U - 28

713 102 14
                                    


Mahesa mencoba untuk tetap waras di saat pikirannya kacau balau. Saat ini ia tengah memacu motornya dengan sangat cepat menuju rumah ibunya setelah disadarkan oleh telepon dari Sean yang mengatakan Juan mengirimkan pesan aneh juga kepadanya.

Mahesa menyingkirkan terlebih dahulu masalah tentang hubungannya dengan Diandra. Ia hanya ingin memastikan bahwa Juan baik-baik saja.

Sesampainya di rumah, Mahesa langsung masuk ke dalam dan menemukan sang ibu tengah duduk di ruang keluarga.

"Bu, Juan mana?" tanya Mahesa, langsung.

Ibu menoleh dan tersenyum mendapati putra pertamanya. "Hesa sayang, sini duduk sama Ibu, Nak."

"Juan mana, Bu?"

"Sini duduk dulu."

"Aku tanya, Juan mana, Ibu?" tanya Mahesa penuh penekanan.

Melihat sang anak yang tampaknya cukup emosi, ibu mengedikkan bahunya tidak peduli. "Nggak tahu," katanya.

"BU!"

"Dia kabur Hesa! Ibu juga nggak tahu kemana!"

"Dan Ibu diem aja pas tahu Juan kabur?!" tanya Mahesa tidak percaya.

Mahesa geram, ia memilih berlari ke kamar Juan untuk mencari petunjuk. Barang kali, Juan meninggalkan pesan sebuah surat di kamarnya. Namun, tidak ada apa-apa di kamar adiknya selain barang-barang yang berantakan.

"Apa ini?"

Mahesa mengernyit begitu menemukan banyak obat berserakan di balik tirai yang ada di sana. Kemudian ia mendekat ke arah tempat sampah dan terkejut saat melihat banyak tisu yang terdapat bercak darah.

"Anjing!"

Buru-buru Mahesa pergi keluar dan berniat untuk mencari Juan. Siapa tahu anak itu belum pergi terlalu jauh karena mengingat jika Juan tidak bisa berjalan.

"Mahesa sini duduk dulu, Nak!" teriak ibu.

"Mahesa!"

Namun, Mahesa tidak peduli. Yang ia inginkan sekarang adalah bertemu dengan Juan dalam keadaan baik-baik saja. Lagi pula, kenapa adiknya itu kabur dari rumah? Apa yang terjadi dengannya?

Getaran yang ia rasakan di saku jaketnya membuat Mahesa menghentikan motornya di pinggir jalan. Ia melihat si pemanggil dan ternyata itu adalah Jayden.

"Kenapa Jay?"

"Hes, si Nizar udah sama Adek lo?" tanya Jay.

"Hah?"

"Nizar udah sama Juan?"

Mahesa mematikan motornya saat merasa perbincangan dengan Jayden akan panjang. "Maksudnya gimana?"

"Tadi Adek gue bilang katanya mau nyamperin Juan sama Sean, soalnya Adek lo kirim pesan-pesan aneh terus katanya Juan kirim pesan lagi buat datengin dia. Jadi dia pergi sama Sean buat samperin Adek lo."

Mahesa terdiam. "Jay, Adek gue kabur dan sampai sekarang belum ketemu."

"Maksud lo?!"

"Lo dimana? Gue samperin lo sekarang."

"Cafe, ntar gue kirim alamatnya."

Setelah sambungan telepon terputus, Mahesa segera menyalakan kembali motornya dan berlalu menuju alamat yang sudah Jayden kirimkan. Sesampainya di sana, ia sudah menemukan Jayden, Samudera dan juga Cakra.

"Coba lo jelasin pelan-pelan Hes, Juan kabur gimana maksudnya?" tanya Cakra.

"Gue juga dapet pesan dari Juan, nih lo liat dan sama-sama acak-acakan. Terus gue pergi ke rumah setelah dapet telepon dari Sean kalau Juan ngirimin pesan aneh juga ke dia. Pas sampai di rumah, cuman ada Ibu di sana dan Ibu bilang Juan kabur."

Universe • Lee Heeseung [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang