40. End (Karyakarsa)

145 10 0
                                    

Senyum cantik biyungnya juga membuat Dandyaksa bersyukur, dia akhirnya bisa tertawa tanpa beban ingatan masa lalu. Tapi saat mengingat lagi kenyataan bahwa Yaswanta adalah ayahnya membuat kemarahan Danadyaksa mengubun. Pria itu duduk di sofa sembari menatap dirinya dengan senyum jahat. Sejuta rencana masa depan Danadyaksa sebagai penerus Wiguna berputar di otaknya yang cerdas, sedangkan Tama justru merencanakan pensiun dini dan akan berkeliling dunia berdua saja dengan istrinya.

Pergi jauh sana, jangan ganggu quality timeku dan biyungku! Begitulah yang ingin Danadyaksa ucapkan. Sayangnya hanya geraman yang dianggap lucu oleh Tama dan Ninda.

Tama kembali mendekat, menepuk-nepuk bokong Danadyaksa. Niatnya mencari muka pada Ninda bahwa dia selalu jadi suami dan ayah yang baik. "Tidurlah boy, sudah saatnya mamamu bersamaku," goda Tama yang kini paham mengapa bayi yang lahir darinya ini menjadikannya musuh.

Sekali lagi, bayi yang jiwanya adalah pria dewasa tersebut marah karena hal itu. Jangan menepuk bokongku! Kapan aku bisa balas menendang bokongmu, Yaswanta! Teriak batin Danadyaksa.

End

Terima kasih semuaa... akhirnya aku bisa namatin cerita yang udah kutulis bertahun-tahun ini... huhu lama😭

Tunggu ceritaku di sini ya...
Sayang kalian banyak-banyak...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tunangan Misterius PresdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang