011

115 25 0
                                    

Kabar kembalinya Axel ke kerajaan Ancalayaksa, kini menyebar dari mulut ke mulut, menjadi topik terhangat di pulau ini. Bahkan kabar itu sampai ke pulau Verzones, pulau dimana para penyihir jahat tinggal. Sama seperti pulau ini, pulau Verzones juga memiliki kerajaan bernama Drazura. Kerajaan itu dipimpin oleh Raja Antonio. Adik dari Dominic. Banyak rumor yang beredar bahwa dahulu pulau Wruzones dan pulau Verzones merupakan sebuah pulau yang menyatu. Namun karena adanya perang besar-besaran antar saudara pulau itu menjadi terpisah. Namun, Antonio memilih jalan yang buruk. Sehingga dia terus mencoba melumpuhkan kerajaan Ancalayaksa, dia juga menghasut semua keturunannya untuk tidak berdamai dengan kerajaan Ancalayaksa.

Seorang gadis mengenakan gaun hitam berjalan ke arah kakaknya dengan tergopoh-gopoh. Ia membawa sebuah buku di tangan kanannya. Gadis itu adalah Carla, putra kedua dari Antonio dan juga Gloria.

"Kau yakin bisa membunuh Axel secara langsung?" Tanya Carla ketika berada di hadapan Charles, kakaknya.

Charles memeluk adiknya. Laki-laki ini mengusap perlahan puncak kepala adik tersayangnya. Terlihat gurat khawatir pada wajahnya.

"Jangan khawatir, akan ku pastikan kembali dengan selamat" sahut Charles.

Sungguh, akupun berharap begitu, ucap Carla di dalam hatinya.

Charles berbalik badan, laki-laki ini bersiap untuk melangkahkan kakinya. Ia berhenti saat jemari Carla terkait pada lengannya. Atensi Charles teralihkan saat sang adik memberikan buku tebal berwarna hitam. Kedua netra Charles menangkap nama mendiang kakaknya, yaitu Jeffries.

"Apa ini Carla?" Tanya Charles,

Carla menghela napasnya, "mendiang Ka Jeffries memberi tahuku bahwa aku harus memberikan buku ini padamu ka. Apabila kau akan pergi dari pulau ini" jelas Carla,

Charles menganggukkan kepalanya, ia mengusap puncak kepala Carla sebelum akhirnya melanjutkan langkahnya menuju balkon.

Bilah kusen pintu terbuka lebar, menampakan seekor Occamy yang menunggu tuannya untuk menungganginya. Occamy adalah mahluk Seperti ular yang memiliki sepasang kaki dan sayap. Mahluk ini sudah menjadi kendaraan bagi Charles sejak ia masih kecil. Occamy dapat membesar atau mengecil sesuai keadaan tempatnya, inilah yang membuat Charles memilih occamy sebagai hewan peliharaan sekaligus kendaraannya.

Charles memakai mantel berwarna merah dan hitam, warna ini sudah menjadi warna yang menghiasi pulau Verzones sejak dahulu. Tidak ada warna cerah yang menandakan kegembiraan. Hanya ada warna gelap yang menguasai pulau ini.

Menurut rumor yang beredar, barang siapa yang mengenakan sesuatu dengan warna cerah di pulau ini, maka dalam hitungan detik dia akan di santap oleh mahluk sihir.

Perlahan Laki-laki ini menunggangi Occamy, rambutnya terbelai oleh angin malam. Tak lupa ia menyembunyikan buku yang Carla berikan di balik mantelnya. Kepergian Charles di saksikan oleh seluruh penghuni pulau. Mereka mendoakan agar Charles kembali dengan selamat dan dapat membuat kerajaan Ancalayaksa bertekuk lutut.

###

Derap langkah Axel berbunyi cukup keras, ketika ia menapaki marmer yang berada di lorong kastil. Laki-laki ini hendak mengunjungi Ibunya. Ia ingin mengetahui beberapa hal yang masih membuatnya bingung, dan juga dipertanyakan oleh teman-temannya.

Surai hitam milik Ellisha terurai panjang. Senyuman mengembang di wajahnya saat melihat Axel yang tengah berjalan mendekat ke arahnya. Beberapa pelayan terlihat senang dengan keberadaan Axel di kastil ini. Mereka merasa Axel dapat membuat negeri ini damai kembali dan tidak ada perseteruan diantara kedua kerajaan.

"Kemari nak" ajak Ellisha, Axel mendaratkan tubuhnya pada kursi di dekat Ibunya.

Ellisha meraih gelas porselen yang terisi penuh oleh cairan berwarna merah. Sekilas orang yang melihat akan mengira cairan itu adalah darah. Namun bukan, itu adalah sebuah ramuan untuk menyembuhkan Ellisha dari sakit yang ia derita. Ramuan itu terbuat dari setiap tetes sari buah berry di seluruh pulau yang di masukan kedalam larutan madu dan juga rendaman jahe.

Ellisha menaruh gelasnya, menuangkan teh di gelas putra semata wayangnya. Senyumnya masih setia mematri di wajah cantiknya.

"Ibu ada banyak yang mau Axel tanyakan pada Ibu" ucap Axel.

"Apa itu nak?"

Axel menggenggam tangan Ellisha, menatap netranya dengan dalam. "Ceritakan, kenapa Axel bisa hidup di dunia manusia?" Tanya Axel,

Ellisha terkesiap, tiba-tiba saja Axel bertanya begitu pada dirinya. Untuk saat ini Ellisha tidak bisa menjelaskan alasan kenapa Axel tinggal di dunia manusia. Mendapati ekspresi Ellisha yang tidak merasanya nyaman Axel langsung mengerti, Ibunya belum siap menceritakan semua itu padanya.

"Dimana Ayah?"

Jantung Ellisha memompa dengan cepat, deru dadanya mulai berdentum dengan keras. Pertanyaan yang paling Ellisha hindari untuk saat ini ternyata dilontarkan oleh putranya saat ini juga. Wanita ini mencengkram pegangan kursi yang ia duduki.

Sorot netra Ellisha Berubah menjadi sendu, wanita ini mengusap bahu putranya. "Ibu tidak bisa jelaskan sekarang" balas Ellisha,

Sudah Axel duga, Ibunya akan berkata demikian. Kepala Axel berdenyut. Laki-laki ini tumbang begitu saja saat belum selesai melanjutkan kalimat yang hendak ia katakan pada Ibunya.

Tiba-tiba saja foto Dominic yang terpajang di dinding jatuh begitu saja. Entah pertanda apa sebenarnya ini. Ellisha tidak memperdulikan itu, wanita ini memeriksa dengan seksama tubuh putranya. Ia berusaha membangunkan Axel dengan sihir pemulih, namun ia lupa bahwa, dirinya tidak memiliki kekuatan sihir lagi. Wanita ini memutuskan untuk memanggil Ayahnya yaitu Raja Dominic.

NiscalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang