18 - Berobat

105 13 16
                                    

"Indira" Vania yang seneng banget ketemu sama Indira lagi "aaa kangen" kata Indira terus meluk Vania "ih makin kurus" kata Vania "hehe iya" kata Indira "Raina, main sama Azila ya" kata Vania "iya ma, yuk" kata Raina terus ngajak Azila main ke Timezone. Sementara para mama muda itu mengobrol di tempat duduk didepan Timezone "sendirian?" Tanya Indira "sama papanya Raina sih, dia lagi di starbucek. Dia pengen ikut katanya pengen tau Indira tuh gimana. Mantan pacarnya namanya Indira juga hahaha. Terus dia punya temen yang pacaran sama yang namanya Indira" kata Vania "kayaknya nama Indira pasaran banget" kata Indira.






"Nah itu papanya Raina" kata Vania nunjuk seorangpun cowok yang dateng bawa 3 cup starbucek "nih" kata cowok itu terus ngasih 2 cup ke Vania "wah wah wah, ternyata ini pelakunya" kata Indira "Indira?" Kata suaminya Vania.














"Ooo temenan to, pantes kelakuannya gak jauh beda. Kayaknya kamu deh yang ngomporin" kata Vania ke suaminya "ngadi ngadi" kata Dimas alias suaminya Vania "orang aku duluan yang hamil baru Indira, iya nih pasti kalian komplotan kan" kata Vania "enggak yang, ya Allah" kata Dimas "udah udah, pokoknya mereka berdua sama sama bangsul" kata Indira "Azila udah pernah ketemu ayahnya?" Tanya Dimas, Indira diem terus ngegeleng "cuma sekali, itupun pas dia baru lahir" kata Indira "wah, bener bener" kata Dimas "emang dia sekarang kabarnya gimana mas?" Tanya Indira soalnya Indira abis ganti hp dan nomornya pada gak kecatet jadi ilang semua "anaknya udah 2" kata Dimas "haha, kayaknya dia bahagia banget ya" kata Indira "tapi dia tau kok kalo Vania temenan sama kamu. Dia sering nanyain kamu" kata Dimas "ah gitu" kata Indira. "Dulu Indira pacar aku loh" kata Dimas "untung aja Indira gak lama sama kamu mas, barabe urusannya" kata Vania "seenggaknya aku gak kayak Agung" kata Dimas.












Gitu gitu Indira emang punya mantan pacar hahaha. Dimas pacarnya Indira pas jaman SMP dulu tapi sebentar doang soalnya kan Dimas seumuran sama Agung tu jadi ya Indira naik ke kelas 2 Dimas udah lulus SMP dan SMA gak di Jakarta tapi di Medan karena ikut ayahnya kerja disana.


















Hari ini Indira mau nyenengin Azila sebelum Indira mulai berobat. Rasanya rada gak siap tapi Indira masih pengen lihat anaknya tumbuh dewasa jadi mau gimanapun caranya dia bakal lakuin biar bisa sehat.






































"Bunda, mau dibawa kemana?" Azila yang terlihat pengen nangis pas lihat ibunya dibawa pake ambulan "sayang, dirumah sama Kakung ya" kaga ibunya Indira "bunda" Azila ke ambulan "sayang" kata ayahnya Indira terus ngegendong Azila "bunda" Azila teriak pas ambulannya udah keluar dari halaman rumah dan ibunya Indira pun masuk ke dalam ambulan itu.




"Aku mau sama bunda" kata Azila "sayang, bunda kan lagi sakit jadi dibawa ke rumah sakit dulu ya, nanti kita ke rumah sakit juga ya" kata ayahnya Indira.















Selama 2 jam Azila nangis gak berhenti berhenti, sakit banget denger cucunya nangis manggil manggil Indira. Tapi sampe sekarang ibunya Indira belum kasih info.



"Aku mau bunda" kata Azila "sabar ya sayang" kata ayahnya Indira. Bingung karena daritadi nelpon ibunya Indira pun cuma berdering doang.















Tadi Indira pingsan di dalam kamar mandi, dari semalem emang udah batuk batuk sampe gak bisa tidur, dan batuknya ngeluarin darah sedikit.

























"Sini sama tante" Vania yang dateng pas ditelpon ayahnya Indira "makasih ya" kata ayahnya Indira "tante, ayo ke rumah sakit" kata Azila.

"Sayang, bunda nanti gak sembuh sembuh kalo Azila nangis terus" kata Vania "emang bunda tau?" Tanya Azila "kan hatinya Azila sama hatinya bunda udah kehubung, jadi kalo Azila sedih bunda juga sedih" kata Vania "tapi aku mau nemenin bunda, aku gak diajak" kata Azila "karena anak kecil gak boleh ke rumah sakit malem malem begini" kata Vania.














"Udah tidur?" Tanya ayahnya Indira pas Vania ngegendong Azila yang udah tidur "udah" jawab Vania "makasih ya Vania, jadi ngerepotin malem malem gini, pasti lagi ngurus Raina juga ya" kata ayahnya Indira "gapapa om, Raina mah udah diurus ayahnya" kata Vania.

Setelah nidurin Azila, Vania pun pamit pulang. Ya gitu deh, Vania kayak ibu kedua buat Azila.


























Pagi hari Azila bangun dan ngelihat disampingnya gak ada siapa siapa, dia langsung keinget kejadian kemarin dan nangis "bunda" kata Azila, yang dicari pun masuk ke kamar "bunda disini sayang" kata Indira "bunda udah pulang" kata Azila terus meluk bundanya.


































"Van, titip Azila ya. Kalo nanti aku gak ada, jagain dia" kata Indira terus nggenggam tangannya Vania "jangan ngomong gitu dong" kata Vania yang tanpa sadar dia ngeluarin air matanya padahal dia jarang nangis "nanti siapa yang nemenin belanja kalo kamu gak ada" kata Vania terus meluk Indira, udah gak kuat lagi nahan air matanya.







Iya, mereka emang baru kenap 4 tahun yang lalu tapi mereka udah bener bener kayak saudara. Yang bahkan Vania udah anggep Indira itu sebagai adeknya karena emang cuma selisih beberapa bulan sama Indira.













































"Semoga aja bisa sehat ya allah" kata Indira terus minum 3 macam obat sekaligus.


Cape sih minum obat terus dari kecil tapi ya gimana lagi, penyakitnya bisa kumat kalo gak minum obat.

























"Dek, ini hasilnya udah keluar" ayahnya Indira masuk kedalam kamarnya Indira "eh? Iya yah, gimana?" Tanya Indira "kamu harus terapi lagi sayang. Dulu kan seminggu 2 kali, ini sebulan sekali" kata ayahnya Indira "hmm gitu ya yah, gapapa, yang penting aku bisa sehat" kata Indira.














Azila dan BundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang