Chapter 8 ( Hari Menyebalkan )

86 15 0
                                    



Jollyn merasa canggung, lalu Enzi menyuruh Jollyn keluar ruangan dengan mengkode.

"Jollyn, selesaikan naskahnya untuk besok" pinta Enzi agar keluar dari kejaran Ella adiknya.

"Ouh iya aku lupa itu, segera. Aku pergi dulu," sambil tersenyum kearah Ella yang masih memandanginya. Tiba-tiba Ella memegang tangan Jollyn, "Kau membuat pacarmu sendiri berkerja seperti ini. Bagaimana jika kita keluar setelah ini?" ucap Ella ke arah Jollyn.

"Ah boleh.." Ucapan Jollyn terputus karena Enzi menyela percakapan.

"Kerjakan!" tegas Enzi. Lalu Jollyn keluar ruangan dengan kesal, padahal dalam hatinya ingin sekali keluar istirahat. Pikiran Jollyn yang lelah mengerjakan naskah lalu Jollyn berinisiatif untuk bermain game onlinenya.

Hampir setengah jam Jollyn bermain game dan tidak mengerjakan naskahnya, saat melihat Enzi dari jauh Jollyn mencoba untuk berpura-pura mengerjakan naskah itu. Begitu Enzi mendekat Jollyn mengembalikan pada slide naskahnya.

"Kau sedang apa?" tanya Enzi menyelidiki.

Dengan entengnya Jollyn menjawab," Tentu saja menulis naskah"

Masih dengan wajah menyelidiki Enzi hanya mendehem. Jollyn hanya tersenyum kecil dan kembali dengan game onlinenya. Enzi dengan cepat menengok ke belakang dengan cepat untuk melihat pekerjaan Jollyn.

Tentu saja itu membuat Jollyn dengan cepat mengembalikkan ke naskahnya. Hingga membuat mereka saling reflek cepat. Jollyn yang mencoba menyembunyikan game onlinenya ,sedangkan Enzi mencoba melihat dengan menengok kembali dengan singkat. Sampai membuat mereka saling reflek melakukan posisi mereka.

"Jangan malas!" ucap Enzi yang hanya di anggukkan Jollyn.

Enzi yang begitu cepat membuat Jollyn kewalahan mengembalikkan dari game onlinenya ke naskahnya, sampai membuat Jollyn ketahuan bermain game online oleh Enzi. Jollyn hanya tersenyum saat ketahuan tidak mengerjakan tugasnya.

"Kau ga ngerjakan naskahnya?" tanya Enzi dengan kesal.

"Hehehe, aku lelah mengerjakan naskah ini", Memanyunkan bibirnya yang membuat Enzi yang semula kesal menjadi tersenyum geli.

"Kau ini mengeluh saja,kerjakan!" Pura-pura menyuruh Jollyn melakukan tugasnya untuk membuatnya kesal.

Tiba-tiba Enzi menariknya keruang meeting, "Eh ada apa?"tanya Jollyn kebingungan.

"Kita ada meeting, kau ga ingat?" Jollyn mencoba mangingat dan terkejut jika berkas untuk meeting belum siap.

Jollyn menarik lengan jas Enzi dengan cepat, "Enzi.." Tapi Enzi malah menyuruh untuk duduk di kursi,"Tenang saja, aku akan mengurusnya"

Setelah itu semua orang berkumpul di tempat meeting. Jollyn yang masih kebingungan pun hanya bisa menurut pada Enzi bossnya.

"Baik sekarang keluarkan hp kalian dan potret meeting kita hari ini" perintah Enzi.

Saat Enzi menjelaskan untuk meeting, Enzi melihat pegawai yang menyimaknya lalu melihat ke arah Jollyn. Enzi begitu curiga dengan gerak-gerik Jollyn yang seperti tidak memperhatikan. Hingga semua orang di ruangan itu matanya tertuju pada Jollyn.

Enzi mendekati Jollyn dan melihat Jollyn sedang memainkan game onlinenya kembali seperti sebelumnya. Karena merasa kesal Enzi mematikan layar ponsel Jollyn yang tengah asik bermain.

"Kau sudah gila ya?!!" bentak Jollyn yang tidak menyadari situasi. Jollyn terkejut dan panik saat tau yang melakukannya adalah Enzi.

Enzi menatap tajam Jollyn dengan kesal dan amarah, "Jollyn, suka banget ya main game di tempat meeting?" ucap Enzi sambil melihat jam tangannya. "Besok sebelum jam kerja, datang kerumah saya dulu! Bantu saya mengurus sesuatu" Jollyn yang ingin menjawab itu, ditinggal pergi Enzi keluar.

"Aduh, tapi aku barusan kalah main" Karena Jollyn merasa kesal, Jollyn pun keluar dan datang ke kantin sambil melanjutkan game onlinenya. " Huft...Lagi-lagi kalah"

Tiba-tiba ada suara dari game onlinenya,"Hey, kamu kenapa?"

Karena merasa kesal Jollyn akhirnya curhat pada teman gamenya," Hey, bossku otaknya bermasalah. Dia tiba-tiba bertingkah seperti raja seharian. Nyebelin banget"

Lalu teman gamenya memberikan tawaran paa Jollyn,"Gimana kalo kita mabar?". Dengan sangat senang Jollyn langsung menerimanya,"Boleh...Boleh, ayo. Hari ini kita abaikan saja boss menyebalkan itu" ucap Jollyn dengan riang.

Akhirnya mereka mabar bersama sampai sore hari, Jollyn tidak menghiraukan pekerjaannya di kantor dan bermain dengan gamenya.

"Sembunyi-sembunyi" ucap teman mabarnya.

"Bantu aku dari semak-semak" pinta Jollyn untuk melindunginya dari musuh. Setelah lama mereka bermain beberapa kali akhirnya game pun selesai, " Yey! Akhirnya menang lagi! Kamu hebat ga seperti boss ku. Pasti dia ga bisa main seperti kamu," puji Jollyn.

Lalu teman mabar itu bertanya, "Memangnya boss kalian itu sepertinya sangat tampan dan keren ya?"

Jollyn yang merasa pertanyaan teman mabarnya tidak benar, lalu menyangkalnya, "Aiya, monster kering itu mulutnya tajam dengan wajah bau setiap hari. Mau meninggoy rasanya setiap hari".Lalu teman mabarnya bertanya lagi," Mungkin ga seburuk itu?"

Jollyn tidak terima saat teman mabarnya mengatakan itu pun menyengkalnya, "Huft, kamu salah besar. Ouh iya suaranya apa lagi sangat ga enak di dengar mirip bebek...Kwek...Kwek...Kwek"

Disisi lain, teman mabarnya ini memegang jakunnya untuk memastikan suaranya apakah sama seperti yan di bilang Jollyn. Jollyn terus mengomel, "Pokoknya yang kamu kebalikkannya dari dia. Kamu ga menyebalkan, pada dasarnya sangat cocok denganku dan terpenting suaramu sangat bagus. Pasangan gameku, sangat sulit di game mnemukan orang sepertimu" tambah Jollyn.

"Ouh begitu ya, kalo gitu kita ketemuan yuk!" pinta teman mabarnya.

"Nanti sore jam 6 di barista love. Aku datang dengan setangkai mawar merah," tambah lagi.

"Okay, aku kaan datang"

Setelah itu Jollyn kembali ke kantor dan mengambil tasnya untuk menemui janji temu dengan teman mabarnya.

Jollyn datang ke barista love sebelum jam janji mereka. Memesan tempat dan minuman. "Suaranya sangat enak di dengar, rasanya aku ingin mendengarnya langsung dari mulutnya. Pasti sangat tampan," ucap Jollyn sambil memainkan gamenya.

Saat beberapa menit berlalu, ada yang membuka pintu barista. Jollyn melihat ke arah pintu itu dan terkejut.

"Aduh gimana ini...Gimana ini. Enzi itu dia?" Jollyn yang panik memakai kain lap untuk menutupi wajahnya.

Enzi yang tau itu langsung menghampirinya. "Dia harusnya ga mengenaliku" batin Jollyn dengan gugup. Lalu Enzi meletakkan bunga mawar dan memegang tangan Jollyn untuk memberikan bunga itu, " Halo, kamu itu Jollyn, pasangan gameku kan?" tanya Enzi pura-pura tidak tau.

Jollyn yang begitu gugup menjawab," Ga...Ga, kamu salah orang. Aku adalah..." Sebelum menyelesaikan ucapannya, masker itu di buka Enzi dengan cepat.

"Aiya!!"

Enzi membuka chatting nya bersama Jollyn di game dan memutar pemcakapannya tadi siang, 'Monster kering itu mulutnya tajam dengan wajah bau setiap hari. Mau meninggoy rasanya setiap hari'.

Jollyn yang panik, gugup dan takutpun mencoba mencari alasan, "Enzi, kucingnya belum di kasih makan. Pasti pingsan, aku duluan ya"

Sebelum Jollyn pergi, Enzi menahan Jollyn keluar dengan menyilangkan tangannya di tembok. " Ga ada kucing pingsan, kamu ..." Tiba-tiba Enzi memojokkan Jollyn ke dinding dan menyudutkannya.

Jollyn tidak habis akal mencoba merayu Enzi, "Pasangan gameku, gimana bisa ninggalin aku begitu aja?". Akan tetapi, Enzi tiak mendengarkan ucapan pacarnya itu dan mencium bibir Jollyn dengan cepat yang membuat Jollyn membulatkan matanya. 

Crazy In Love : Your Love's Got The Best Part In My LifeWhere stories live. Discover now