Chapter 10 ( Penghancur Hubungan 2 )

90 15 0
                                    



Di saat Jollyn menunggu bus untuk pulang, tiba- tiba ada mobil yang berhenti di depan Jollyn. Ada beberapa pria yang bertubuh gagah yang menyumpal mulut Jollyn.

"Tolong!! Tolong aku" teriak Jollyn sambil memberontak.

Jollyn, mencoba untuk terus memberontak hingga salah satu pria itu memberikan bius agar Jollyn pingsan.

Di saat Jollyn tersadar,Jollyn mendengar suara samar- samar seorang wanita.

"Stella??" ucap Jollyn dengan pandangan samar. Lalu Stella berjongkok di depan Jollyn dan mengatakan, "Kamu diam aja di sini, dia punya aku udah cukup kok" ucap Stella sambil menyentuh wajah Jollyn.

Setelah itu Stella membungkap mulut Jollyn dengan kain agar tidak berbicara dan juga mengikat Jollyn di sebuah kursi. Di saat semua rencana Stella berhasil, Stella pergi meninggalkan Jollyn dan pergi ke kantor untuk menemui Enzi.

"Enzi, aku sudah mengurusnya" Tapi Stella tidak melihat keberadaan Enzi di dalam ruangannya.

"Pergi kemana dia?" tambah Stella sambil bergegas mencari Enzi tapi Enzi langsung muncul di depan Stella. Lalu Stella langsung memeluk Enzi dengan kencang.

"Siapa yang nyuruh kamu pergi dari sini?!!" Stella sangat marah dengan Enzi karena tidak mengikuti perintah Stella.

"Aku..." Sebelum Enzi melanjutkan kalimatnya, Stella lalu Stella lagi lagi memeluk Enzi dan mengatakan, "Maaf, aku terlalu saying sama kamu. Selamanya kamu harus berada di sisi ku ya. Please??" Dengan nada memelas tapi terkesan jahat.

Lalu Stella membuat Enzi seperti boneka yang dia inginkan. Menyuapi Enzi dengan paksa, mengajak kemana pun yang di inginkan Stella, Enzi hanya bisa pasrah menunggu aba aba untuk pergi menyelamatkan Jollyn.

"Stella, kaki ku sakit...Sepertinya aku ga bisa jalan" Pura pura sakit agar rencana Enzi berhasil.

Saat Enzi mengira Stella pergi, Enzi mencoba untuk keluar akan tetapi Stella dengan cepat berdiri di depan Enzi di depan pintu.

"Mau kemana kamu??Pasti kamu nyariin aku ya??Pasti kamu capek berdiri, aku bawakan kamu kursi roda"

Enzi sangat terkejut saat Stella ada di tempat itu juga, "Jollyn tunggu aku, aku akan menyelamatanmu" batin Enzi.

Enzi tidak ada pilihan selain mengukuti yang Stella inginkan untuk memikirkan cara lain. Stella menyuruh Enzi untuk naik ke kursi roda.

Stella lalu mengajak Enzi keluar dengan kursi roda itu. Tiba tiba ada beberapa pegawai kantor melihat Enzi pun menyapanya," Boss Enzi" tapi Enzi hanya bisa melihat tanpa menjawabnya.

Tapi di saat pegawai itu melewati mereka membicarakan Enzi,"Eh, kaki boss Enzi kenapa ya??"

Lalu Stella melihat pegawai tadi dengan ganasnya, "Kamu suka dua perempuan tadi??Iyakan??" Tanya Stella dengan tatapan ganasnya yang langsung di tolak Enzi agar pegawainya tidak terkena imbas kejadian ini.

Enzi pikir Stella percaya dengan jawaban Enzi lalu Stella menampar Enzi dengan kencang, "Lalu kenapa kamu melihat mereka??!!Ayo cepat katakana!!"

Stella menggenggam erat rahang Enzi, tapi Enzi hanya bisa diem saja. Lalu Stella mengambil kain dan menutup mata Enzi, " Dimata kamu hanya boleh ada aku" ucap Stella. Tapi Enzi yang terus memikirkan Jollyn, mengucapkan nama Jollyn dengan keras hingga Stella yang mendengarkan pun emosi dan melemparkan air ke wajah Enzi.

"Jangan sebutkan namanya lagi atau dia akan ku bunuh" ucap Stella dengan emosi.

"Apa bagusnya Jollyn sih dari pada aku?" tambah Stella.

Lalu Stella pergi meninggalkan Enzi yang matanya masih terikat. Enzi mencoba membuka ikatan matanya dan mencoba untuk berdiri tapi malah tersandung. Enzi beruaha bangkit dan berlari mengikuti Stella, karena takut akan terjadi sesuatu pada Jollyn.

Di sisi lain, Stella telah sampai ke tempat di mana penyekapan Jollyn berada, " Sudah ku bilang,Enzi milikku. Kau jangan pernah memasuki pikiran Enzi ku!!!" teriak Stella pada Jollyn.

Jollyn yang beusaha untuk melepaskan ikatan pada tangannya itu pun mencoba membela dirinya," Kamu sudah gila ya, dasar wanita gila!!" bentak Jollyn dengan keras hingga membuat Stella pun jadi memanas," Apa dengan adanya kamu mati, Enzi akan jadi milikku?!!" ucap Stella sadis.

"Kamu adalah psikopat gila!! Enzi selamanya ga akan mencintaimu!!" teriak Jollyn hingga akhirnya ikatan pada tangnnya terlepas.

Stella yang sudah siap siaga pun mengambil tongkat baseball dan melayangkan tongkat itu di tubuh Jollyn dan juga kepalanya hingga membuat Jollyn tidak sadarkan dirinya, tapi Stella masih terus memukul dan menampar Jollyn dengan keras.

"Tidak Enzi milikku, dan bukan milikmu Jollyn!!!" teriak Stella.

Setelah beberapa lama Stella menyakiti Jollyn yang tidak berdaya itu, ada beberapa orang yang memukul habis-habisan bodyguard Stella hingga tumbang. Hingga menyisakan Stella yang berada di dalam bersama Jollyn.

"Siapa kalian??" tanya Stella.

"Kami akan menemanimu dan merawatmu" ucap salah satu perawat.

Tapi Stella terus memberontak dan memukul beberapa perawat yang ingin menangkap Stella. "Aku ga mau kemana-mana, aku hanya akan bersama Enzi kesayanganku" teriak Stella.

Hingga Enzi datang dan melihat Jollyn yang tergeletak di lantai penuh luka," Jollyn!!" teriak Enzi dengan sedih.

Sesaat melihat kearah Stella dan menyuruh anak buah Enzi untuk menangkap Stella.

"Maaf Jollyn, aku kan membawamu pulang" Enzisangat sedih dan memeluk tubuh Jollyn yang tidak sadarkan diri itu di pangkuannya.

"Enzi..."Terdengar suara lemas dari Jollyn membuat Enzi langsung mengangkat tubuh Jollyn ke dalam mobil dan melajukan mobilnya dengan cepat ke rumah sakit terdekat.

Di saat sudah sampai di rumah sakit dan Jollyn di rawat, dokter mengatakan, "Dia hanya mengalami sedikit trauma dengan kejadian yang terjadi" Setelah beberapa lama Enzi berbincang tentang keadaan Jollyn. Enzi masuk ke dalam ruangan dan memegang kepala Jollyn dengan lembut," Kamu tenang saja, Stella sudah di tangani. Ga akan lagi yang akan menyakiti mu" ucap Enzi untuk menenangkan Jollyn.

Jollyn hanya terlihat diam dan tidak menjawab, Enzi yang paham dengan kondisinya hanya bisa memeluk Jollyn dengan hangat, dan Jollyn membalas pelukkan Enzi yang membuatnya senang. Tidak lama Jollyn merasakan perbedaan dari Jollyn.

"Jollyn, kamu ga kenaoa-kenapa kan??" tanya Enzi dengan cemas.

"Enzi jangan pergi, kau hanya milikku" ucap Jollyn sambil memeluk Enzi dengan erat.

"Tentu saja aku milikmu, hanya milikmu"

Jollyn tersenyum seakan-akan Jollyn memiliki sikap yang sama dengan Stella. Karena khawatir, Enzi keluar ruangan ," Aku akan mengambil air hangat untukmu" Lalu Enzi melihat ada perawat dan meminta perawat yang lewat untuk menghubungi dokter kambali.

Tapi Jollyn melihat Enzi dengan tatapan yang sadis dan sangat dingin ke arah Enzi.

"Dokter, apa yang terjadi dengan Jollyn?Sikapnya sama seperti Stella sebelumnya, apa perlu perawatan lebih lanjut??" tanya Enzi dengan khawatir.

"Kami akan memeriksa lagi nanti keadaan pasien dengan sangat rinci kembali. Mohon bersabar karena dia juga baru saja tersadar." Enzi memaklumi dengan terkata dokter memang ada benarnya.

"Apakah pasien wanita yang bernama Stella ada penyakit atau kelainan jiwa?" tanya Enzi lagi.

"Kami telah memeriksa wanita itu dan sekarang sudah ada di ruangan perawatan yang sangat terpantau, wanita itu punya kelainan jiwa yang membuatnya sangat terobsesi akan sesuatu hal itu saja. Dia akan melakukan apapun untuk mendapatnya yang dia mau. Lebih baik anda jangan tinggalkan pasien sendirian agar hal ini tidak terjadi pada pasien juga, karena pasien juga terdapat trauma"

Enzi yang mendengar itu sungguh tercengang dan melihat Jollyn yang mencium jas milik Enzi seperti orang yang terobsesi secara berlebihan.

Crazy In Love : Your Love's Got The Best Part In My LifeWhere stories live. Discover now