1. Ninda Bestari

4.5K 390 82
                                    

Mulai bab 18 baca di Karyakarsa ya,
Happy reading 😘

Pandanganku menyapu sekitar. Aku tercengang pada apa yang terlihat di depanku. Suara berdengung dalam kepalaku yang tidak bisa disebut dangkal, tempat menyeramkan apa ini?

Banyak benda asing yang baru kali ini ku lihat, namun anehnya semua itu terasa familiar. Yang pertama kali aku tahu yakni namaku adalah Ninda Bestari.

Aih, telingaku berdengung, mengingat apa yang dikatakan petugas dua dunia. Sebagai makhluk yang tengah melewati hukuman reinkarnasi 1000 kali, masih bagus diriku diberi kelebihan tidak akan melupakan seluruh rangkaian kehidupan yang ku jalani.

Kalau boleh aku mengeluh, aku sudah bosan hilir mudik di dunia ini. Usia jiwa ini mungkin hampir 900 tahun. Salahku mengingkari hukum alam, kini aku merasakan lelahnya berpetualang dalam seribu satu macam cobaan. Untungnya sekarang aku kembali menjadi wanita. Pada kehidupan sebelum ini aku menjadi banci sampai akhir hayat. Bang**t sekali petugas pembuat hukuman itu, aku mengutuk dalam hati. Ayo lihat, kehidupan macam apa yang diaturkan langit padaku kali ini.

Nyeri menyengat berikut suara keras yang berasal dari pipi, menjadi adegan pertama yang aku jalani. Aku menatap back stage ketika kepalanya mengayun berkat pukulan orang gi** yang belum ku kenali. "Tempat apa ini?" Gumamku dengan tatapan bingung.

Aku juga melihat orang-orang yang memandang diriku kasihan, tapi tidak juga bisa berbuat apa-apa.

"Dasar tidak tahu diri! Jangan mentang-mentang kamu jadi pasangan Samuel pacarku dalam film ini, kamu bisa menggodanya seperti baru saja. Awas kamu!" Seorang perempuan cantik dengan busana terlalu pendek berdiri di depanku. Dagunya diangkat tinggi, matanya melotot marah dan suaranya itu mengundang banyak sekali perhatian.

Seketika ingatan yang aku yakin bukan milikku memenuhi kepala. Jadi pemilik asli tubuh ini adalah seorang penyanyi yang mulai naik daun karena menang ajang bakat. Lalu tengah melebarkan sayap di dunia akting dengan peran sebagai kekasih pria yang diakui wanita di depanku ini sebagai krkasihnya. Terakhir kali si pria berusaha menggoda pemilik tubuh ini dengan mencoba mencium tapi malah berakhir terantuk kepala ranjang. Membuat pemilik tubuh asli pingsan karena mengalami gegar otak, lalu meninggal setelah syok otak saat ditampar dengan begitu kuat perempuan di depanku ini.

"Wanita bodoh mana yang menuduh orang lain tanpa bukti?" Aku menatap tajam.

"Apa? Kamu berani melawanku?"
Aku mengangkat pandangan. Mempelajari perempuan menor dengan lipstik dan cat kuku senada itu penuh perhitungan. Pupil mata ini menyorot tajam dan kuat. Nindi yang asli memiliki aura kalem, tapi ku harap tidak ada yang curiga jika mungkin sekarang berubah menjadi dingin dan mengintimidasi.

Dengan senang hati aku melawan perempuan itu, maka tanpa ragu ku ayunkan telapak tangan dengan tenaga maksimal. Segera suara tamparan yang ku pastikam lebih keras dari yang di dapatkan Ninda, si pemilik tubuh asli tadi terdengar.

Kristal Angela mengembalikan kepalanya pada posisi semula dengan cepat. Tangannya mencengkeram pipinya sendiri, tepat pada bekas tamparan Ninda. Perih dan sakit.

Hening, sepi dan pasti mencekam. Bahkan suara cicak di dinding pun tak ada sangking shocknya semua orang berkat ulah ku. Lihatlah, mulut-mulut yang menganga itu, konyol sekali.

"Itu impas, sama-sama ada bekas lima jari di pipi masing-masing. Apakah itu sudah menjawab pertanyaan mu sebelum ini, Kristal?"

Ucapan santai cenderung menantang itu keluar begitu saja dari mulut ini. Dalam ingatan, Ninda yang asli biasanya sangat sopan. Tapi untuk apa betingkah sopan kalau diinjak-injak?

"Lihat pelipisku, kamu pikir aku sengaja melukai kepalaku sendiri. Aku bisa saja menuntut pacarmu itu dengan tindak pelecahan dan penyerangan." Aku mengimbuhi sembari mencerna memori dalam ingatan pemilik tubuh asli. Bibirku berdecak, kali ini nasibku jelek lagi, settaann jahaanamm! batin ini meraung frustasi.

Semua orang yang melihat pertengkaran lami masih tercengang, yakin mereka tengah larut dalam tanda tanya. Apakah Ninda tidak tahu siapa Kristal Angela ini? Kenapa Ninda tidak mengalah dan pergi saja, toh Samuel Felix tidak berhasil menyentuhnya. Walaupun kepala ini memang memar dan sebelum mati konyol pemilik tubuh asli baru saja meminum obat anti nyeri.

Tapi semua orang tidak akan mengira, Ninda yang ini bukanlah Ninda beberapa menit lalu. Ninda yang ini adalah perempuan yang kalau apes bisa menjalani takdir sebagai laki-laki atau malah menjadi banci. Aku sudah kenyang bahkan bosan dengan macam-macam karakter dan perbuatan manusia. Sepertinya saat ini, aku masih belum bisa acuh tak acuh pada takdir. Nyatanya aku masih perlu memberi pelajaran pada perempuan yang dari ingatan pemilik tubuh asli lah aku tahu bahwa namanya Kristal Angela.

Masih menurut memori pemilik tubuh asli, Kristal Angela ini berkarir di dunia peran sejak usia belia. Ketika karirnya mundur, maka akan ada skandal yang membuat pamornya melejit lagi. Intinya tanpa masalah, karir keartisan Kristal mungkin sudah redup sejak lama.

Yang aku pelajari pertama kali di kehidupan ini adalah di negara yang pemilik tubuh asli diami ini, makin banyak masalah maka peluang terkenal seorang artis makin besar.

"Kau, kau..., apa yang kau lakukan!" Kristal berteriak setelah tergagap tak percaya pada apa yang dialaminya.

"Aku hanya menegakkan keadilan. Mata dibalas mata, tangan dibalas tangan." Sahutku tak peduli.

"Oh ya? Apakah kamu berani membalasku?"

Aku menoleh pada pemilik suara yang menggema itu. Mendapati seorang laki-laki yang tadi hampir melecehkan pemilik tubuh asli. Bentuk tubuh proprosional, tinggi dan berat badannya terlihat ideal, dianugerahi wajah seorang bintang. Bukannya kagum, qku menaikkan sebelah alis. Anehnya dadanya sedikit bergetar, itu seperti rasa takut yang tersisa dari pemilik tubuh asli. Dasar Ninda yang asli memang cemen ejekku, pria seperti ini saja sudah gentar. Apakah aku harus mengajari Ninda yang asli untuk menghajar pria ini.

Aku menarik sudut bibirku, meremehkan. Mataku yang lebar berderak liar. Ada jejak heran di wajah Samuel ketika mendapati tatapan sombong pada mataku.

Dari wajahnya yang tiba-tiba mengkerut aneh, aku tahu bahwa Samuel pasti mendapati perubahan pada diri tubuh yang kuhuni ini. Tapi sekali lagi, aku mana peduli.

Perempuan macam apa yang hidup di jaman modern begini masih tidak bisa melindungi diri dari orang macam pria di depannya ini? Sampai-sampai mati konyol padahal hidup pemilih tubuh asli sungguh berat dan menderita.

Aku mendesah lelah. Ini bukan kali pertama aku harus memperbaiki nasib orang lain, nasib induk semang jiwa ini. Bisa dihitung dengan jari berapa kali takdirku sedikit lebih baik. Nanti saat aku mati dan jiwanya kembali berada di antara dua dunia, aku akan protes pada si pemberi hukuman.

Desahan kecil yang keluar dari bibirku baru saja tak luput dari mata awas Samuel. Entah apa yang dia pikirkan, sampai menatapku begitu.

Memasang wajah menantang aku angkat suara. "Kemari kau baji****, aku belum membuat perhitungan denganmu!" Suaraku jelas, seharusnya itu terdengar seperti lonceng dalam keheningan malam.

Sepertinya semua orang di balik stage itu menahan nafas. Aku menyadari kekhawatiran mereka, setidaknya pemilik tubuh asli masih meninggalkan sedikit kebiasaan yang suka mengkhawatirkan orang lain. Pantas hidupnya yang menderita makin menderita.

Aku menerka pikiran orang-orang itu, apakah Ninda tidak menyadari sedang melawan siapa? Tadi dengan Kristal, artis yang kasar dan arogan itu makin arogan karena hadirnya Samuel sebagai pemeran utama. Sekarang apakah Ninda masih merasa kurang mencari musuh dengan memprovokasi Samuel? Seharusnya Ninda minggir saja, menutup mata pada kejadian hari ini. Ninda aman, kru juga tenang, dan syuting berjalan lancar.

Cih, enak saja. Sudah ku katakan aku bukan Ninda yang sama.

Wajah Samuel seketika berubah suram. Dari ingatan pemilik tubuh asli, pria itu selalu merasa dirinya adalah aktor terbaik, mungkin dihina seorang wanita tepat di depan wajahnya begini membuatnya marah?

Dari pantulan di cermin dekat aku berdiri, tubuh ini memiliki kecantikan alami yang mempesona walau tanpa riasan. Suaranya juga sangat enak di dengar, empuk tapi merdu. Pantas pemilik tubuh asli menjadi seorang penyanyi. Perawakan yang mungil menambah kesan imut, kulitnya seputih salju membuat pria manapun harus memandang dua kali saat berpapasan dengannya. Bagiku ini adalah musibah, bukan berkah.

Samuel memasang wajah angkuh, ada tatapan meremehkan bercampur tatapan menginginkan yang menjijikan. Lihat saja Ninda, wahai pemilik tubuh asli, aku akan membuat pria baji**** itu tidak akan melupakan namamu seumur hidup! Tekadku dalam hati.

Tunangan Misterius PresdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang