Chapter 2 ( Teman Penghianat )

132 19 9
                                    



Enzi selalu menghiraukan pertanyaan Jollyn, hingga membuat Jollyn harus menahan emosinya.

"Sudahkan? Kalo begitu aku pergi dulu" Tanpa menunggu Enzi, Jollyn langsung meninggalkan Enzi yang masih melakukan transaksi dengan penjual.

Hari begitu cepat membuat Jollyn ingin cepat-cepat sampai ke apartemennya untuk istirahat.

*****

Disisi lain, Enzi menyiapkan rencana untuk ke esokan harinya di kantor.

"Tunggu aku Jollyn, kau akan menjadi milikku"

Enzi, menelepon beberapa orang suruhannya untuk mengatur strategi. "Siapkan semuanya jangan sampai gagal, mengerti!!!"

"Siap boss"

Enzi hanya tersenyum di tempat duduknya sambil memandangi kotak berisi cincin yang tadi di belinya dengan Jollyn. "Aku ga sabar menanti ke esokan hari" gumamnya.

Setelah sekian lama, akhirnya akan terjadi juga. Menunggu seseorang dan menemukannya memang sulit, sampai-sampai menunggu bertahun-tahun. Memang proses tidak akan mengkhianati hasinya. Apapun akan di lakukan Enzi untuk mendapat yang di mau, sangat ambisius.

Enzi menggigit bibirnya dengan sexy, hingga membuat pegawainya yang melihat dari luar ruangan sangat terpesona. Ketampanan yang di miliki Enzi memang tidak kalah dengan ketampanan papanya Alvaro Marquess, tetapi cara berpikirnya mirip seperti mamanya Vanya Alma Grey.

Tidak peduli dengan wanita-wanita yang tergila-gila dengannya, yang selalu di pikirkan hanyalah Jollyn.

"Ouh...Jollyn, aku benar-benar ga sabar menanti esok" sambil memutar-mutar kursi kerjanya dan senyum-senyum sendiri seperti orang yang sedang berhalusinasi.

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu ruangannya,"Boss mobilnya sudah siap"

"Baiklah kita pergi sekarang"

Saat Enzi pergi, Enzi melupakan foto Jollyn yang tertinggal di meja kerjanya. Dan saat ada pegawainya datang keruangan Enzi, namun Enzi tidak ada. Pegawai itu melihat foto yang ada di meja.

"Foto siapa ini? Apa ini yang di sukai boss Enzi? Aku harus memberitahu yang lainnya"

"Hey teman-teman kalian tau ga ini foto siapa?Aku menemukan ini di meja boss Enzi"

Ada salah beberapa orang mengatakan, " Aku melihatnya tadi pagi ke kantor"

"Ini kan yang wawancara tadi siang"

*****

Pagi ini, hari pertama Jollyn akan masuk kerja. Jollyn mencoba untuk tidak terlambat masuk kerja.

Memakai make up tipis, lipstik, dan jas kerja yang biasanya di pakai berkerja. " Akhirnya hari ini sudah tiba. Tabunganku akan terisi kembali, tenanglah kantong jangan menangis bulan ini akan ada makan enak lagi" sambil menepuk perutnya dan kantong saku.

Jollyn segera mencari bus kearah kantor tapi sudah penuh hingga berdesakan. Hingga akhirnya Jollyn menunggu bus lainnya. Setelah mendapatkannya, Jollyn lalu naik.

"Sesak sekali, ga seperti biasanya" pikirnya.

Setelah hampir satu jam ke tempatnya berkerja, Jollyn berhasil masuk perusahaan itu tanpa terlambat.

"Okay, semangat!!Hari ini pertamamu berkerja. Jangan membuat hal buruk lagi" Mencoba menyemangati diri sendiri sambil tersenyum riang tercampur rasa gugup.

Saat melangkah ke tempat kerja, dan menanyakan bagian asisten boss ada dimana. Beberapa orang melihat ke arah Jollyn dengan tatapan tidak suka. Jollyn mencoba memperkenalkan dirinya pada beberapa pegawai yang ada di dekatnya.

Akan tetapi, sepertinya beberapa ada yang tidak suka, "Hai, salam kenal. Kau asisten barunya. Bisakah kau membantuku mengurus beberapa dokumen?" ucap seorang wanita paruh baya.

"Tentu, dengan senang hati"

Jollyn membantu wanita itu mengurus. Tapi Jollyn itu hanyalah awal dari jebakan mereka.

"Jollyn, jika sudah selesai berikan ini di meja boss. Ruangannya ada di sebelah sana" sambil menunjuk kearah pintu, " ouh ya, boss bilang ambil cicin yang ada di atas meja itu. Kau di suruh menghitung berapa lingkaran cicin itu"

Jollyn merasakan hal aneh, kenapa harus aku yang menghitung? Apa dia membeli tanpa mengetahui lingkaran jari yang akan di pakai.? Pertanyaan itu membuatnya bingung.

Hanya mengikuti isyarat dari wanita itu, Jollyn masuk ruangan itu dan menaruh berkas dokumen ke atas meja bossnya.

Di sisi lain semua pegawai yang menyukai boss Enzi membucarakan Jollyn,"Pasti dia akan di pecat lagi jika menyentuh barang-barangnya boss" ucap pelan pegawai-pegawai itu.

Jollyn setelah meletakkan berkas itu, mulai mencari kemana bossnya menyimpan kotak cicin itu. Setelah beberapa menit mencari akhirnya ketemu,"Akhirnya, loh bukannya ini cincin yang kemarin aku beli sama Enzi. Kenapa sama persis?Pemilik toko itu bilang...Ah sudahlah. Tapi kan kemarin cincin ini seukuran denganku ga ya, aku jadi lupa"

Tiba-tiba beberapa pegawai kantor masuk ruangan itu yang membuat cincin itu masuk jarinya Jollyn dan tidak bisa dilepas.

"Apa yang kau lakukan di meja boss lama-lama?"

"Pasti kamu mau mengambil sesuatu milik boss ya, ngaku kamu"

Tuduhan itu membuat gadung seruangan, akibat para pegawai itu.

"Ada apa ini?" ucap Enzi yang langsung masuk ruangannya.

Jollyn sangat terkejut jika ada Enzi di tempat itu. " Enzi, kenapa kamu disini?" lalu Jollyn menyembunyikan jarinya kebelakang.

"Hey, dia boss Enzi. Panggil dia boss, ga sopan banget panggil namanya aja" ucap salah satu pwgawai yang menuduhnya.

"Semuanya akan saya urus, kalian keluar dari ruangan saya!!" Tegas Enzi ke para pegawainya agar meninggalkannya bersama Jollyn.

Enzi mendekati Jollyn yang gugup dan takut jika ketahuan. Jollyn mencoba melepas cicncin itu di belakang punggungnya tapi tidak bisa terlepas.

"Apa yang kamu sembunyikan di belakang? Beritahu saya" ucap Enzi yang mendekati wajah Jollyn.

"Enzi jangan marah padaku" sambil menutup matanya.

Enzi menarik tangan Jollyn ke depan, dan melihat jari manis Jollyn terdapat cincin miliknya."Apa ini?"

"Aku bisa jelaskan" ucapan Jollyn terputus, saat mendengar Enzi tertawa.

"Apa cincin itu bisa terlepas?Jika tidak bisa, kamu harus jadi milikku sekarang" Perkataan itu membuat Jollyn membeku. Lalu Enzi mencium bibir Jollyn dengan lembut. Jollyn tersadar dan mendorong Enzi menjauhinya.

"Apa maksudmu? Kau menjebakku?" tanya Jollyn penasaran.

Enzi hanya tersenyum dan mengatakan,"Aku memang merencakan ini. Cincin itu memang untukmu"

"Jadilah milikku Jollyn" pinta Enzi dengan muka memelas. "Apa kau ga mencintaiku?"

Pipi Jollyn mulai memerah karena ucapan Enzi ke padanya. Tapi Jollyn mencoba berpikir tapi itu sia-sia karena otaknya sudah tidak bisa diajak kompromi lagi.

"Aku juga menyukaimu" Mulut Jollyn mengucapkan kalimat tanpa kendali.

Mendengar kalimat itu, Enzi sangat kegirangan dan juga bahagia.

"Baiklah, jika begitu berarti kita hari ini resmi berpacaran. Nanti malam datanglah ke rumahku, aku akan menjemputmu" ajak Enzi sambil menyodorkan kado.

"Apa ini?Lebih baik jangan, aku ga mau yang lain semakin membenciku"

"Tenang saja Jollyn, aku akan selalu ada di sisi mu. Semua ruangan terdapat CCTV, aku bisa memantaumu jika terjadi sesuatu"

Jollyn terdiam sejenak lalu mengatakan," kado itu ga perlu kamu kasih padaku. Aku akan datang nanti malam, tapi aku harus memanggilmu apa?Bagaimana jika boss Enzi?"

"Aku rasa itu ide bagus, panggil saja aku boss Enzi jika di kantor. Tapi diluar jangan..." ucapannya terpotong dengan ketukan pintu.

Crazy In Love : Your Love's Got The Best Part In My LifeWhere stories live. Discover now