U - 21

721 101 18
                                    


Mahesa tidak sedikitpun melunturkan senyumnya semenjak dirinya dan Diandra resmi memiliki hubungan. Dengan tangan yang menenteng satu kantong keresek yang isinya nasi goreng, Mahesa berjalan seraya bersiul menuju kamarnya. Keningnya sedikit mengernyit begitu melihat keadaan kamarnya yang gelap dari luar.

"Pasti lagi tidur dia," gumam Mahesa.

Langkahnya harus terhenti karena mendengar ponselnya berbunyi. Dengan cepat ia merogoh sakunya dan melihat ponsel miliknya yang ternyata terdapat pesan dari Jayden.

Jayden
Mahesa, adek lo ada sama gue ya
Tadi gue bawa ke sana
Takutnya lo nyariin, jadi nggak usah panik

Ah, Mahesa mengerti sekarang kenapa lampu kamarnya masih gelap. Ternyata karena Juan pergi dijemput temannya. Maka dengan santai ia membuka pintunya dengan kunci yang sedari tadi ia bawa. Lagi-lagi keningnya mengernyit saat merasa pintu kamarnya lebih longgar dari biasanya.

"Perasaan doang kali ya."

Saat lampu dinyalakan, Mahesa terdiam melihat ponsel Juan tergeletak di kasurnya. Namun, begitu ia ambil dan coba lihat ternyata sudah mati total.

"Nanti aja lah tinggal dicharger," gumamnya.

Lalu Mahesa menyimpan keresek bawaannya tadi dan berlalu ke kamar mandi untuk berganti pakaian. Tidak butuh waktu lama, Mahesa sudah keluar dengan pakaian yang lebih santai. Karena kemungkinan Juan sudah dibelikan makanan oleh Jayden, maka dari itu nasi goreng yang ia bawa barusan menjadi santapannya.

Saat sedang asyik makan nasi goreng, terdengar suara pintunya yang diketuk. Kemudian tanpa basa basi Mahesa bangkit untuk membukakan pintu.

"Ibu?"

Mahesa kaget saat pintu terbuka, wajah sang ibu ada di hadapannya.

"Bener ternyata di sini."

"Ibu kok tahu Hesa di sini?" tanya Mahesa, tak lupa mengajak ibunya masuk ke dalam.

"Tahu lah, Ibu nyari informasi."

Wanita yang sudah lama tidak datang mengunjunginya itu duduk di tepi kasur dengan mata yang sibuk invasi ruangan kecil ini.

"Minum dulu, Bu."

Kegiatannya terhenti karena Mahesa memberikan satu gelas air putih. "Kamu sendirian di sini, Hes?" tanya ibu sesaat setelah mencicip minum yang diberikan Mahesa.

"Sama Juan berdua."

Mahesa ikut duduk di samping ibunya sembari menyandar ke lemari. Nasi goreng yang tadi ia makan sudah disimpan terlebih dahulu supaya ibunya nyaman.

"Ah, Juan."

"Iya Juan, Adik aku."

Ibu terdiam mendengar penekanan kata dari ucapan anaknya. "Kemana dia sekarang?" tanyanya.

"Dijemput Jayden temen aku, kayaknya diajak main karena tadi sendirian di sini," jawab Mahesa.

"Memangnya kamu dari mana?"

Entah mengapa, tiba-tiba saja jantungnya berdetak dua kali lipat saat membayangkan hal yang sudah dilaluinya tadi.

"Keluar sama temen. Oh ya, Ibu sendiri?" tanya Mahesa mengalihkan pembicaraan.

"Iya sendiri."

Lalu, anak dan ibu itu larut dalam obrolan. Membicarakan semua hal yang selama ini ingin diceritakan, setelah bertahun-tahun tidak bertemu, mustahil jika keduanya tidak memupuk perasaan rindu. Maka dari itu, Mahesa gunakan waktu sebaik mungkin untuk membicarakan hal apa saja dengan ibunya, karena Mahesa tahu ibu tidak akan datang sesering ini.

Universe • Lee Heeseung [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang