Axel mendapatkan kembali kesadarannya setelah dibuat pingsan oleh ramuan yang Dominic berikan. Axel tersentak saat melihat hewan buas ada di hadapannya, jumlah mereka lebih dari satu. Kedua manik Axel menyapu seluruh penjuru ruangan. Tidak ada jalan keluar selain pintu yang berada di depan sana. Axel mengepalkan tangannya saat netra birunya menangkap sosok Aluna yang di kelilingi oleh serigala.
"Ini mah pembunuhan berkedok ujian" gumam Axel,
Laki-laki ini bangkit, merapikan pakaiannya. Kepalanya masih terasa pusing, mungkin ini akibat dari ramuan itu. Andai saja Axel tidak meminumnya mungkin sekarang mereka tidak akan berakhir di tempat ini. Namun, Axel merasa aneh. Kenapa hanya dirinya dan Aluna. Kemana ketiga temannya yang lain?
Aluna menatap tajam dua serigala yang berada di dekatnya. Sementara kedua serigala itu tengah bersiap menerkam Aluna.
"Bentaaaarrr" teriak Aluna saat melihat seekor serigala hendak melompat ke arahnya,
"kalian ngga bisa senyum ya? Senyum sedikit ngapa, nanti kalo udah senyum boleh makan aku. Paham!" Bentak Aluna,
Serigala itu menerkam Aluna tanpa aba-aba membuat gadis ini spontan berteriak. Kedua manik Axel berubah menjadi biru menyala. Dengan sigap Axel membanting serigala itu ke sudut ruangan dengan kekuatan sihirnya. Tak hanya sampai situ, Axel melawan serigala itu dengan membabi buta.
"Hentikan dia"
Titah Dominic yang entah sejak kapan sudah berada di sana bersama beberapa pria di sampingnya. Mereka mencoba menyelamatkan serigala itu, namun kekuatan Axel terlalu besar hingga membuat mereka terpental.
"Gadis ini tidak sadarkan diri"
Atensinya teralih, Axel berlari menuju tempat dimana Aluna berada. Laki-laki ini mengangkat tubuh Aluna dengan mudah, lalu membawanya pergi begitu saja, melewati Dominic tanpa sepatah kata ataupun salam untuk sang Raja.
Axel membawa Aluna ke sebuah kamar kosong yang letaknya tak jauh dari ruangan penyiksaan tadi. Warna maniknya mulai memudar saat melihat jemari Aluna bergerak.
"Obati gadis itu" titah Ellisha,
Axel menarik napas gusar, laki-laki ini membiarkan mereka mengobati Aluna. "Terimakasih" gumam Axel, ia duduk di kursi panjang yang berjarak lima meter dari ranjang yang Aluna tempati.
Kelopak mata Aluna terbuka, gadis itu segera mencari keberadaan Axel. Satu-satunya orang yang bisa ia mintai perlindungan.
"Gw disini" ucap Axel saat sudah berada di sisi Aluna.
Gadis itu langsung memegang tangan Axel ketika menyadari keberadaan Axel di dekatnya. Genggaman tangannya Aluna semakin erat. Menyadari hal itu, Axel berusaha untuk menenangkannya. Walaupun isi kepalanya sedang berkecamuk karena pertanyaan mengenai percobaan pembunuhan berkedok ujian yang di lakukan oleh Dominic.
###
Axel mungkin bukan orang yang jahat namun, ia tidak bisa mengontrol emosi yang melanda dalam dirinya. Kedua maniknya kini mulai kembali berubah menjadi coklat. Sepertinya perubahan warna netra pada matanya di sebabkan oleh emosinya yang meningkat.
Perjalanan menuju kastil Elysee cukup memakan waktu lama. Lokasi kastil yang berada di sebuah bukit tinggi membuat perjalanan mereka dibalut suasana asri pepohonan. Perjalanan mereka dipersulit oleh medan yang cukup licin akibat hujan beberapa saat lalu.
Axel terpelonjak saat netranya menyorot elf yang tengah berdiri di dekat pohon. Elf itu terlihat cantik, matanya berwarna hijau dengan flek keemasan di sekitarnya. Entah apa yang dilakukannya. Tapi ini pertama kalinya bagi Axel, melihat elf secara langsung. Ia pikir elf hanya ada pada cerita dongeng dan film fantasi. Sepertinya ia tidak salah membuat keputusan untuk berada di dalam dunia sihir ini.
Mereka satu-persatu turun dari kereta kuda. Beberapa di antaranya merupakan keluarga bangsawan yang berasal dari kastil Elysee. Mereka sengaja menawarkan diri untuk mengantar Axel, yang notabene adalah pangeran mahkota di kerajaan Ancalayaksa.
Rombongan wanita bergaun Hitam dan putih berjejer menyambut kedatangan Axel dan teman-temannya. Sekilas Axel bisa mengetahui bahwa mereka adalah wanita yang di tugaskan menjaga dan merawat kastil ini.
Kedua mata Axel dan Ellisha bertemu, hingga saat ini keduanya masih bungkam mengenai hubungan apa yang mereka miliki. Semua ini karena Ellisha masih harus mencari tau apakah dia benar Axel yang asli atau bukan.
Saat ini status Axel dan teman-temannya adalah tahanan. Ya, mereka tidak dapat pergi tanpa izin dari Dominic. Pengawalan ketat juga di berikan pada Axel dan teman-temannya.
"Siapkan diri kalian untuk perjamuan nanti malam" ucap Teth,
Axel dan teman-temannya mengangguk, mereka segera masuk ke dalam kamar mereka masing-masing. Setidaknya mereka di beri kamar terpisah, itu artinya mereka memberikan pelayanan terbaiknya pada Axel dan juga teman-temannya.
"Aku harap dia benar-benar putraku"
Ellisha berjalan menuju tempat peristirahatannya yang letaknya ada di lantai dua kastil ini. Jujur saja, ia tidak setuju untuk menguji putranya sekeras itu. Terlebih binatang tadi adalah binatang buas. Ingin sekali rasanya ia mengamati putranya, lalu memperhatikan apakah dia terluka.
"Salam teruntuk mu Yang Mulia" ucap Teth, Pria ini memberikan gulungan kertas pada Ellisha.
"Pesan dari orang tua angkat Pangeran di dunia manusia"
Ellisha menyeritkan dahinya, ia sampai tidak terpikirkan untuk menanyakan langsung pada mereka. Beruntung kedua orang tua angkat Axel mengirimkan pesan tertulis padanya. Jika tidak, mungkin Ellisha akan semakin bimbang dengan keputusan yang raja buat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Niscala
Fantasy( Dalam proses REVISI. Revisi baru sampe bagian 3 ) Kisah seorang pewaris terkahir kerajaan sihir yang sengaja di tinggalkan orang tuanya di dunia manusia demi menyelamatkan anaknya dari keserakahan penyihir jahat. Selama 17 tahun lamanya Axel di ra...