Menahan sakit yang hanya ku simpan sendiri, aku bersikeras pada Om Tio untuk menyelesaikan adegan terkahirku bersama Samuel. Adegan menjijikan di mana aku sebagai Latisya mati dipangkuan pria itu lalu diratapi dengan pedih.
Setelah sutradara berteriak, cut dan memberiku selamat atas suksesnya adegan terakhir, aku sudah tidak kuat menahan nyeri dan akhirnya jatuh pingsan.
Sekarang aku tengah menonton berita selebriti paling hot yang menyandingkan wajahku, Kristal dan Samuel dalam satu frame. Judulnya sangat kontroversial 'cinta lokasi merenggut cinta suci'.
Aku mengagumi kemampuan olah bahasa jaman ini. Masih segar diingatan Jesi Tan yang menggunakan istilah 'from enemy to be lovely' sekarang tukang gosip itu membuat headline menggegerkan 'cinta lokasi merenggut cinta suci'. Betapa konyol sekali.
"Biarkan saja, agensi akan menangani itu apabila beresiko membahayakan pamor dan karirmu. Sekarang konsentrasi dulu pada penyembuhan lenganmu, okey!" Mbak Dahlia melempar anggur hijau ke mulutnya. Buah tangan Bos Dita yang mengunjungi ku malam tadi.
"Bos Dita bilang, Pak Banyu hendak membawamu ke Singapura sore ini."
Aku mengernyit pada pernyataan hati-hati Mbak Dita. Mata wanita yang baik padaku karena profesionalisme itu menatapku dengan seribu tanya.
"Sampaikan terima kasih. Aku akan pulih dalam seminggu. Aku tidak butuh dirawat dokter Singapura."
"Pak Banyu datang ke sini semalam. Dia sangat mengkhawatirkan kamu sampai menunggumu sadar dan baru kembali pulang. Anehnya saat aku menyuruhnya menemuimu, dia menolak." Mbak Dahlia menyorotku lekat, seolah aku ini tersangka.
Aku berdecih pada cerita Mbak Dahlia. Kurang kerjaan sekali si Banyu. Sebenarnya apa maunya?
"Pak Tamawijaya juga datang, dia orang pertama yang masuk ke IGD dan pergi setelah memastikan dokter memberimu perawatan terbaik."
"Apa Mbak!" Aku terperangah dalam lilitan tanya yang mirip benang kusut.
"Ninda, kamu makin misterius. Aku tidak peduli siapa kamu. Tapi aku ingin tahu, apa hubunganmu dengan mereka?" Mbak Dahlia menatap dengan tatapan Sherlock Holmes.
"Aku? Apa hubungan ku dengan Tamawijaya?" Kenapa pria itu melibatkan diri dengan ku?
"Nin, cerita dong...! Kenapa kamu menyebut Tamawijaya saja tanpa menyebut Pak Banyu?" Desak Mbak Dahlia.
"Aku juga tidak tahu apa hubungan ku dengan Tamawijaya. Lalu kenapa Banyu ikutan bodoh?"
"Ha, kamu mengatai bos besar kita bodoh? Oh, merujuk pada caramu memanggil Pak Banyu, sepertinya hubungan kalian tidak sesederhana itu."
"Memangnya apa lagi kalau bukan bodoh. Dia sudah punya tunangan." Cibirku.
"Ha?"
Untuk apa kembali baik dan perhatian kalau dia sudah pernah meninggalkan Ninda sekali. Siapa yang menjamin dia tidak akan meninggalkan Ninda lagi?
Pembicaraan kami terhenti ketika beberapa dokter datang, tidak cukup satu orang. Ada 8 dokter ortopedi dengan subpesialis mulai dari trauma dan rekonstruksi hingga ongkologi, mereka sampai mengenalkan diri padaku berikut subpesialisasinya. Mereka juga menjelaskan hasil dari pemeriksaan yang telah aku jalani sesuai prosedur yang mereka ambil. Ku tahan semua tanya sampai 8 orang ditambah segerombol perawat yang mengikuti mereka pergi.
"Mbak, pekerjaan siapa itu?" Protesku yang merasa ngeri sendiri.
"Tamawijaya Wiguna." Jawab Mbak Dahlia dengan mata yang penuh penghakiman padaku. Jelas sekarang Mbak Dahlia mencurigai aku yang telah menjatuhkan pilihan pada Gunadigital.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tunangan Misterius Presdir
ChickLitNinda Bestari melebarkan karier dari yang semula penyanyi baru keluaran ajang bakat, ke seni peran. Bertemu dengan salah satu aktor yang hampir melecehkan dia, Ninda berusaha menjaga diri hingga pingsan karena mengalami gegar otak. Baru saja Ninda...