamar itu menyadari seseorang berlari ke arahnya.

"Kak Mahes!"

"Beneran nggak ada?"

"Nggak ada, Kak. Aku ketuk-ketuk dari tadi nggak keluar juga. Terus aku iseng liat dari jendela, kamarnya masih gelap."

"Iya udah kamu pulang aja biar Kakak yang cari. Dijemput nggak?"

"Iya dijemput, Kak."

"Iya udah hati-hati."

Setelah kepergian laki-laki yang lebih muda darinya itu, Mahesa Rajendra segera bergegas kembali menaiki motornya, seratus persen perasaannya saat ini sangat mencemaskan adiknya.

"Kamu kemana sih, Ju?" gumamnya.

Hampir satu jam mengendarai motornya tanpa arah, Mahesa menemukan adiknya di pinggir jalan sedang duduk di trotoar. Buru-buru Mahes menepikan motornya dan menghampiri adiknya.

"Juan!"

"Astaga, kamu kenapa bisa di sini?"

Juan Rajendra. Saudara laki-laki satu-satunya yang Mahesa punya.

"Juan, kamu kenapa bisa di sini um?" tanya Mahesa.

Si pemilik nama hanya tersenyum polos seraya memperlihatkan dua buah permen kaki di kedua tangannya. "Juan punya ini, dikasih Kakak baik," jawabnya.

Mahesa menunduk diiringi helaan nafas lega karena sudah menemukan adiknya. "Ini hampir tengah malem Juan, siapa yang ngajak kamu ke sini?"

"Kakak yang kamarnya di sebelah kita."

"Naik apa? Terus Kakak itu kemana?" tanya Mahesa bertubi-tubi.

"Naik mobil, Kakak itu nyuruh Juan diem di sini nanti dijemput tapi udah lama bilangnya. Juan tunggu tapi nggak dateng, terus Juan nggak bawa ponsel jadi nggak bisa telepon Kakak," adu Juan polos.

Mahesa menutup kedua matanya lalu berdiri, tangannya merogoh ponsel di saku celananya untuk menelepon seseorang.

"Halo Jayden, gue minta tolong boleh?" ucapnya.

"..."

"Iya nanti gue kirim alamatnya."

Setelah menghubungi salah satu temannya, Mahesa kembali berjongkok dan ikut duduk di sebelah adiknya. Mendekap tubuh Juan yang dingin karena angin malam, mengusap pundaknya pelan di pinggir jalan yang penuh kesunyian.

"Juan ... lain kali nggak boleh asal ikut lagi yaa?"

"Mmmm."

"Kakak khawatir banget Juan," ucap Mahesa lirih.

Universe • Lee Heeseung [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang