Chapter 5 ( Menjaga Rahasia )

113 17 11
                                    


Sinar marahari mulai menerangi kaca kamar Jollyn yang membuatnya terbangun. Jollyn melihat jam di hpnya yang langsung membuatkan matanya.

"Ahhh...Tidak!!! Aku terlambat!!" teriak Jollyn.

Di sisi lain, Enzi menunggu Jollyn dengan melihat jam tangannya.

"Kemana dia? Jam segini belum sampai" Dengan gusar Enzi mengacak-acak rambutnya dengan kesal.

"Boss kita harus segera memulai meeting" pinta salah satu pegawai.

Enzi mencoba menghubungi Jollyn tapi tidak ada jawaban sama sekali.

"Apa jangan-jangan dia belum bangun???" pikir Enzi.

Akhirnya Enzi memilih untuk memulai meeting tanpa Jollyn, "Mari kita mulai meetingnya"

Dari jauh terdengar suara teriakkan,"Tunggu! Maaf terlambat" sambil menundukkan badan pada semua yang ada di ruang meeting.

"Kemana saja kamu?" tanya Enzi dengan emosi.

"Maaf, saya sudah bawa semua dokumen presentasi hari ini" ucap Jollyn.

"Bagikan pada semuanya. Jangan ulangi perbuatannmu"

"Baik!"

Jollyn membagikan semua berkas pada anggota meeting. Saat semuanya fokus pada presentasi yang di jelaskan Enzi, tiba-tiba perut Jollyn keroncongan.

"Aduh...Kenapa lagi sih ini. Tunggu sebantar ya perut nanti setelah ini kita makan banyak" batin Jollyn sambil memegang perutnya.

Enzi melihat Jollyn yang tidak fokus itu menjatuhkan berkas yang ada di tangannya. Saat itu Jollyn san Enzi bersamaan mengambil berkas yang jatuh, tiba-tiba," Kau lapar sayang ?" tanya Enzi.

"Iya aku sangat lapar" Lalu Enzi mencium bibir Jollyn dibawah kolong meja. Untung saja tidak ada yang melihat mereka berciuman. Enzi lalu melepas ciuman dan kembali menjelaskan presentasinya.

Jollyn sangat bisa tersenyum dengan apa yang barusan di dapatnya. Sarapan pagi yang membuat mood naik.

Lalu saat akhir meeting pun tiba, Jollyn benar-benar tidak kuat menahan laparnya hingga perutnya berbunyi dan di dengar seisi ruangan, dan semua orang tertuju pada Jollyn. Dengan cepat Jollyn hanya tersenyum kecil sambil menutupi rasa malunya.

"Baiklah, cukup sekian meeting kali ini kita jeda. Satu jam lagi kita mulai lagi" Enzi mengatakan seolah-olah mengerti apa yang di inginkan Jollyn. Dengan cepat Jollyn sangat bahagia ria, apa yang diharapkan terjadi. Enzi memberikan kedipan pada Jollyn.

Saat semuanya sudah keluar Enzi menahan tangan Jollyn yang ingin keluar.

"Jangan keluar dulu" pinta Enzi.

"Aku sangat lapar sekali. Aku belum makan tadi pagi" merengek untuk di lepaskan tangannya dari Enzi.

Enzi mengeluarkan sesuatu di meja dekat kursinya Enzi. "Makan ini, aku tau kalo pacarku pasti belum makan. Jadi aku siapkan ini untukmu"

"Wah kue, tapi kenapa dessert?" Wajah Jollyn berubah sejak tau jika makanan manis tidak baik untuk pagi hari.

"Aku melihat ini di dekat saat beli coffee jadi aku pikir kamu akan suka, jadi aku beli"

Karena sudah merasakan lapar Jollyn melahap kue itu dengan cepat. Sampai Jollyn tidak sadar jika mulutnya di penuhi krim kue.

Enzi yang melihat itu hanya tersenyum," Makannya pelan, ga ada yang minta" sambil mendekatkan wajahnya Enzi pada Jollyn.

"Kau mau apa?" tanya Jollyn dengan muka polosnya.

Dengan cepat Enzi mencium bibir Jollyn yang di penuhi krim kue itu. Tanpa sadar di luar ada beberapa pegawai kantor yang melihat Jollyn dan Enzi berciuman. Enzi yang menyadari langsung melepas ciuman dan berpura-pura seperti membantu Jollyn membenarkan berkas-berkas agar tidak curiga.

Saat meeting pun Enzi menjelaskan dengan duduk dan sambil memegang tangan Jollyn. Karena tempat itu di penuhi dengan kaca, meskipun berdesain dan bertirai tetap terlihat jika mereka sedang berpegangan tangan. Ada yang melihat mereka berpegangan tangan dan mulai bergosip.

"Eh siapa yang di pegang tangannya sama boss Enzi?"

"Itu kamu beneran lihatnya kalo itu boss kita?"

"Jadi boss kita pacaran sama salah satu pegawai di kantor ini?"

Banyak pertanyaan-[ertanyaan yang membuat mereka penasaran.

Meeting selesai, waktu kali ini membahas banyak hal yang membuat rasa bosan Jollyn menendang kaki Enzi karena bosan. Enzi yang terus-menerus di tendangi kakinya pun memilih berdiri dan melepaskan tangan Jollyn.

Setelah menunggu lama, meetingpun selesai juga. Jollyn langsung lari keluar dan menekan tombol lift. Tiba-tiba Enzi dari belakang menahan lift yang ingin menutup itu.

"Enzi...Kau" Sebelum Jollyn menyelesaikan ucapannya, dan pintu lift mulai menutup rapat Enzi mencium Jollyn di dalam lift.

Jollyn mengalungkan tangannya di leher Enzi, hingga pintu lift berbunyi dan membuka. Mereka melepaskan ciumannya dan merapikan pakaian mereka. Dengan cepat langkah kaki Enzi berjalan keluar dengan cepat.

Tiba-tiba ada beberapa pegawai mendekati Jollyn, "Eh Jollyn, kau kan asisten boss Enzi. Apa kau tau pacarnya boss Enzi?"

Pertanyaan itu membuat Jollyn terpaku dengan keadaannya sekarang, karena yang di bicarakan adalah dirinya sebagai pacar boss Enzi.

"Kenapa ga kalian tanyakan sendiri pada boss Enzi? Mungkin akan dijawab lansgung" ucap Jollyn dengan salting.

"Kita pikir kau tau"

Karena Jollyn begitu penasaran, akhirnya menanyakan pada mereka,"Kalian bicara hal itu, memangnya tau darimana?"

"Tadi ada yang melihat boss Enzi memegang tangan seseorang saat meeting. Aku ga tau itu benar atau ga?"

Jollyn mengingat jika hubungan Enzi dan dirinya harus di rahasiakan, Jollyn mengatakan,"Mungkin itu orang lain bukan boss Enzi"

"Ah benar juga"

"Jangan percaya jika ga ada bukti" tambah Jollyn.

Jam istirahat makan siang akan selesai tapi Jollyn belum mengambil bagian makan siangnya. Jollyn keluar kantor dan berjalan menuju tempat makan dekat kantor. Saat ingin masuk Jollyn merasakan ada yang mengikutinya," Enzi? Ngapain kamu disini?"

"Makan dengan pacarku. Memangnya ga boleh?"

Disaat itu Jollyn punya rencana untuk menjaili Enzi. Jollyn berjalan saat di eskalator dan tiba-tiba berhenti. Jollyn menyiangkan kakinya agar Enzi tersandung, tapi Enzi melangkahinya.

"Eh.." Jollyn sangat kesal rencananya gagal. Enzi yang melihat wajah pacarnya langsung memutar balik badannya dan menyilangkan kakinya lalu pura-pura jatuh di pelukan Jollyn.

Jollyn langsung tersenyum saat tau apa yang di mau tercapai, meskipun itu di ulang.

"Sudahkan?Ayo makan!" Enzi memegang tangan Jollyn dan makan bersama. Hingga waktu berjalan begitu cepat dan jam sudah menunjukkan waktu pulang.

"Akhirnya sudah selesai, aku ingin makan hotpot" Tanpa sadar Enzi mendengar ucapan Jollyn.

Enzi mendatangi meja kerja Jollyn,"Ayo pergi" ajak Enzi.

"Kemana?"

"Bukankah tadi kau mau makan hotpot?Ayo aku juga ingin makan" sambil tersenyum.

"Baiklah, tunggu bentar" Tapi Enzi meninggalkan Jollyn yang masih memasukkan barangnya ke tas.

Jollyn mengikuti langkah kaki Jollyn untuk menyamai tapi langkah Enzi begitu cepat. Saat berada di lobi semua orang melihat Enzi membuat Jollyn menghentikan langkahnya, karena jika tidak pasti akan disangka tidak-tidak.

Enzi yang merasa Jollyn berada jauh darinya itu pun langsung berhentu dan menoleh kebelakang. Melihat Jollyn melihat tas ranselnya dan melihat sekelilingnya,"Apa Jollyn takut sesuatu?" pikir Enzi.

Dengan cepat Enzi kembali dan memegang tangan Jollyn. Semua orang kantor begitu terkejut dengan pemandangan yang begitu asing.

Jollyn dan Enzi menjadi bahan gosip kantor karena Enzi memegang tangan Jollyn di tempat umum. Apakah fans Enzi akan kecewa melihat hal ini???

Crazy In Love : Your Love's Got The Best Part In My LifeWhere stories live. Discover now