Seseorang mengetuk pintu kamar Axel, sudah waktunya jamuan makan malam bersama Dominic. Axel menghela napasnya sebelum akhirnya berjalan untuk membukakan pintu. Saat pintu terbuka, kedua matanya membulat seperti ingin melompat keluar. Pemandangan apa yang terjadi dihadapannya saat ini? Beberapa pelayan dengan kotak yang tidak diketahui isinya.
"Selamat malam Pangeran, kami diperintahkan oleh Yang Mulia Raja untuk membantu Pangeran bersiap-siap"
Axel hanya mengangguk, isi kepalanya sibuk mencerna apa yang sebenarnya terjadi. Mungkinkah Dominic tengah menjadikan ini sebagai ujian juga? Atau ini hanya hal biasa yang dilakukan pelayan sebelum perjamuan di adakan?
###
Aluna tengah bersembunyi di balik selimut, rupanya gadis ini masih ketakutan dengan apa yang terjadi padanya beberapa jam lalu. Serigala itu menggigit bahunya hingga menimbulkan bekas, beruntungnya Ellisha memberikan ramuan pada Aluna. Sehingga lukanya sudah cukup kering sekarang.
Suara ketukan pintu berhasil membuat Aluna berteriak, gadis ini terkejut sekaligus takut. Siapa yang datang saat ini? Dimalam ini? Tujuannya apa? Pertanyaan-pertanyaan gila yang saat ini berkecamuk dalam benaknya.
"Nona apakah anda baik-baik saja?"
Suara seorang wanita berhasil membuat ketakutan Aluna mereda, gadis itu segera berlari ke dekat pintu. Namun belum juga membukanya. Ia hanya berdiri di sana sambil menempelkan telinganya ke permukaan pintu.
"Nona buka pintunya, kami mendapatkan perintah dari Yang Mulia Raja"
Tanpa sadar Aluna melangkah mundur, gadis ini terlihat ketakutan saat mendengar kata Raja. Kejadian itu benar-benar membuatnya trauma dan tidak ingin berurusan dengan Raja, sebisa mungkin.
"Nona kami akan membuka pintunya"
Aluna berlari, ia bersembunyi di bawah kolong tempat tidurnya. Lebih baik bersembunyi dari pada mengikuti perintah Raja lalu mati karena mengikuti titahnya.
Pintu terbuka, beberapa pelayan masuk ke dalam mencari keberadaan Aluna. Sebagian dari mereka meletakan beberapa kotak dan juga beberapa jenis bunga.
"Nona, kami akan membantu anda bersiap-siap. Pangeran Axel sudah menunggu Anda Nona"
Mendengar kata Axel membuat Aluna keluar dari tempat persembunyiannya. Tentu saja Axel sangat berpengaruh padanya. Aluna hanya percaya pada Axel karena Axel yang mampu melindunginya. Bukan Danu si tukang usik, atau Arga si tampan berhati dingin.
"Silahkan duduk Nona, kami akan membantu Nona berhias" ucap Kipel, pelayan cantik yang berhasil menyita perhatian Aluna untuk beberapa saat.
Aluna mengerutkan dahinya saat seorang wanita menyisir rambutnya. "Kalian ngapain sih?" Tanya Aluna,
"Bolehkah saya melepas syal yang nona kenakan? Kami akan merias nona agar terlihat cantik di hadapan Pangeran Axel"
Aluna mengangguk mengiyakan, ketika syalnya terbuka, tanda di tengkuknya menorehkan sinar yang cukup terang. Hal itu membuat semua pelayan terkejut.
"Apa nona salah satu keturunan Elf bulan?" Tanya pelayan berambut pirang,
Aluna menyerit tidak mengerti, "apa itu elf bulan? Aluna belum pernah denger" gumamnya,
Kipel memberi instruksi kepada anak buahnya untuk segera menyelesaikan pekerjaann mereka. Kipel takut bahwa tanda itu akan membuat Dominic curiga. Ia merasa sedih ketika Aluna di jadikan bahan percobaan, ia tidak mau itu terjadi pada gadis cantik ini lagi. Kipel memerintahkan anak buahnya untuk menutupi tanda di tengkuk Aluna sebisa mungkin.
###
Perjamuan akan segera dimulai, tinggal menunggu Dominic dan Ellisha datang. Axel menghela napas panjang, laki-laki ini masih tidak mengerti kenapa ia harus berada dalam acara perjamuan kerajaan seperti ini. Baju yang ia kenakan cukup membuatnya tidak nyaman. Belum lagi beberapa pin yang melekat di bajunya.
Semua orang berdiri menyambut kedatangan Dominic dan juga putrinya yaitu Ellisha. Pada akhirnya Axel hanya bisa diam sambil menghembuskan napasnya dengan gusar. Jujur saja ia sudah terlanjut tidak suka dengan apa yang Dominic lakukan. Melukai Aluna sama saja dengan melukainya. Entah mengapa sesuatu menghantam dadanya begitu kuat ketika Aluna terluka.
"Baiklah semuanya, akan ku beri tahu bahwa sebenarnya. Laki-laki yang duduk di sana" jeda Dominic sambil menunjuk Axel,
"Adalah Pangeran Mahkota yang selama ini hidup di dunia manusia. Dia adalah Axel"
Semua pasang mata menatap ke arahnya, Axel cukup terkejut dan juga senang mendengar pernyataan dari Dominic. Netra Axel menyapu seluruh sudut tempat ini. Bisa dilihat jika beberapa orang tidak menyukainya dan sisanya menatap aneh dirinya. Axel bisa memahami itu. Itu hal yang wajar.
"Pangeran, ini Ellisha ibumu"
Axel spontan berdiri, memeluk Ibunya dengan erat. Mendengar kata-kata Ibu membuat hatinya luluh. Tanpa sadar air di pelupuk matanya jatuh begitu aja. Akhirnya setelah selama ini mendapat perlakuan kasar dari kedua orang tua angkatnya, ia berhasil bertemu dengan Ibu kandungnya.
"Ibu, Axel kangen"
Ellisha mengusap air mata putranya, "nanti setelah perjamuan ini kita akan berbincang tentang banyak hal. Sabar ya, untuk saat ini kita nikmati dulu jamuannya" ucap Ellisha, Axel menganggukan kepalanya lalu kembali duduk di kursinya.
Plakk. Axel memukul lengan Danu yang duduk di sebelahnya, "gw punya Ibu Weh. Keren kan gw?"
Dominic berdehem saat melihat tingkah cucu laki-laki nya. Axel sedikit melenceng dari harapan Dominic. Ia pikir Axel sudah tau akan tata Krama kerajaan. Ternyata tidak, cucunya bersikap seperti manusia biasa, bukan penyihir atau bahkan bangsawan.
"Salam teruntuk Anda Pangeran. Aku Axelin, putri dari Yang Mulia Hellina"
Mereka saling berjabat tangan, Aluna mengerucutkan bibirnya. Entah apa yang membuatnya begitu. Melihat Axelin yang mengenakan pakaian anggun dan pernak-pernik perhiasan juga wajahnya yang cantik membuat Aluna merasa Axel akan jatuh hati padanya. Apakah Aluna mulai mencintai Axel hingga ia merasa tidak suka ketika Axel berdekatan dengan Axelin?
KAMU SEDANG MEMBACA
Niscala
Fantasy( Dalam proses REVISI. Revisi baru sampe bagian 3 ) Kisah seorang pewaris terkahir kerajaan sihir yang sengaja di tinggalkan orang tuanya di dunia manusia demi menyelamatkan anaknya dari keserakahan penyihir jahat. Selama 17 tahun lamanya Axel di ra...