BUKAN HISTORICAL FICTION, INI CERITA KERAJAAN MODERN
~~~
Gadis cerdas dengan jutaan tingkah anehnya namun mudah disogok dengan segala macam kudapan manis. Aletha Clarine Davenport, baru saja menginjakkan kaki kembali di Valcrone setelah 9 tahun lama...
"Hold faithfulness and sincerity as first principles."
- Confucius -
.
DOUBLE UP!!!
Vote + Commentkawan-kawan 😚😚😚 Gamsahabnida 💕
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Indahnya bangunan arkais dengan tumpukan buku mengelilingi nyatanya tidak cukup menghibur seorang gadis yang tengah berkutat sendiri di jantung ruangan tersebut.
Aletha kira ia akan 'main' ke istana. Dalam artian berkeliling istana dan bertemu beberapa orang penting disini. Sayangnya Aletha terlalu bersemangat sampai lupa kalau yang mengajaknya adalah si Hitler yang sel rasa pedulinya hampir punah.
Sudah 2 jam berlalu, dan bahkan lelaki itu belum menampakkan batang hidungnya sama sekali. Aldrich hanya mengirimkan sang ajudan, Edmund, untuk memberinya tugas sejarah yang terlalu memuakkan bagi Aletha.
"Ed, apa masih lama?" tanyanya yang sudah hilang kesabaran hingga menghubungi tangan kanan Aldrich tersebut.
"Aku tidak tahu. Pertemuannya mendadak, tunggu saja dulu disana."
Seperti tuannya, lelaki itu mematikan sambungan tanpa basa-basi lebih lanjut lagi.
"Hhhhh... tahu begini lebih baik aku di rumah saja!" rutuk Aletha kesal. Di tengah aksi marah-marahnya, pintu perpustakaan yang besar itu terbuka dan seseorang masuk ke dalam.
"Kukira perpustakaan ini punya penunggu baru, ternyata benar juga."
Aletha melirik Aciel yang baru datang masih dengan seragam kerajaannya. "I'm not in the mood. Just shut your mouth!"
