BUKAN HISTORICAL FICTION, INI CERITA KERAJAAN MODERN
~~~
Gadis cerdas dengan jutaan tingkah anehnya namun mudah disogok dengan segala macam kudapan manis. Aletha Clarine Davenport, baru saja menginjakkan kaki kembali di Valcrone setelah 9 tahun lama...
"The sexiest thing in the entire world is being really smart. And being thoughtful and being generous. Everything else is crap."
- Ashton Kutcher -
.
Haii!! Akhirnya aku balik lagi 🤗 Vote + comment jangan lupa yakk, partnya mayan panjang nihh Thank youuuu 💕💕
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Nanti pulang dengan sopir?"
"Iya. Nanti kutelepon kalau sudah selesai. Bye!!"
Mobil ferrari Asher melaju menuju gerbang istana dan hilang di belokan. Lantas Aletha berjalan masuk. Siang ini jadwalnya memang kosong, sebelum si Hitler menyuruhnya datang seenak perut.
Sembari menenteng coat musim dinginnya, Aletha berjalan menuju ruang pribadi Aldrich. Ia sudah cukup sering mondar-mandir istana jadi penjaga di istana pun sudah tidak mau repot-repot memeriksa ataupun mengantarnya.
Ruangan paling ujung di lantai dasar Istana Timur. Aletha sampai dengan kening mengerut. Biasanya ada yang menjaga di pintu atau setidaknya Edmund berdiri disana. Tapi tak ada seorang pun yang terlihat. Aletha memutuskan untuk mengetuk pintu hitam tersebut.
"Masuk." Suara rendah yang sudah Aletha hafal.
Aldrich sedang duduk di meja kerjanya, memeriksa beberapa dokumen. Lelaki itu tidak mengenakan pakaian kerajaan ataupun pakaian formal sejenisnya. Hanya kaos biasa dengan celana panjang jeans.
Erghh... iman Aletha tergoda, hari ini Aldrich terlihat sangat boyfriend-able.
"Thanks." Aletha menyerahkan paperbag berisi jas dan sapu tangan lelaki itu.
"Taruh di situ," ujar Aldrich sembari mengarahkan dagunya pada rak yang tidak jauh dari sana.
Aletha pun menaruhnya seperti yang diperintahkan kemudian duduk di sofa yang tersedia disana. "Prof. Terence sudah menghubungiku-"
"Al, aku tidak menemukannya."
LAGI?!
Aletha ingin mengamuk rasanya.
Ruang kerja Aldrich memiliki semacam connecting door. Setahu Aletha itu ruangan tempat Aldrich menaruh beberapa berkasnya agar tidak menumpuk semua di ruang utama. Aletha pikir itu wilayah yang cukup rahasia, makanya dia tidak pernah bertanya langsung pada Aldrich.
