U - 32

722 109 1
                                    


Diandra Sabinara mengamuk di ruang kerja ayahnya, lebih tepatnya di ruangan Rektor di kampusnya. Tidak peduli banyak mahasiswa yang mungkin mendengar teriakannya, ia hanya ingin menuntut sang ayah yang dengan tega melarang hubungannya dengan Mahesa.

"MAKSUD AYAH APA?! AYAH NGGAK SUKA LIHAT AKU SENENG?" teriaknya.

Ayah hanya diam, tidak mempedulikan Diandra. Namun lama-lama, telinganya terganggu dengan teriakan anaknya yang tidak berhenti. Ia segera menyuruh bawahannya untuk menggeret Diandra dan membawanya pulang.

"Bawa pulang dan ikat dia kalau masih berontak," titahnya.

Diandra semakin memberontak, ia tidak ingin dibawa pulang, ia hanya ingin Mahesa! Tapi tenaganya kalah besar karena ia seorang perempuan, sehingga mau tidak mau ia dibawa pulang ke rumahnya.

"AYAH!!!"

Sebagian mahasiswa mungkin mengira jika itu hanya persoalan biasa antara ayah dan anak, namun tidak sedikit juga mahasiswa yang mengetahui masalah hubungan Mahesa dan Diandra.

Sedangkan Mahesa kini berada di gedung F depan ruangan 02 di fakultasnya. Ia hanya duduk melamun guna menenangkan pikirannya, sampai ia merasakan tepukan di bahunya.

"Dah kelar?" tanya Cakra.

"Hmm."

Cakra mengangguk lalu ikut duduk di samping temannya.

"Renata sama Reza gimana?" tanya Mahesa.

"Udah diurus, kayanya bakal di drop out."

Mahesa mengangguk, ia tidak protes karena hal itu memang pantas untuk seseorang yang tega menyakiti dan menganiaya anak di bawah umur. Urusan bagaimana perjanjian Diandra dengan Renata dan Reza, Mahesa tidak ingin tahu. Yang terpenting sekarang adalah urusannya selesai.

Kehidupannya dan Juan mungkin akan berubah, tapi setidaknya tidak akan semenyakitkan saat kemarin.

"Sam mana?" tanya Mahesa.

"Di parkiran sama Jayden, ayo pulang. Lo nggak ada kelas lagi, 'kan?"

"Nggak ada."

Keduanya berjalan menuju parkiran untuk menghampiri Jayden dan Samudera. Namun tiba-tiba Mahesa teringat jika ia harus kumpulan Hima.

"Eh gue harus kumpul Hima," katanya.

"Lo masih ikut?"

"Masih lah gila, ntar gue harus sidang kalau mau keluar."

Cakra mengangguk, benar juga. Meskipun mereka tidak satu fakultas, tapi rata-rata kebijakan di himpunan mahasiswa tiap fakultasnya memang sama.

"Nggak jadi ternyata, ayo dah," ucap Mahesa setelah melihat pesan di grup himpunannya.

Sesampainya di parkiran, ia langsung masuk ke dalam mobil yang sudah diisi oleh Jayden dan Samudera. Mobil yang dikendarai Jayden itu keluar dari kampus dan berlalu menuju rumah Samudera.

"Juan masih home schooling?" tanya Jayden seraya melirik Mahesa dari kaca spion.

"Masih, baru mau gue lanjutin." Mahesa menghela nafas. "Tapi kayaknya bakal susah, paling cuman belajar nyerap materi doang. Udah nggak bisa nulis dia," lanjutnya.

"Oh iya bener."

"Juannya mau nggak? Kalau dia nggak mau mah kata gue mending jangan, Hes," ucap Samudera memberi saran.

"Awalnya dia mau, tapi pas baru inget tangannya nggak bisa gerak tiba-tiba dia diem."

"Obrolin aja sekarang, dia di rumah lo 'kan Sam?" tanya Cakra.

Universe • Lee Heeseung [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang