Hai semua!Gimana? Bagus gak ceritanya?
Kalau agak aneh maklumin aja. Soalnya ini cerita pertamaku
Kalau ada typo tolong tandain
Jangan lupa vote, komen, dan follow🖐
Mau feedback? Dm saja
--
Semua orang berkerubung di meja milik Abi. Abi yang baru saja datang bingung. Kenapa semua berada di mejanya?
"Ada apa nih? Kok rame banget," ujar Dobby dengan heboh mendekati kerumunan itu. Wajahnya berubah pias ketika melihat apa yang sedang dikrumunin itu.
Abi yang penasaran pun ikut mendekati mejanya. Abi shock melihat ada tulisan DIE dengan tinta merah di atas mejanya. Rehan menyuruh kerumunan itu untuk bubar.
Rehan menyentuh tulisan tersebut, kemudian mencium baunya. Anyir, ini darah pikir Rehan. Ia melihat Abi yang terdiam, menjauhkan laki-laki itu dari tkp dan menyuruhnya untuk duduk di bangkunya.
Vano diam menyaksikannya di ambang pintu. Tak berniat untuk mendekat. Rehan membersihkan kekacauan tersebut, dan menempatinya.
Dobby menepuk pundak Abi, mencoba menenangkan kalau semua akan baik-baik saja. Abi hanya mengangguk, mencoba untuk terlihat biasa saja. Padahal dalam hatinya, ia sangat takut.
.
.
.
.Saat jam kosong, Abi memilih pergi ke rooftop untuk menenangkan pikirannya yang sedah ruwet. Ia menerka-nerka siapa yang melakukan semua ini padanya. Memang ia punya salah apa? Sampai-sampai ingin dia mati?
Suara pintu berdecit, membuat Abi menoleh. Ternyata Vano yang datang. "Siang-siang bolong ngelamun. Kerasukan ntar lo," ujar Vano duduk di sebelah Abi.
Tumben sekali orang yang ada di sampingnya ini mengajaknya berbicara. "Lo doain gue kerasukan?" ujar Abi sebal.
"Siapa tau gitu."
"Kenapa sejak gue pindah ke sekolah ini, ada aja kejadian yang gak ngenakin gini. Gue salah apa?"
"..."
"Padahal gue berharap kalau di sekolah ini hidup gue tenang, dapet banyak temen. Nilai gue naik."
"..."
"Kalau kaya gini sama aja kayak sekolah gue dulu. Cuma bedanya gak ada kekerasan fisik."
"Kekerasan fisik?"
"Gue dulu di bully karena dianggap gak normal. Hanya karena gue gay. Giliran gue ngelawan, langsung DO. Sialnya yang gue lawan anak kepala sekolah."
Vano hanya diam menyimak, ternyata hidup teman sebangkunya itu tidak semulus yang ia kira. Deg! Jantung Vano berdetak dua kali lebih cepat, kepalanya sedikit sakit. Ia merasa de ja vu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of You || Harukyu ✓
Fanfiction[END] Abian Sakra terpaksa harus pindah sekolah khusus laki-laki karena suatu alasan. Bahkan harus tinggal di asrama karena ayahnya sudah tidak mau lagi melihat dirinya. Awalnya Abi pikir akan baik-baik saja, tetapi teman sebangkunya Devano Karendra...