22 - Ada ayah

112 13 8
                                    

"huuuft, gaboleh gengsi Indira. Itu juga ayahnya Azila" batin Indira yang lagi meyakinkan dirinya sendiri buat ngechat Agung.

Sebelum Indira ngechat eh Agung nya udah ngechat duluan

"Assalamualaikum ra, ini Agung"

Karena Agung baru punya nomornya Indira dari Dimas jadi ya Agung takut Indira gak ngenalin nomornya yekan

"Waalaikumsalam, iya mas"

"Azila bentar lagi ulang tahun kan?"

"Iya, kamu bisa gak mas? Buat nemenin tiup lilin doang gapapa kok"

"Bisa dong, persiapannya udah semua? Apa yang kurang?"

"Gak dirayain yang gimana gimana kok mas, cuma ada keluarga doang. Tapi kamu tenang aja, semua udah maafin kamu"

"Maafin aku ya Ra"

"Iya gapapa kok"

Haha masih pura pura tegar padahal kalo inget tuh ya masih sakit aja.




























"Bunda, nanti ayah dateng kan?" Tanya Azila "iya sayang, ada ayah kok nanti" kata Indira "asiiiik, akhirnya aku bisa bilang ke temen temen kalo aku punya ayah" kata Azila. Dan ya itu rasanya bikin Indira makin nyesek aja dengernya.






























"Dek, kok belum tidur?" Tanya ibunya Indira pas masuk dapur dan ternyata Indira masih bikin kue "bentar lagi beres kok buk" kata Indira "udah minum obatnya?" Tanya ibunya Indira, Indira ngegeleng "kan obat aku abis 2 hari lalu" kata Indira "lhoh iya lupa" kata ibunya Indira, panik lah ya soalnya mukanya Indira udah pucet banget dan emang udah daripagi mulai lemes. Tapi kalo sama Azila mah di kuat kuatin.
















Emang lagi repot repotnya ngurusin ulang tahunnya Azila soalnya anggota keluarga besarnya Aghnia emang bertambah setiap tahunnya jadi ya persiapan pun harus lebih banyak.

Dan gak sempet ke rumah sakit buat minta resep obat lagi.

Fyi obat yang dikonsumsi Indira emang gak sembarangan di jual di apotek dan harus dengan resep dokter.



































"Ayah mana ya?" Kata Azila yang stand by didepan pintu nungguin ayahnya dari 1 jam yang lalu.
















"Azila kelihatan seneng banget ayahnya mau dateng" gumam Indira "sayang, kamu istirahat aja ya" kata ayahnya Indira "hm? Nggak. Aku gapapa kok yah" kata Indira terus nyenderin kepalanya di sandaran sofa.

Udah gak kuat mau ngapa ngapain, semalem sempet mau dibawa kerumah sakit tapi Indira nolak gara gara hari ini udah ulang tahunnya Azila dan Indira gak mau bikin Azila sedih jadi yaudah. Sekuat-kuatnya Indira aja. Dan semalem dokternya ngecek tun detak jantungnya Indira gak normal, dokternya sendiri juga udah maksa Indira tapi Indira nya tetep keke gak mau dibawa kerumah sakit.




























"Ayah" Azila langsung lari ke ayahnya "sayang" Agung yang langsung gendong Azila "ayah dateng" kata Azila "iya dong, kan anaknya ayah mau ulang tahun" kata Agung.























"Istirahat yuk sayang" kata ibunya Indira pas lihat Indira udah lemes bener bener lemes "ke kamar ya" kata ibunya Indira "bilangin ke Azila kalo aku lagi istirahat ya" kata Indira "iya, yuk" kata ibunya Indira terus manggil ayahnya Indira buat ngegendong Indira.

"Yah, maafin aku ya" kata Indira "pasti berat ya yah?" Kata Indira "enggak kok sayang" kata ayahnya Indira.





















"Bunda? Bunda mana?" Tanya Azila pas acaranya udah mau dimulai tapi dia baru sadar bundanya gak ada gara gara keasikan main sama ayahnya "bunda lagi istirahat dikamar. Azila tiup lilinnya sama ayah aja ya" kata ayahnya Indira "gamau, aku maunya sama bunda juga" kata Azila "iya, bunda ikut kok" kata Indira dan seketika semua orang noleh ke Indira yang lagi berdiri di deket tembok buat pegangan, Agung langsung berdiri buat nuntun Indira jalan.




































"Azila malem ini bobok dirumahnya ayah, mau nggak?" Tanya Indira "kenapa?" Tanya Azila "biar Azila tau rumahnya ayah" kata Indira "kenapa gak sama bunda?" Tanya Azila "karena bunda gak bisa ikut" kata Indira "kenapa gak bisa?" Tanya Azila "dirumahnya ayah ada banyak mainan loh, ada kolam renangnya juga" kata Indira "benaran yah?" Tanya Azila ke ayahnya, Agung ngangguk "mau kan? Sehari aja kok, tapi kalo Azila mau lebih dari sehari juga gapapa" kata Indira, Azila ngangguk. Indira cuma senyum aja "moga aja kamu bisa terbiasa tinggal sama ayah ya nak" batin Indira.

Azila dan BundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang