Suara gemersik dedaunan menyambut kedatangan Axel dan teman-temannya. Baru saja mereka menampakan kakinya namun alam sudah mulai berpihak pada mereka. Langit yang tadinya dipenuhi gumpalan awan mendung, kini awan itu mulai hilang dan langit menampakan cerahnya mentari. Angin berhembus menyapu kulit dan membelai surai hitam milik Aluna.
"Hih angin!!" umpatnya dengan suara keras.
Keempat laki-laki yang berada di sampingnya lantas tersentak ketika suara nyaring milik Aluna melesat masuk dengan bebas ke gendang telinga mereka. Aluna memegang kuat ujung kemeja Axel. Gadis ini belum pernah menginjakan kakinya ke hutan. Melihatnya saja tidak pernah.
Netra Axel menyapu keseluruh penjuru tempat. Netranya menyorot setiap pohon Pinus besar yang menjulang tinggi. Atensinya teralih saat Aluna meremas bahunya dengan kuat.
"Kenapa?" Tanya Axel,
Aluna menggelengkan kepalanya, namun terlihat jelas dari gurat wajahnya jika gadis itu ketakutan. "Hadap depan ih!" Ucap Aluna dengan suara yang cukup keras.
"Nah kumat nih ngegasnya"
Mereka mulai berjalan menyusuri hutan dengan bekal makanan seadanya. Terik matahari menyorot begitu terik. Namun hembusan angin membuat mereka tidak terlalu merasakan panas.
"Dor!!"
Plakk. Arga tertawa saat melihat Farrel di tampar oleh Aluna. Danu dan Axel juga merasa puas, terlebih saat suara tamparan dari Aluna melesat masuk kedalam gendang telinga mereka. Kedua mata Axel terpejam saat suara bising terdengar oleh indera pendengarannya. Suara itu tidak terdengar dengan jelas, lebih terdengar seperti percakapan banyak orang di banding suara Alam.
Axel bersandar pada pohon Pinus yang ada di dekatnya. Laki-laki ini langsung terpental ketika tangannya menyentuh pohon Pinus tadi. Entah apa yang terjadi pada dirinya.
###
Negeri sihir berguncang, sinar langit menyorot begitu terang. Mencurahkan hawa panas yang cukup menyengat kulit seluruh penduduk. Guncangan yang berlangsung selama satu menit itu membuat anggota kerajaan terkejut. Tak hanya anggota kerajaan, penduduk dunia Sihir pun juga merasa terkejut. Beberapa dari mereka berhamburan keluar rumah untuk mencari tau sumber guncangan itu.
Seorang pria yang merupakan penjaga portal, berlari ke arah wanita berjubah merah pekat yang tengah duduk termenung di kursinya sambil menatap ke arah langit. Wanita itu bernama Ellisha, Ibunda Axel dan putri Raja Dominic. Seluruh orang di dunia sihir mengenal Ellisha dengan julukan Putri. Walaupun sudah tua tapi tetap saja ia adalah putri dari Raja Dominic.
"Tuan Putri Ellisha, saya memiliki kabar baik"
Mendengar penuturan Teth si penjaga portal, Ellisha justru mengerutkan dahinya. "Kabar apa itu ?" Tanyanya,
Teth tersenyum, pria itu mendekat untuk membisikan kalau putra Ellisha sudah sampai ke perbatasan. Ellisha yang mendengar itu sontak saja bangkit dari duduknya.
"Beri tahu yang mulia raja" ucap Ellisha.
Wanita itu berjalan di susul oleh Grace, gadis yang selalu menemani Ellisha kemanapun ia pergi. Akhirnya setelah 16 tahun lamanya ia menunggu Axel mencarinya, akhirnya putranya datang juga. Ellisha bersama Grace akan pergi ke pintu portal menuju dunia manusia. Ia berencana menyambut putra semata wayangnya itu.
"Yang Mulia, bukankah harusnya yang mulia beristirahat sekarang?" Ucap Grace,
Ellisha tak mendengarkan ucapan Grace. Wanita ini terus berjalan menuju keretanya tanpa mempedulikan orang-orang yang menatapnya dengan bingung. Ellisha tidak bisa terbang atau memakai kekuatan sihirnya. Wanita ini sedang sakit akibat peperangan yang terjadi beberapa bulan lalu. Antara kerajaan sihir dan beberapa penguasa witch.
###
Axel dan teman-temannya tengah meneduh di bawah pohon sambil memakan makanan mereka. Aluna berjalan-jalan di sekitar dengan alasan ingin melihat-lihat tempat ini. Saat Axel hendak memasukan buah ke dalam mulutnya ia mendengar suara berteriak dengan keras.
"Toa cantik kenapa tuh?" Tanya Farrel,
Axel berjalan ke arah sumber suara, di ikuti dengan tiga temannya yang berjalan di belakangnya. Kedua netranya membuat saat melihat seekor serigala tengah berjalan ke arah Aluna. Sementara gadis itu meringkuk di bawah pohon.
Serigala itu melompat ke arah Aluna dan membuat cakaran di lengan gadis itu. Axel yang melihatnya sontak mengepalkan tangannya. Kedua manik Axel tiba-tiba saja berubah warna menjadi biru. Rambutnya yang semula berwarna hitam kini mulai berganti menjadi warna abu-abu.
"Axel..."
Aluna dan ketiga teman Axel terkejut dengan apa yang mereka lihat. Apakah jati diri Axel sebagai keturunan kerajaan sihir hanya berkerja di dalam hutan saja?
KAMU SEDANG MEMBACA
Niscala
Fantasy( Dalam proses REVISI. Revisi baru sampe bagian 3 ) Kisah seorang pewaris terkahir kerajaan sihir yang sengaja di tinggalkan orang tuanya di dunia manusia demi menyelamatkan anaknya dari keserakahan penyihir jahat. Selama 17 tahun lamanya Axel di ra...