"Ada apa denganmu?" batin Enzi.
Selama seminggu penuh Enzi menjaga Jollyn di rumah sakit pada saat pemeriksaan. Kemana pun Jollyn pergi, Enzi mengikutinya. Meskipun Jollyn masih dalam pemantauan dokter dan terus mengkonsumsi obat.
"Enzi aku ingin pulang" rengek Jollyn.
"Kita akan pulang jika kau sudah sembuh" ucap Enzi.
"Tapi aku sudah sembuh, makanan disini ga enak"
"Kalo mau pulang, makanya cepat sembuh nanti aku ajak ke tempat makan kesukaanmu" bujuk Enzi.
"Benarkah???" tanya Jollyn dengan senang.
Setelah lama mereka berbincang, dan Enzi melihat perkembangan Jollyn semakin membaik pun meminta dokter untuk mengijinkan perawat jalan.
Saat Enzi kembali ke ruangan Jollyn, melihat Jollyn terus menerus manyun Enzi memberikan senyum, "Aku ada kabar baik untukmu, tapi ada satu syarat"
"Kabar apa??Syarat apa??" tanya Jollyn yang kebingungan.
"Kamu boleh pulang, tapi ada syaratnya...Kamu harus tinggal denganku agar aku bisa memantaumu, dan kamu harus minum obat dengan teratur" perintah Enzi.
"Benarkah??Baiklah kita pulang sekarang" Jollyn dengan bergegas turun dari ranjang dan mencoba melepas infus di tangannya.
"Eh, jangan di lepas dulu. Tunggu sampai perawat datang untuk mengecek kondisimu, lalu kita pulang"
"Tapi kita jadi makan di tempat makan kesukaan ku kan??" rayu Jollyn dengan gemas.
"Apa pun yang kamu mau" Kata-kata itu membuat Jollyn sangat riang untuk mennanti kepulangannya.
Setelah beberapa jam menunggu perawat datang dan menunggu hasil tes kesehatan, akhirnya Jollyn di izinkan untuk pulang.
"Aiya, akhirnya aku bisa menghirup udara kebebasan,"Lalu Jollyn melihat kebelakang dan menatap tajam Enzi. Enzi yang tidak mengerti pun bertanya," Kenapa kau melihatku seperti itu, nenek lampir"
"Nenek lampir katamu, aiya itu karena kmau ga beri aku riasan sama sekali. Sebagai gantinya, ingatkan janjimu..." Jollyn menyipitkan matanya ke arah Enzi untuk menagih janji.
"Iya...Iya...Ayo masuk. Di luar sangat dingin"
Di tempat restoran, Jollyn memesan banyak makanan, "Mari kita puaskan ke bebasan ini" Lalu memasukkan daging bakar ke mulut mungilnya.
Jolln yang melihat Enzi makan itu di komentar, "Makan dikit-dikit kyk gitu membosankan" Karena Enzi tidak mau mengalah pun menjawab,"Lebih baik dikit-dikit tapi tepat, dari pada banyak tapi lambat"
Jollyn merasa tersindir itu mendengus kesal kearah Enzi, lalu mencoba mempercepat makannya yang membuat Enzi tertawa kecil. "Aku makan sangat lambat, suka makan banyak-banyak sama seperti bakpao pipinya. Kamu senang aku juga senang" Lalu Jollyn yang masih melahap makanannya pun menoleh ke arah Enzi.
"Berani-beraninya kamu provokasi aku dengan kata-kata. Aku ga mau makan lagi" Lalu Jollyn memanyunkan bibirnya dan menggembungkan pipinya karena masih ada makanan di dalam mulutnya.
Enzi yang melihat Jollyn sudah bertingkah seperti biasanya pun sangat senang. Dan mereka bermain bersama di tempat itu.
"Kita sudah terlalu lama disini, bahkan kamu udah makan cukup banyak. Seharusnya kamu istirahat bukan disini, ayo kita pulang" ajak Enzi.
"Aiya, aku baru saja keluar dari rumah sakit, kita harus rayakan hari ini sepuasnya..." teriak Jollyn. Untung saja tidak ada orang yang duduk di dekat meja mereka, jadi tidak ada yang mendengar teriakan Jollyn kecuali pelayan yang terus menahan tawa dengan tingkah Jollyn.
Enzi yang tau pun mencoba duduk di damping Jollyn dan membujuknya,"Jika kita pulang, aku akan belikan makan lagi untukmu" Jollyn yang mendengar itu pun menyetujuinya.
"Tapi makanan ini bagaimana??Masih banyak" rengek Jollyn.
"Jollyn..Jollyn, si idiot ini bahkan ga menyadarinya" Enzi terkekeh geli melihat kalo makanan yang di pesannya sudah habis tapi masih mengatakan kalo masih ada.
"Biarkan saja, ayo!" ajak Enzi yang lalu menarik tangan Jollyn untuk keluar dan pulang.
Enzi yang melihat Jollyn kelelahan dan tertidur di pundak Enzi pun di biarkan saja. Hingga akhirnya sampai di apartemen, Enzi sedikit kebingungan untuk membawa Jollyn yang tengah tertidur di pundaknya.
"Jika ku gendong pasti akan dilihat banyak orang, tapi jika ku bangunkan..." bantin Enzi.
Lalu Enzi memilih untuk menggendong Enzi ke apartemennya, hingga membuat banyak orang yang berada di lift melihat itu. Enzi tetap bersikap seolah-olah tidak ada yang melihatnya.
*****
Pagi ini, Enzi pergi untuk melihat sistem kinerja kantornya. Di kesibukannya, Enzi tidak sadar jika Jollyn mengikutinya dari belakang dan masuk kerja.
"Eh, Jollyn kamu kemana aja. Aku ga melihatmu di kantor" ucap teman kantor Jollyn.
"Aku hanya minta cuti sebentar"
"Wah pasti liburan..." sindir teman Jollyn.
"Aiya ga juga, udah yuk kerja!" ucap Jollyn untuk mengalihkan pembicaraan.
Saat jam istirahat kantor, Jollyn sangat ingin the susu tapi lupa tidak membawa uang. Ingin meminta uang ke Enzi tapi takut ketahuan kalo ada di kantor. Jadi Jollyn memutuskan mencari cara agar mendapatkannya gratis.
Di saat Jollyn berjalan ke luar kantor ada yang menjual the susu, Jollyn pun menghampiri. Penjual itu mendatangi Jollyn dengan tawaran, "Hay nona, kamu mau the susu?" bujuk pembeli.
"Tapi aku lupa ga bawa uang" ucap Jollyn sambil memegang perutnya.
"Bagaimana jika..."Pembeli itu bernegosiasi sesuatu yang langsung di terima Jollyn tanpa pikir panjang.
"Okay...Tapi tunggu aku ya"
Jollyn sangat senang akhirnya bisa mendapatkan the susu secara percuma. Setelah beberapa jam Jollyn akhirnya mendapatkan 5 teh susu dengan sangat senang. Karena merasa senang, Jollyn melihat di ruangan sistem terdapat Enzi. Jollyn tidak ingat kalo dirinya ke kantor diam-diam tapi malah mendatangi Enzi.
"Hay semuanya, kalian sedang apa? Aku bawa the susu untuk kalian," tanya Jollyn dengan menyodorkan teh susu pada Enzi.
"Apa semuanya sudah selesai?" tanya Enzi dengan serius.
"Maaf boss Enzi,saya benar-benar tidak tau dimana letak masalahnya dimana" ucap pegawai Enzi.
"Lawan sangat hebat untuk melakukan semua ini,bahkan jejaknya tidak terlihat," tambah lagi.
Enzi yang baru menyadari itu pun terkejut, "Jollyn kenapa kamu ada di sini, seharusnya kamu ada di..." Enzi menghentikan ucapannya karena mengingat kalo sedang di kantor, identitas harus di rahasiakan.
"Apa yang terjadi?" tanya Jollyn penasaran.
"Perusahaan di retas, setiap setengah jam internet akan putus sekali" jawab Enzi.
"Lawan ingin 100 juta, kalo tidak mereka tidak akan berhenti menyerang kita," ucap salah satu pegawai yang menangani sistem.
"Aiya, jadi gimana ini?" tanya Jollyn kembali.
"Ga apa,orang-orangku akan segera sampai untuk mengatasi ini," Enzi saat meminum the susu yang di berikan Jollyn pun dibuatnya terkejut lagi, pasalnya Jollyn datang ke apartemen Enzi tidak membawa tas, bagaimana bisa mendapatkan uang untuk membeli the susu?
"Siapa yang pesan the susu?" tanya Enzi ke arah Jollyn. Dengan polosnya Jollyn menjawab, "Bukan beli, tadi di depan kantor ada yang menawariku the susu gratis, syaratnya setiap setengah jam aku harus memutuskan internet perusahaan sekali. Sekali cabut dapat segelas the susu"
Enzi dan para pegawai yang menangani sistem di buat tercengang dengan ucapan Jollyn barusan.
"Jadi aku lima kali..." tambah Jollyn.
Enzi yang mencoba memahami perkataan Jollyn pun mulai mengerti, "Jadi kamu yang membantu para hacker meretas sistem perusahaan kita?"
"Aku mana mungkin membantu para hacker," Enzi yang tidak tau cara pikir pacarnya itupun menyuruh Jollyn keruangannya dan tidak boleh keluar.
YOU ARE READING
Crazy In Love : Your Love's Got The Best Part In My Life
RomanceCerita ini season 2 dari kelanjutan My Love Mafia!!! Jangan lupa Vote, Komen dan Follow ya!!! Pertemuan kembali dengan cinta pertama yang tak terlupakan, meskipun berpisah cukup lama tanpa saling berbalas kabar. Hingga pertemuan mereka menumbuhkan r...